Pak Japri saja 2012/2/28 Bandono Salim <bandon...@gmail.com>
> Jangan gitu, aku minggu kemrin ketemu pak wiranto, dia aku bawa paker mbl > VW 72 yang tidak ganti-ganti. Apa dia bilang beli th 74? Kalau gitu kamu > kaya dong. > Mobil tua dipakai sejak beli sAmpe skrang dibilang kaya? Aku bilang, ya > terimakasih sama TuhanN mblku awet. > Yang penting dpt menikmati apa yang ada. Hahaha > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: *"Yustinus Suyatno Yuwono" <yuw...@gc.itb.ac.id> > *Date: *Tue, 28 Feb 2012 14:28:15 +0700 > *To: *<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *RE: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: > [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR > > Mas Bandono,**** > > Pak Zaim itu nyindir saya, mobil saya H accord th 1982 gak ganti-2, mobil > dia kan umurnya lebih muda, jadi yang lebih NINGRAT siapa sih?**** > > Salam,**** > > YSY**** > > ** ** > > *From:* Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] > *Sent:* Sunday, February 26, 2012 5:02 PM > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: > [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR**** > > ** ** > > Jangan gitu prof, masak pening dan melarat. Tar gak bisa mikir lho. > Yang penting prof selalu cukup, dpt mencapai apa yang di cita2kan. > Salam.**** > > Powered by Telkomsel BlackBerry®**** > ------------------------------ > > *From: *"yahdi zaim" <z...@gc.itb.ac.id> **** > > *Date: *Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 +0000**** > > *To: *<iagi-net@iagi.or.id>**** > > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> **** > > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: > [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR**** > > ** ** > > Rekans,agak panjang sy tulis ini. > Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn > penelitian stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia > melakukan penelitian dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi > yg menarik dan sbg temuan utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM > lingkaran2 "kambium"(bkn kambrium spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt > dideteksi adanya perkembangan bakteri yg pesat pd iklim hangat dan nyaris > tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis bakteri (genus dan spesies)nya pun > berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg berbeda tiap waktunya. Penelitian > ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn temuan manusia purba di Gua > Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb tyl. Jadi,penelitian > dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat berkembang dan > banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di Indonesia > krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT sehingga tdk > diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT....?? > Wasalam, > Zaim yang ningrat**** > > Powered by Telkomsel BlackBerry®**** > ------------------------------ > > *From: *Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> **** > > *Date: *Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 -0800 (PST)**** > > *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>**** > > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> **** > > *Subject: *[iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] > Fwd: ARTIKEL KORAN PR**** > > ** ** > > Pak Danny dan Pak Argo,**** > > menarik sekali. baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan > stalagtit untuk deteksi MFS. **** > > Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja? **** > > ** ** > > boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.**** > > ** ** > > fbs**** > > ** ** > > ** ** > ------------------------------ > > *From:* Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com> > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Sent:* Sunday, February 26, 2012 3:06 PM > *Subject:* RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR**** > > ** ** > > Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.**** > > Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah > “frontier research” yang luarbiasa. Seperti halnya terumbu karang di laut, > karang digua ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk > reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik. Masing-masing punya > lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan > sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th > radiometric dating. Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi > untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja > span datanya sampai 1000 tahun!. TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk > merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang. > Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi > rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang > selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment. > Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela > menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J**** > > **** > > Wass**** > > DHN**** > > **** > > *From:* AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] > *Sent:* Sunday, February 26, 2012 1:27 PM > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR**** > > **** > > Sugeng siang, > > Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan > Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d > 100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi > disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja > para penyelam yang handal. > > Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki > siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di > gua di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan > para peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan > beberapa tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku "...", > dicirikan dengan "defect" pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal > sebagai kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di > papan, demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb. > Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada > suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan > Karibia ke Amerika Utara. > > Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel > stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara > bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan > panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, > sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana > perubahan iklim berlangsung di dunia. > > Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur > arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan > juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang > hidup di kepulauan ini. > > Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) > terbentuklah stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder > perubahan iklim dan muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil > sendiri, memberikan rekaman kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d > saat ini. Dari hasil analisis dsimpulkan ada beberapa peristiwa > pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya mungkin MFS ya? (nah ini cara > analisisnya gmn, klo di delta kan shale yg plg tebal yah? He...he.. :)) > > Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa > flooding / MFS tersebut selalu didahului oleh "garis hitam-kemerahan" yang > tebal. Data sample menunjukan bahwa ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari > hasil dating peristiwa "hitam kemerahan" tadi secara geologi relatif > singkat, "hanya" berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan > ini selain di stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang > lebih 2-5cm. Setelah diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal > dari unsur besi. Asumsi saya, material pembuat garis tersebut berasal dari > hasil erupsi gunung api, ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya > berasal dari pasir Gurun Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil > dari Bahama. > Sehingga bisa disimpulkan sebelum peristiwa "banjir" atau sea level rise, > biasanya didahului oleh peristiwa "kering" yang relatif pendek yaitu sktr > 40-50 thn, kemudian ditutup oleh "banjir". > > Dibandingkan dengan masa skrg, dimana isu pemanasan global juga sedang > naik daun, bumi relatif sedang memanas, setidak2nya sudah cukup lama, yaitu > dari thn 1970'an. Wah... Bahaya donk, berarti tinggal nunggu banjirnya aja? > > > Salam, > Argo - 3711 > - Semalam nonton tivinya sambil ngantuk, tanpa x-check dgn literature, > mohon maaf jk salah2 tulis -**** > > Powered by Telkomsel BlackBerry®**** > ------------------------------ > > *From: *"Danny Hilman Natawidjaja" <danny.hil...@gmail.com> **** > > *Date: *Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700**** > > *To: *<iagi-net@iagi.or.id>**** > > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> **** > > *Subject: *RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR**** > > **** > > Artikel yang sangat menarik dan bagus. **** > > Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi > konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan > peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak > kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. > Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak > harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses > alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka > airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan > pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 > tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari > 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 > meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari > perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan > dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan > perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga > kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah > dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun > kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya > kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J (bercanda).**** > > **** > > Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah > dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga > diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu > geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya > mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa > pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan > bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk > eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses > dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita > sekarang. Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau > ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi mana > teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, > dlsb; dan bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam > ‘destruktif’ dan ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang. Belum lagi tentang > proses-proses gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya. “Alot’nya > membahas ‘masalah piramid’ tidak terlepas dari “lack of knowledge” kita > dibidang ini. Mudah-mudahan ‘isue piramid’ dapat memberikan angin segar > kepada bidang yang dianggap kering ini, sehingga nyanyian orang yang > berkiprah di bidang ini tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak > basah sehingga merdu.**** > > **** > > Selamat berakhir pekan.**** > > DHN**** > > **** > > **** > > **** > > *From:* Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] > *Sent:* Saturday, February 25, 2012 11:04 PM > *To:* IAGI > *Subject:* [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR**** > > **** > > Fyi, > > ---------- Forwarded message ---------- > From: > Date: Sunday, February 26, 2012 > Subject: ARTIKEL KORAN PR > To: rovi...@gmail.com > Cc: z...@gc.itb.ac.id > > > Ass.w.w., > Pak Rovicky, > Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file. > Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian > Pikiran Rakyat yang terbit di tahun 1997. Tulisan tersebut saya temukan > tidak sengaja ketika beres2 dan bongkar2 berkas saya yang berantakan di > kantor. Saya kirim copy artikel ini sekedar untuk diketahui bahwa saya > sudah lama mencoba memasyarakatkan Geologi untuk bidang Budaya > (baca:arkeologi). Telah lama sebenarnya saya di bawah dan bersama Almarhum > Prof. Sartono mengembangkan Geologi Kuarter dan Geoarkeologi di ITB dan > Indonesia. Dari sekian upaya kami, salah satunya adalah melalui tulisan > populer di koran yaitu Pikiran Rakyat. > Sekedar bacaan Akhir Pekan. > Wslm, > Zaim > > > -- > *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"***** > > ** ** > -- Sent from my Computer®