Okido..., lanjut.... Pak tabik bosman batubara
________________________________ From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 24, 2012 4:09 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Kalau mampu kendalikan datangnya hujan, sangat mampu kendalikan banjir. Kalau tidak mampu, jangan tinggal di: daerah bantaran sungai, daerah yang sejak lama jadi "rumah air", misal rawa, lembah atau cekungan. Biarkan rumah air tidak jadi rumah manusia. Kalau toh ingin tinggal buat rumah yang memang dirancang untuk daerah berair, siapkan juga saran dan prasarana kalau banjir datang. Hijaukan daerah resapan air, biarkan air meresap secara alami, resapan buatan bila tidak kenal kondisi tanah, malah menyebabkan longsor. Ini dulu yang terpikirkan nanti aku tambah lagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: bosman batubara <bosman200...@yahoo.com> Date: Fri, 24 Feb 2012 05:58:36 -0800 (PST) To: iagi net<iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya... *** Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya “Proyek Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya, terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua partner diskusilah… *** Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal tahun ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mewanti-wanti warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas, 2/1/2012). Dalam peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan terbukti memang apa yang dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir bulan Februari ini, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena banjir. Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia adalah masalah dunia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD; 2012), pada tahun 2010 saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang terkena dampak banjir. Dan kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut untuk tahun 2008—2010 saja mencapai sebesar 40 milyar dollar Amerika Serikat (USD). Kalau data ini dipertajam, maka khusus untuk daerah Jabodetabek, menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS; 2007), untuk banjir pada tahun 2007 saja total kerugian, termasuk di dalamnya hilangnya peluang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 triliun Rupiah. Ini bukan jumlah yang sedikit, kalau dibandingkan misalnya dengan APBD DKI 2008 yang sebesar 20,59 triliun, maka kerugian akibat banjir di tahun 2007 adalah sekitar 20%, alias seperlima, dari APBD DKI untuk tahun 2008. Ini baru di DKI, belum lagi kalau kita mengkuantifikasi total kerugian untuk semua wilayah Indonesia, tanpa perlu melakukan perhitungan lagi, kita bisa memprediksi bahwa kita akan menemukan angka yang cukup signifikan seperti di atas. *** selengkapnya: http://annelis.wordpress.com/2012/02/24/indonesia-membutuhkan-komisi-pembe rantasan-banjir/ tabik bosman batubara