Tidak perlu dipertentangkan antara dua teori, baik uniformitarism maupun catastrophic. Dua- duanya bisa saling melengkapi, perbedaannya hanya pada "Rate of Process": high rate menimbulkan katastrofi, Low Rate mengakibatkan Uniformitarisme.Tinggal menerapkannya pada kasus per kasus, tak iyo? Salam, YSY
-----Original Message----- From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Wednesday, February 08, 2012 9:45 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Saya dapat memahami, namun masih belum bisa melihat bagaimana hubungannya dengan peradaban. Jelas sekali bencana (katastropi?) sangat 'disrupt' kehidupan manusia, tapi sampai di mana hubungannya dg peradaban manusia sebagai mana didengungkan dalam Sarasehan? RPK Powered by Telkomsel BlackBerryR -----Original Message----- From: "Danny Hilman Natawidjaja" <danny.hil...@gmail.com> Date: Wed, 8 Feb 2012 09:05:53 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Uraian Pak Koesoema yang sangat menarik mengingatkan saya kembali tentang prinsip dasar dalam "mainstream geology". Ada sudut pandang yang berbeda dari ilmu geologi yang mempelajari gempa dan bencana alam dengan "mainstream" ini. Perbedaan ini utamanya ada pada skala waktunya. Mainstream cerita tentang sejarah geologi selama jutaan-puluhan juta tahun sedangkan geologi bencana fokusnya kepada sejarah geologi selama tahunan, ratusan, puluhan ribu sampai ratusan ribu tahun. Paleoseismology umumnya hanya meneliti stratigrafi sampai ribuan tahun, jarang sampai lebih tua dari 10.000 (Holocene). Seorang mainstream geology melihat fault offsets 100 meter dianggap sebagai bagian kecil dari pergerakan tektonik yang jauh lebih besar selama jutaan tahun, sedangkan earthquake geology mengartikan 100 meter offsets tersebut setara dengan kejadian 5 kali bencana besar gempa yang berkekuatan 9 SR (Mw 9)! Ilmu tektonik melihat sebuah bangunan (tektonik) besar yang berdiri di atas suatu ketidakselaran dengan bumi tempatnya berdiri sedangkan earthquake geology focus kepada elemen-elemen yang membangun bangunan tersebut (bata-bata, pintu, jendela)yang dibatasi oleh "ketidakselarasan" yang lebih kecil ("earthquakes are tectonic bricks to mountains"). Ahli tektonik melihat proses uplift (permanent deformations) yang perlahan-lahan (uniformitarianisms) pada accretionary prisms - subduction zone sehingga membentuk fore-arc ridges seperti Kep. Mentawai selama jutaan-puluhan juta tahun; sedangkan earthquake geology melihat earthquake/megathrust cycles akibat proses elastic deformation yang membuat outer-arc ridge bergerak-gerak seperti yo-yo dalam skala ratusan-ribuan tahun. Mainstream melihat Unconformity-Catastrophic yang besar seperti Cretaceous-Tertiary (C-T) boundary yang diakibatkan tumbukan meteor yang jatuh di Chixulub, Mexico. C-T Unconformity membatasi berakhirnya zaman dinosaurus dan mulainya dominasi species mamalia dst... sampai munculnya Homo Sapiens/manusia. sedangkan geologi bencana focus kepada proses "catastrophic" yang terjadi pada masa dominasi Homo Sapiens ini. Dalam skala waktu ini, kejadian bencana "katastropik" seperti letusan gunung Krakatau 1883 dan gempa-tsunami besar seperti di Aceh tahun 2004 ini bukan catastrophic dan tidak meninggalkan jejak "unconformity geology" dalam pandangan mainstream, tapi terlihat sebagai "disrupted stratigraphy" yang dapat membatasi dua masa kehidupan yang berbeda di atas dan bawahnya. Wass. DHN -----Original Message----- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, February 05, 2012 1:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global. Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka, yang terutama meng-"invoke" adanya suatu bencana (global) untuk perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik, cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah waktu jutaan, bahkan ratusan juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu akan terwujud. Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan Alvarez ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr. Geologist) di tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop Irridium yang luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya benturan meteor di selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk menjelaskan punahnya dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak ditemukan dalam bentuknya jelaga, shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari kawah2 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di jelaskan pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini harus diakui sebagai proses geologi yang lumrah. Nah mulai lah kembali prinsip malapetaka ini atau disebut Neo-Catastrophism. Selain benturan asteroid sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption mulai disadari yang dapat merubah iklim dunia dengan "nuclear winternya" dan kepunahan kehidupan massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang tidak berbentuk kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone Supervolcano. Juga keberadaan flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian Trap, Columbia Plateau, sekarang ini ditafsirkan sebagai suatu letupan yang dahsyat yang mengeluarkan abu dan gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi malapetaka untuk seluruh dunia. Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC Knowledge, History sangat rajin menayangkan masalah malapetaka global ini. Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream" geology kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang disebut "Punctuated Uniformitarianism" (proses-proses geologi berjalan seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada waktu-waktu tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Saya baru sadar dari penjelasan Pak Danny Hilman, bahwa Prinsip Neo-Catastrophism ini sekarang juga kelihatannya diterapkan dibidang arkeologi, bahwa suatu peradaban itu berakhir oleh karena suatu bencana, meskipun bencana yang bersifat lokal, seperti Peradaban Maya dengan piramide-nya berakhir karena bencana perubahan iklim yang dahsyat, atau peradaban Borobudur dengan letusan Merapi. Makanya research-nya Pak Andang dan Pak Danny ini giat mencari bukti-bukti adanya peristiwa bencana purba, seperti tsunami, gempa bumi, ledakan gunung api dan mencoba menghubungkan dengan peradaban dalam bentuk piramide atau bangunan megalithik. Maka tidak aneh kalau "bergabung" dengan team Katastrophic Purba dan keterkaitannya dengan "piramid" Mudah-mudahan hal pencerahan ini adalah seusai dengan yang dimaksud Pak Danny dan Pak Andang. RPK ----- Original Message ----- From: "Danny Hilman Natawidjaja" <danny.hil...@gmail.com> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Saturday, February 04, 2012 9:33 PM Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY > Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik, > > Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda. > > Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih > dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Saya > juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer bertemu dan > berbincang-bincang dengan Presiden SBY. > > > > Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek > utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok > Indonesia, > Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini, > meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya. Yang jelas, dari DNA > manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi > perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang > dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat > radiometric dating untuk time histories-nya). Nah berdasarkan riset DNA, > manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang > nya > sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena > kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan > Katastropik Toba! > > Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi > manusia purba. Yang membuat saya "excited" adalah hasil pemetaan DNA yang > menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human > dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan > airlaut > yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda > 15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di > email ke Pak Koesoema). Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari > Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar > 8000 > tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh "human dispersal" tsb . Jadi banjir > katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan > 12.000-an tahun lalu saja seperti yang saya pahami sebelumnya. > > > > Ngomong-ngomong soal penggenangan daratan Sunda sejak 20.000 s/d 8000 > tahun > lalu itu, Openheimer bilang bahwa dia terpaksa ngomong bak geologist untuk > bukunya tsb, dan dengan rendah hati minta maaf kalau salah-salah katanya > (sambil tersenyum). Kemudian kita ngobrol tentang betapa indah permainya > "lembah" Laut Jawa pada waktu masa sebelum tergenang laut, yaitu sebuah > dataran padang rumput yang sangat luas dialiri oleh sungai yang sangat > besar > yang berhulu ke Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan sekarang, juga > dikelilingi oleh hutan tropis, dan gunung-gunung api... benar-benar Eden > in > the East. Ingat juga bahwa pada jaman dingin diantara 20.000 s/d 10.000 > tahun lalu iklim masih ekstrim - dan wilayah yang paling tidak ekstrim > adaah > di dekat khatulistiwa (Saya dengarbaru-baru ini ada larangan ke beberapa > Negara di Eropa karena iklim di sana sangat ekstrim - banyak orang > meninggal...). Saya bercanda bahwa:"kalau saya adalah bangsa yang paling > adikuasa di Dunia waktu itu maka sudah dipastikan wilayah Indonesia > khususnya lembah Laut Jawa yang akan saya diami (kalau perlu saya taklukan > dulu penduduk aslinya)" - Oppenheimer tertawa, lalu bilang: "Benar, tentu > saja; Saya yakin bahwa manusia Nusantara Purba mendiami wilayah dataran > rendah tersebut sebelum digenangi air". Lalu teman di sebelah langsung > nyeletuk iseng: " Jadi Pak Oppenheimer percaya bahwa Atlantis itu di > Indonesia". Ini jawaban Oppenheimer: "Hmm, saya selalu berusaha > menghindari > nama itu (bukannya tidak percaya) karena setiap saya bilang Atlantis > orang-orang langsung memalingkan muka". Katanya sambil mesem-mesem. > Kemudian teman di sebelah saya nyeletuk lagi:" Sudah dengar tentang > Piramid > Sadahurip? Apakah Pak Oppenheimer percaya Piramid itu ada"? (dalam hati > saya: "waduhh konyol juga nih teman...kaya pertanyaan wartawan aja J). > Jawaban Oppenheimer, seperti yang saya duga: "Hmm, yeahh, that's > interesting, but forgive me that I always be skeptical to hear such things > until I know the facts". Teman itu terlihat agak kecewa, tapi saya > bisikan > :" Jawaban dia justru bagus, artinya dia peneliti beneran; kalau dia > bilang > percaya saya malah akan kecewa". Kemudian saya cerita bahwa kami > menemukan > hard facts yang menakjubkan di Gunung Padang - yang dikenal sebagai Situs > Megalitikum. Saya cerita sedikit - dan Oppenheimer kelihatannya sangat > tertarik, dia bilang ingin sekali berdiskusi tentang masalah "scientific > findings" detil di Gunung Padang. Dia bilang kalau punya waktu ingin > berkunjung ke sana. Oppenheimer sebetulnay berencana datang pada acara > tgl > 7 Februari, tapi minta maaf tidak bisa karena harus segera ke Bali untuk > persiapan acara Seminar Kebudayaan di Sanur yang diadakan oleh UI. > > > > Kemudian Oppenheimer bilang bahwa tentu saja akan sangat mengagumkan > apabila > kita dapat menemukan artefak berupa sebuah Monumen/bangunan purba yang > megah, meskipun demikian dia tidak riset kearah sana karena terlalu susah > katanya (dalam hati saya:"tentu saja, ente kan dokter... ). "Yang saya > cari > adalah domestikasi/peralatan-peralatan sederhana untuk pertanian dan > peternakan karena ini gampang ditemukan dimana-mana. Untuk bikin monumen > yang megah-megah pasti butuh makan kan" Kata Oppenheimer sambil senyum. > Nah, hasil penelitian Oppenheimer ini dahsyat, diantaranya adalah sbb: > > 1. Bahwa binatang ternak ayan, babi, dan kambing (kalo tidak salah) > adalah berasal dari Nusantara. Bangsa nusantara sudah berternak ini sejak > SEBELUM 10.000 tahun lalu! Oppenheimer menemukan bukti bahwa sekitar 8000 > tahun lalu hewan-hewan ternak ini sudah dibawa oleh para pelaut Nusantara > ke > Pulau Bismarck dan pulau-pulau lainnya di Pacific. Kemudian juga tentunya > hewan-hewan ternak ini menyebar ke Asia juga. > > 2. Induk peradaban teknologi pertanian juga dari Nusantara (lebih > dari > 10.000 tahun lalu) > > 3. Teknologi pelayaran di dunia ini asal-muasalnya juga dari > Nusantara. Menurut Oppenheimer, yang mendorong bangsa Nusantara "dipaksa" > mengembangkan teknologi pelayaran ini adalah peristiwa banjir besar dari > 14.8000 sampai 8000 tahun lalu tersebut. > > > > Nah, bagi saya konklusi Oppenheimer bahwa di Zaman Pra Sejarah Indonesia > adalah pusat peradaban dari teknologi pertanian, perikanan, dan pelayaran > sudah lebih dari cukup. Itu adalah basis utama untuk membangun peradaban > adijaya pada masa itu...apapun namanya...sebut sajalah Kerajaan Inohong > Sunda Purba...he he he. > > Masa Dokter Oppenheimer kita paksa juga untuk ngerti masalah gunung dan > piramida (mending kalo ditemenin Cici Piramida), lebih-lebih lagi disuruh > nyilem ke dasar laut seperti candaannya Pak Sby .. Kasian dong bo, udah > tua > lagi...tega amat... Ta Iya J. > > > > Catatan: Dalam acara temu-muka dengan RI-1, Pak SBY hanya tanya apakah > dia > (Oppenheimer) ada niat untuk melanjutkan penelitian di Indonesia, dan kalo > iya kenapa engga ditelliti aja tuh Laut jawa yang dia duga sebagai pusat > peradaban purba-nya. Si Oppenheimer tentu saja kelabakan - > klemar-klemer > dan jawabnya muter-muter ga jelas... Akhirnya Pak SBY ngomong sambil > nyengir: "Don't worry, I know your background is a medical doctor". J > > > > Wassalam > > DHN > > > > > > From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] > Sent: Saturday, February 04, 2012 4:11 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY > > > > > > Rekan-rekan IAGI yang budiman, > > > > Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , > kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden > in > The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di > kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim > membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda > dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen > Oppenheimer > mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut, ternyata ketika > didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau menjawab dengan enteng : > Saya > belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu piramida atau > bukan - > - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung ! Beliau juga mengaku > tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia pada zaman dahulu > kala > adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho, pada hal bukti itulah > yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik lewat peralatan super > canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll, ataupun lewat wangsit > dari > leluhur - - - demi menggali kejayaan bangsa kita di zaman baheula ! > > > > Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden > SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam > pertemuan > tersebut sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis > Benua > Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa lain di > Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat bagi > kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada > umumnya. > Pertanyaan mang Okim : " Apakah karena nenek moyang kita di zaman dahulu > kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita > kemudian akan bangkit ? " Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan > prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain > 500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap > Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada > zaman > itu ? Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang oleh > embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ? Barangkali > kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr. Sutikno > Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi > Stephen > Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya ! > > > > Semoga bermanfaat, Salam cinta geologi , > > > > Mang Okim > > > > > __________ NOD32 5559 (20101024) Information __________ > > This message was checked by NOD32 antivirus system. > http://www.eset.com > ---------------------------------------------------------------------------- ---- > ---------------------------------------------------------------------------- ---- > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > ---------------------------------------------------------------------------- ---- > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman > abstrak 28 Februari 2012. > ---------------------------------------------------------------------------- ---- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the > email to: o...@iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > --------------------------------------------------------------------- > > > __________ NOD32 5559 (20101024) Information __________ > > This message was checked by NOD32 antivirus system. > http://www.eset.com > ---------------------------------------------------------------------------- ---- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com ---------------------------------------------------------------------------- ---- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. ---------------------------------------------------------------------------- ---- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------- ---- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com ---------------------------------------------------------------------------- ---- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. ---------------------------------------------------------------------------- ---- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com -------------------------------------------------------------------------------- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. -------------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------