Pak Kusuma

Menarik memang mengulas tentang evolusi manusia ini...
karena manusia sebagai "benda manusia" adalah benda yang bisa dijamah,
diraba, dicium, dipandang, didengar (semua panca indera bisa merasakan
kehadiran manusia ini..)

Pembicaraan mulai menjadi campur aduk antara science dan agama pada saat
mengungkap darimana asal usul manusia ini..
Agamis menyatakan manusia ciptaan Tuhan ( titik , tidak ada koma), sementara
para science berpikir bahwa manusia yang bisa dirasakan oleh panca indera
tentu diciptakan/melalui proses yang bisa dirasakan oleh panca indra juga (
sementara Tuhan bagi sebagian besar masyarakat adalah sesuatu yang tdk bisa
dirasakan oleh panca indra..)

Bagaimana kalau Tuhan melalui perantaraan alien menciptakan manusia modern
melalui penggabungan gen alien dengan gen manusia purba ? apakah lalu kita
bukan ciptaan Tuhan ? Sama seperti kita lahir dari pencampuran sperma dan
ovum orang tua kita, apakah lalu kita merupakan ciptaan orang tua kita dan
bukan Tuhan ?

Bagaimana  kita mendapat konsepsi Tuhan padahal kita tidak pernah bertemu
Tuhan, tentunya pertama dari orang tua kita.
Bagaimana manusia modern pertama mengenal Tuhan , tentunya kalau alien
sebagai orang tua manusia modern, ya konsep Tuhan pertama juga berasal dari
alien....jadi alien juga berTuhan....karena kalau memang Tuhan menciptakan
alam semesta ini tentu alien juga akan mengenal namanya Tuhan , dan itu
malah menunjukan kebesaran Tuhan....

jadi ya saya sih santai aja kalau manusia modern memang "harus" keturunan
alien, tdk ada yang bertentangan dengan konsepsi ketuhanan kok.

2011/7/7 R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>

> **
>
> Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai  Theori  Evolusi saya ingin
> mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3,
> yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian”******
>
> Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama,
> mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi
> theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah
> tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?****
>
> Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal
> sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita
> dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan
> (benar)  karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan
> pengamatan dan penalaran logika,  ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran
> haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah
> penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya
> lain.****
>
> Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita
> itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi
> apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu
> yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan
> dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita
> amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan
> demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat
> diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak
> boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the
> game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan
> keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati).
> Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan
> pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu
> dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan
> fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita
> ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan
> kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang
> logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk
> geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan.  Misalnya
> saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk
> penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para
> scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat
> atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini
> terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di
> ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan
> muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia,
> apalagi astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy
> Karl Popper mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti
> dengan teori yang lain, yang lebih maju.****
>
> Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal
> percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan
> yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je
> in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam
> gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman
> atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab
> suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak
> perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera
> kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa
> menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan
> pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual.****
>
> ** **
>
> Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya  tidak merasa
> demikian.  Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya
> dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja
> kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial,
> kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan
> Haditz yang  mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita
> menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang
> dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan
> tenteram  dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang
> beragama.****
>
> Wassalam mu’alaikum****
>
> RPK****
>
>  ----- Original Message -----
> *From:* Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>   *Sent:* Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
>
> perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level
> ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang
> menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan
> eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda.
>
> Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis
> norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa
> Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak
> ilmiah dan munafik.
>
> sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak
> yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh
> tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua
> tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan
> individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian?
>
> Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah
> fosil..... gigi.
>
> Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.
>
> Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata
> mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.
>
> Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai
> fosil alien.
>
>
> Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random
> itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia?
> Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di
> sini 90%". Sebuah ketidakeksakan.
>
> Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari
> spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir
> pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari
> spesies yang lama?
>
> Limit mendekati nol.
>
> Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa
> menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.
>
> Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah
> membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi
> mengusir saya dari keilmiahan?
>
> 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono <yuw...@gc.itb.ac.id>
>
>> Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai
>> ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
>> Salam,
>> YSY
>> ----- Original Message ----- From: <strivea...@gmail.com>
>>
>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
>>
>>
>>
>> Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax
>>>
>>> visit strivearth.com and be entertained
>>>
>>> -----Original Message-----
>>> From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
>>> To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; geologi...@googlegroups.com<ge**
>>> ologi...@googlegroups.com <geologi...@googlegroups.com>>
>>> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
>>> Mnarik.
>>> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
>>>
>>> Rdp
>>> --------------
>>>
>>> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
>>>
>>> 
>>> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
>>>
>>> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB
>>>
>>> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
>>> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
>>> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
>>> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
>>> modern.
>>>
>>> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
>>> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
>>> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
>>>
>>> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
>>> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
>>> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
>>> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.
>>>
>>> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
>>> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
>>> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
>>> sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
>>> tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.
>>>
>>> Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
>>> selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
>>> Homo sapiens di Asia.
>>>
>>> “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
>>> manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
>>> 2011.
>>>
>>> Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
>>> erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
>>> dari 550 ribu tahun lalu.
>>>
>>> Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
>>> Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
>>> manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
>>> bermigrasi ke belahan lain di Bumi.
>>>
>>> Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
>>> spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
>>> yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
>>> dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.
>>>
>>> Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
>>> manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
>>> Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
>>> Library of Science ONE. (sj
>>>
>>> --
>>> Sent from my mobile device
>>>
>>> *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"*
>>>
>>> ------------------------------**------------------------------**
>>> --------------------
>>> PP-IAGI 2008-2011:
>>> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>>> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>>> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>>> ------------------------------**------------------------------**
>>> --------------------
>>> Ayo siapkan diri....!!!!!
>>> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
>>> September 2011
>>> ------------------------------**------------------------------**
>>> -----------------
>>> To unsubscribe, send email to: 
>>> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.**or.id<http://iagi.or.id/>
>>> To subscribe, send email to: 
>>> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.**id<http://iagi.or.id/>
>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>> No. Rekening: 255-1088580
>>> A/n: Shinta Damayanti
>>> IAGI-net Archive 1: 
>>> http://www.mail-archive.com/**iagi-net%40iagi.or.id/<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/>
>>> IAGI-net Archive 2: 
>>> http://groups.yahoo.com/group/**iagi<http://groups.yahoo.com/group/iagi>
>>> ------------------------------**------------------------------**
>>> ---------
>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
>>> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
>>> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
>>> use of any information posted on IAGI mailing list.
>>> ------------------------------**------------------------------**
>>> ---------
>>>
>>>
>>>
>>
>> ------------------------------**------------------------------**
>> --------------------
>> PP-IAGI 2008-2011:
>> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>> ------------------------------**------------------------------**
>> --------------------
>> Ayo siapkan diri....!!!!!
>> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
>> September 2011
>> ------------------------------**------------------------------**
>> -----------------
>> To unsubscribe, send email to: 
>> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.**or.id<http://iagi.or.id/>
>> To subscribe, send email to: 
>> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.**id<http://iagi.or.id/>
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1: 
>> http://www.mail-archive.com/**iagi-net%40iagi.or.id/<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/>
>> IAGI-net Archive 2: 
>> http://groups.yahoo.com/group/**iagi<http://groups.yahoo.com/group/iagi>
>> ------------------------------**------------------------------**---------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
>> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
>> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
>> use of any information posted on IAGI mailing list.
>> ------------------------------**------------------------------**---------
>>
>>
>
>
> --
> Visit http://www.strivearth.com and be entertained
>
>

Kirim email ke