Kelihatannya point saya tentang hydrogen ini belum kemana mana.

hydrogen itu dipakai untuk menyimpan energy yang intermittent dan sekarang 
terbuang percuma saja (misalnya energy angin, matahari)  dan kemudian 
ditambahkan sumber energy lain yang belum dioptimalkan pemakaiannya, energy 
geothermal, oleh Pak Koesoema.

efisiensi nya kecil sekali, akan tetapi kalau energy itu pelan2 di buat dan 
disimpan ditabung yang aman, maka bisa di transportasikan ke tempat lain untuk 
dipakai.

fbs






________________________________
 From: Fatchur Zamil <fatchurza...@yahoo.co.id>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, March 11, 2012 3:37 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Besar energy listrik untuk elektrolisa apakah sama atau lebih besar dibanding 
energy hidrogen yg dihasilkan utk mesin mbl? kalau sama ya percuma saja 

Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> 
Date: Sun, 11 Mar 2012 08:18:14 +0000
To: Iagi<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau 
dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung 
digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan 
untuk elektrolysa.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> 
Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

satu lagi tadi lupa.  yang disebutkan Pak Wayan (WHY),
energy potential  air,  ini salah satu bank energy yang baik.  dan 
penyimpanannya bisa bertahap.  Bedanya dengan hydrogen,  volume yang diperlukan 
jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan hydrogen.  juga 
transportasi nya terbatas.

akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi 
potential air.

fbs



________________________________
 From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

benar Pak Avi.

hampir lupa energy nuclear.

fbs



________________________________
 From: "rakhmadi.avia...@gmail.com" <rakhmadi.avia...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> 
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank





________________________________
 From: Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -


________________________________
 From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Pak WHY,



Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari (kecuali 
kalau dipasang di luar angkasa).
dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan area 
yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih angka2 
ini tetapi lupa lihat dimana).

jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.

dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.

jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar matahari, 
atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.

hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di 
transportasikan.

jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang susah 
ditransportasikan.
sebenarnya ini yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap kebutuhan 
manusia, tetapi energy loss nya akan besar sekali, (soalnya pertama membuat 
energy listrik, lalu energy listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen nya lalu 
hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang akan memakai energy 
hydrogen ini).
Siklus pembuatan energy hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas 
apapun sumber energy nya.

yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.


ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber energy yang besar :
1. Penyimpan energy (energy bank) belum efisien dan tidak bisa menyimpan dalam 
jumlah besar.
2. transportasi energy listrik masih dibatasi dengan diperlukan nya kabel 
dengan loss yang cukup besar  (sampai sekarang masih banyak penelitian mengenai 
ini)
3. Sumber energy alternative itu umumnya intermittent.
4. Energy yang dihasilkan oleh 1 barrel minyak itu equivalent dengan jumlah 
yang besar sekali dari sumber energy lainnya (kecuali nuklir).

nah keempat challenges ini bisa dijawab dengan membuat tetes2 hydrogen disimpan 
disuatu tanki yang aman, dan bisa ditransportasikan ketempat lain kalau 
jumlahnya sudah cukup untuk menghasilkan energy listrik yang diperlukan.

sekedar tambahan, kalau tidak salah pernah diposting di milis IAGI,tentang  
riset menghasilkan energy di angkasa luar dan mengirimkannya ke bumi, lewat 
alat komunikasi.

fbs,
catatan:  kalau tidak salah pesawat ulang alik pakai energy hydrogen untuk 
mendorong  roket dan pesawat nya ke angkasa luar.



________________________________
 From: Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Friday, March 9, 2012 10:28 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 



Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari (bukan dalam arti 
agama atau kepercayaan), mengenai fosil fuel yang dikatakan sama dengan 
"ancient sunlight", yaitu energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), 
yang kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil. 
Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut, dari begitu 
besarnya energi matahari yang sampai di Bumi, hanya sebagian kecil sekali yang 
dapat diolah dengan fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang 
tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang tertimbun itu juga sebagian 
kecil saja yang mendapatkan kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, 
dan seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi bahan bakar 
minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy storagenya.

Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan alangkah baiknya jika kita 
memotong jalur yang sangat rumit, panjang (ratusan juta tahun..) dan highly 
inefficient  itu dan langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik yang 
kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Rata-rata solar cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas 10% 
dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan "ancient sunlight" yang tersimpan 
di fosil fuel.
Rata-rata fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya, belum lagi 
menghitung energy-losses selama prosesnya untuk menjadi fosil fuel.


Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang cukup mirip konsepnya:
http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html 


Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula 
(http://www.kajul.org/welcomeEN.php) membagi energi dari asal muasalnya:
 - Solar Radiation derived (solar, wind, hydro, bio, all fosil fuels) 
 - non solar radiation derived (nuclear & geothermal) 

Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru: burnivore.
Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore, muncul jenis baru: 
burnivore.
<quote>
Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the burnivore uses 10 up 
to 1 million times more energy than its own body is able to use. The Burnivore 
accesses an energy flow through a process of burning all kinds of Chemical 
Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and sometimes a tiny bit 
of Light. Heat is used to cook food to make it easier to digest; and to expand 
air or gas to create kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat, 
airplane or rocket forward to transport either itself or goods which it thinks 
are needed to improve its quality of life. <unquote>


Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat tinggi dan "addicted to 
burning things" (dan juga investasi yang sudah ditanam di budaya membakar 
tersebut sudah sangat banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil 
fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan lain yang bisa 
dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang tidak mengurangi pembakaran malah 
justru menambah masalah dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan 
pangan.

=========================================================================================

Saatnya geologist oil&gas cari perkerjaan baru? 
Sepertinya tidak! 
Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas.
Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan masa transisi yang 
cukup lama (bayangkan untuk menunggu sekian banyaknya mobil bensin 
perlahan-lahan habis tergantikan dengan mobil listrik). 
Kemudian bahkan Setelah semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih 
akan tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan bakar pada 
keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless) pada industri 
petrochemical untuk membuat berbagai macam senyawa penting seperti plastik, 
polycarbon, dst  yang sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti 
peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in google: "Oil is too 
Valuable to Burn" )

Salam,
WHY


________________________________
 From: "koeso...@melsa.net.id" <koeso...@melsa.net.id>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya tdk bisa membedakan 
sumber energi dan penyimpan energi (energy storage). Fuel cell disebut sebagai 
energy source, padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus 
dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi berupa listrik untuk 
electrolysis ini, jadi sumber energi listrik ini dari mana? Dari solar cell 
kah, dari hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU (dg batubara 
sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi selalu kita harus bertanya: 
sumber energinya dari mana? RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com> 
Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm 

Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to complete the burning 
of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe is oxygen and 
water vapor, but the oxygen originally came from the atmosphere, not from the 
fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor contributes to the 
oxygen content of the air.

Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from the 
atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving the 
oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at 
all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to create 
hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but hydrogen fuel 
does not contribute oxygen to the atmosphere.

Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for running our vehicles. 
Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and oxygen, but it 
burns in the combustion engine so that, depending on the setup, it may actually 
release oxygen into the atmosphere. In that case, what comes out of the tail 
pipe is oxygen and water vapor, just as with fuel cells; but the oxygen comes 
from the water that's being used to create the Brown's gas fuel. So burning 
Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus increase the oxygen 
content of our atmosphere.

Kirim email ke