Masalah asal muasal kita memang selalu dan memang seharusnya menjadi minat kita untuk lebih tahu.
Bagi saya tidak ada pertentangan antara agama dan sains. “Pertentangan” itu semata mata karena kita belum mengerti. Ilmu pengetahuan kita dan juga pemahaman kita akan kitab-kitab suci memang sangat terbatas. Barangkali saya bisa ketengahkan beberapa pokok pikiran iseng dalam obrolan ngalor-ngidul ini: 1. Kalau diskusi tentang “evolusi” harus lebih spesifik sehingga tidak blunder. Evolusi alam semesta – sudah tidak terbantahkan secara sains (dari “the big-bang” sampai sekarang). Unsur asalnya satu, yaitu hydrogen, kemudian “berkembangbiak menjadi banyak unsure. Kita tahu juga isi dan rupa bumi berevolusi. Tektonik lempeng tidak ada sejak awal. Demikian juga mahluk hidup berevolusi dari mahluk bersel-satu yang sederhana sampai yang bersel banyak dan rumit dan ini mengalami berbagai kepunahan missal sampai kepada zaman peradaban kita, manusia. Nah mungkin yang dimaksud oleh evolusi kita di sini adalah: ”apakah benar manusia itu “diciptakan” dengan cara di-evolusikan dari mahluk yang lebih rendah (i.e. seperti sejenis kera)”? 2. Suka atau tidak suka, asal muasal kita hanya ada dua pilihan: “hasil evolusi dari mahluk-apa-pun-yang lebih rendah sebelum mencapai “derajat manusia” atau “diturunkan” ke bumi sudah jadi manusia sempurna – alias kita ini “alien” kata Pak kartiko sih J Apakah ada opsi lain? 3. Mengurai dua hal di atas tentu tidak mudah karena data ilmiah yang ada masih sepotiong-sepotong, demikian juga “Info absolut” dari Tuhan via kitab suci juga sukar untuk dipahami (meskipun tentunya gampang saja kalau untuk ditafsirkan secara semaunya J ). Mungkin yang lebih bisa kita uraikan di sini adalah KAPAN mulai ada manusia (seperti kita). Manusia nenderthal mungkin belum manusia. Homo Erectus yang sudah ada sejak 1.8 jt tahun katanya juga diragukan berkemampuan budi-pikiran seperti kita. Katanya Homo Erectus berumur 400 rb tahunan sudah punya volume otak seperti manusia modern. Homo Sapien, kalau saya tidak salah sudah ada sejak sekitar 200 rb tahun lalu. Namun menurut seorang teman yang ahli dalam masalah ini, berdasarkan penelitian baru sekitar 90 ribuan Homo Sapien ini mengalami satu “loncatan intelegencia” menjadi “pintar-beradab” ditandai dari mulai mengenal Tuhan. Namun menurut kebanyakan literature baru sekitar setelah 50 rb tahunan yang lalu banyak ditemukan artefak-artefak yang berkaitan dengan peradaban Homo Sapien ini. Jadi bisa juga dibilang bahwa 50,000 BC adalah waktu munculnya peradaban manusia (modern). Okay, singkat kata saya bisa bilang bahwa “ manusia modern” seperti kita baru muncul sekitar 50 – 90 rb tahun lalu. 4. Yang sangat mengherankan, menurut mainstream dunia ilmiah, sampai 10,000 tahun lalu manusia itu hidup dalam jaman batu (“stone age”). Peradaban kita sekarang mulai tumbuh merayap sejak 10,000 tahun lalu itu. IPTEK peradaban kita sekarang bahkan baru mulai berkembang pesat setelah Hukum Newton ditemukan (akhir abad 17 Masehi). Jadi masa perkembangan IPTEK canggih kita sekarang sangat singkat, hanya ratusan tahun ! dibandingkan dengan keberadaan manusia sejak, at least, 50 rb tahun lalu itu. 5. Ada beberapa hal yang bisa kita diskusikan: a. Apakah logis bahwa manusia ini hidup berpuluh-puluh ribu tahun lalu di muka bumi dalam zaman batu, seperti setengah binatang? Kalau iya, kok bisa? (katanya menurut fakta ilmiah, Homo Sapien sejak 90,000 rb-an tahun lalu itu kemampuan otak-nya sudah sama seperti kita sekarang) b. Ada seorang ahli paleoclimate, teman saya, yang memberikan alasan bahwa memang Climate bumi ini sampai 10,000 tahun lalu sangat tidak stabil (ekstrim) sehingga manusia tidak ada kans untuk bermasyarakat dan mengembangkan peradaban, selain hidup terlunta-lunta dari gua ke gua (he he he). Katanya data-nya sangat solid. Saya tidak ahli dalam masalah ini, tapi saya sangat meragukan hal ini karena dua hal: 1. Data paleoclimate itu kelihatannya kebanyakan diambil dari wilayah high latitude, jadi bisa saja wilayah khatulistiwa jauh lebih nyaman untuk hidup, 2. Mustahil manusia berakal seperti kita tidak cukup pintar untuk mengatasi apapun tantangan dari alam sekitarnya selama berpuluh ribu tahun. c. Kalau kita ditanya orang kapan“Adam dilempar” ke bumi di dalam Timeline perkembangan manusia ini? Apa jawabannya yang paling masuk akal? Kalau menurut buku-buku di Gramedia sih Adam itu “diturunkan” sekitar 6000 tahun lalu (ha ha ha). Setahu saya Kitab Suci manapun tidak ada yang mengatakan timeline-nya ini. Jangankan Adam, nabi-nabi setelahnya pun, seperti Nuh dan Sulaiman tidak ada data timeline-nya yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan (baik secara religious ataupun sains). Sekian dulu, mohon dikoreksi kalau ada info yang kurang tepat. Barangkali yang lebih ahli dalam bidang bersangkutan bisa urun rembug untuk memperkaya wawasan tentang asal-muasal manusia dan perkembangan peradabannya ditinjau dari sains. Termasuk apabila ada yang punya pengetahuan untuk mengurutkan 25 nabi utama dalam Kitab-Kitab Suci dalam timeline yang masuk akal atau ada dasarnya. Salam, DHN From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Thursday, July 07, 2011 2:38 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian” Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain. Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan. Misalnya saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, apalagi astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori yang lain, yang lebih maju. Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual. Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya tidak merasa demikian. Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang beragama. Wassalam mu’alaikum RPK ----- Original Message ----- From: Eko Prasetyo <mailto:strivea...@gmail.com> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan munafik. sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah fosil..... gigi. Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil alien. Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies yang lama? Limit mendekati nol. Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran. Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi mengusir saya dari keilmiahan? 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono <yuw...@gc.itb.ac.id> Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. Salam, YSY ----- Original Message ----- From: <strivea...@gmail.com> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax visit strivearth.com and be entertained -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; geologi...@googlegroups.com<geologi...@googlegroups.com> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mnarik. Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) Rdp -------------- Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern. Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan Homo sapiens di Asia. “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli 2011. Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih dari 550 ribu tahun lalu. Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum bermigrasi ke belahan lain di Bumi. Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public Library of Science ONE. (sj -- Sent from my mobile device *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- -- Visit http://www.strivearth.com and be entertained