Noted pakdhe, 
Di agama sendiri kita harus membiasakan berfikir ilmiah, berpendapat harus 
dengan referensi dan justikasi yg jelas. 
Berbeda dgn klenik, mitos atawa urban legend yg tidak punya referensi kuat dan 
tertulis. 

Saya pribadi berpendapat, di akhirnya kebenaran science dan agama akan menyatu 
juga. Kalo ada klik antara keduanya, ya salah satu berarti salah atau belum 
"optimum" kebenarannya

Salam
Razi 

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Date: Thu, 9 Feb 2012 13:09:04 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Mas Razi Mas Amin dkk lain
Saya ini terbuka dengan segala interpretasi dan mode atau method. Saya
hanya "mewanti-wanti" saja bahwa kebenaran sains dan kebenaran agama serta
kebenaran klenik itu tidak teppat atau seringkali malah menjerumuskan dalam
mengungkap kebenaran.
Sains memiliki protokol sendiri dalam mengungkap kebenaran sains. Melalui
scientific methods.
Agama juga sama. Memiliki tatacaranya sendiri dalam menyatakan kebenaran
fakrualnya.
Demikian juga klenik maupun mitos.
Seringkali juga "hope" atau harapan dapat menyimpangkan protokol
"scientific method". Keinginan utk meningkatkan kebanggaan pada bangsa ini
adalah tujuan mulia. Namun tanpa kehati-hatian dalam 'ketaatan' scientific
method sering menjadikan sisi sainsnya terdistorsi.

Monggo saja menggunakan ayat






On Wednesday, February 8, 2012, a-b <amin...@yahoo.com> wrote:
> Kl aturannya gak boleh ya wis ra opo2 ikut ketum.
>
> 3323
> thx&rgd, a-b
> ________________________________
> From: mufar...@gmail.com
> Date: Wed, 8 Feb 2012 14:03:45 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
> Kata kunci "proporsional" harusnya sdh cukup bagus utk jadi penengah.
>
> Agama adalah hak personal, terserah dia mau menjadikan agama "integrated
to his life or not". Saya pikir itu hak dasar hidup
>
> Silakan dikembalikan ke aturan milis saja ttg boleh tidaknya menyitir
referensi agama
>
> Salam
> Razi
>
> ________________________________
> From: rakhmadi.avia...@gmail.com
> Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
> Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi
a-b doang toh cak
>
> Agama itu "faith" sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk
>
> Salam
> Avianto
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
> From: "a-b" <amin...@yahoo.com>
> Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
> Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana,
> Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi
science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus
kebenaran (bukan pembenaran).
> Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas'
yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd
masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan
bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam.
>
> 3323
> thx&rgd, a-b
> ________________________________
> From: ecep suryana <ec...@yahoo.com>
> Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST)
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
>
> Pak rovicky,ada ungkapan"Ilmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh"
> Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk
mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan
terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa...
>
> Wslkm
> ES
>
>
> Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
>
> ________________________________
> From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>;
> To: <iagi-net@iagi.or.id>;
> Subject:

-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*

Kirim email ke