Bener krn gub mau bikin moll di solo tidak diijinkan. Sudah ckup mol, spy 
pedagang kecil tetap hidup.
Gub sdh bongkar pabrik es petojo, tanpa ijin pendirian moll.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Jerry Sihombing <jerry.c.sihomb...@gmail.com>
Date: Mon, 19 Mar 2012 21:05:43 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
Saya senang sama jokowi secara objektif, beliau tulus, jujur, dan polos.
mau memajukan rakyatnya, esemka aja dia dukung penuh,
sayang dinegeri tercinta ini lebih banyak kepentingan oknum pengusaha
didulukan
daripada rakyat jelata. ga ada lagi tuh "Vox Populi Vox Dei"
susah cari pejabat kaya jokowi dari dulu - jaman sekarang.

jadi inget dulu dia bukan ya yg dihina Gubernur Jateng??

_Jcs_

On Mon, Mar 19, 2012 at 8:58 PM, Bandono Salim <bandon...@gmail.com> wrote:

> **
> Kalau dipasangin dgn jokowi mungkin bagus yaa, berfikir untuk
> kesejahteraan rakyat.
> Kagok kalau jadi gub dki saja.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * rahardjo...@yahoo.co.id
> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 03:50:42 +0000
> *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
>
> So, yang penting bukan siapa Dia akan tetapi Bagaimana Dia .... Setujukah?
> RS
> Npa 0848
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * Alman <salmand...@gmail.com>
> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 10:18:43 +0700
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *[iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
>
> Pasangan Jokowi - Ahok benar2 mendobrak mainstream Pilkada DKI tahun ini.
>
> Tahukah iagi-netters bahwa ternyata Ahok adalah seorang geologist?
>
> Berikut sekilas tentang beliau
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>
> Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM
> Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur
> Tanggal lahir : 29 Juni 1966
> Agama : Kristen Protestan
> Nama Istri : Veronica, ST
> Nama anak pertama : Nicholas
> Nama anak kedua : Nathania
> Nama anak ketiga : Daud Albeenner
> Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm)
> Nama ibu : Buniarti Ningsih
>
> *PERJALANAN AWAL*
>
> Basuki T Purnama  (BTP) yang akrab dipanggil Ahok lahir di Gantung, desa
> Laskar Pelangi, Belitung Timur.
>
> Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di Jakarta
> dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi
> Universitas Trisakti.
>
> Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi
> (Insiyur geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung–menetap di
> Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang
> kontraktor pertambangan PT Timah.
>
> Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal
> ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena
> untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga
> dibutuhkan manajemen yang profesional.
>
> Untuk itu Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen
> keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat
> gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM)
> membawa Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu
> perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik
> sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin
> konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk
> berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.
>
> Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada
> sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.
> Bagi Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang,
> Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek
> percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham,
> karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi
> Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya
> mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada
> memikili visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
>
> Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh
> seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai
> pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan
> memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini
> diharapkan juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya
> suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan
> Industri Air Kelik).
>
> *KIPRAH POLITIK *
>
> Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan
> dengan  politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia
> melawan kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah
> dari Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah
> yang mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk
> memperjuangkan nasib mereka.
>
> Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, sang ayah yang
> dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan ilustrasi kepada Ahok. Jika
> seseorang ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500
> ribu rupiah, ini hanya akan cukup dibagi untuk  2000 orang. Tetapi jika
> uang tersebut digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD
> yang bisa dikuasai untuk kepentingan rakyat. APBD kabupaten Belitung Timur
> saja mencapai 200 milyar di tahun 2005.
>
> Bermodal keyakinan bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang
> kaya jangan lawan pejabat (Kong Hu Cu), keinginan untuk membantu rakyat
> kecil di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap
> kesemena-menaan pejabat yang ia alami sendiri, Ahok memutuskan untuk masuk
> ke politik di tahun 2003.
>
> Pertama-tama ia bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia
> Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia
> mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat
> terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak
> memberikan uang kepada rakyat,  ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten
> Belitung Timur periode 2004-2009.
>
> Selama di DPRD ia berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut
> dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal
> masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung
> dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka
> sementara anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”.
>
> Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang
> mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di
> tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan
> melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telfon genggamnya yang
> juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya.
> Dengan cara ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan
> kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang tidak “tradisional” ini, yaitu
> tanpa politik uang, ia secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13
> persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal
> Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah
> kampung dari Yusril Ihza Mahendra.
>
> Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang
> mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu
> singkat sebagai Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis,
> sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke
> pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya
> sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama
> menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan
> lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya
> pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen.  Dengan demikian
> ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan
> masyarakat.
>
> Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul
> suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007.
> Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel
> ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang,
> karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara,
> ia gagal menjadi Gubernur Babel.
>
> Dalam pemilu legislative 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski
> awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di
> Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan
> memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor
> urut menjadi suara terbanyak.
>
> Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan
> sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat
> banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi
> anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, transparansi dan
> profesionalisme. Ia bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas
> kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai
> kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya. Sementara
> itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi
> undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan
> mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental
> yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen
> kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan
> pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk
> merebut kepemimpinan di daerah.
>
> Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah
> individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam
> berani mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik
> dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan
> politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh
> kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup.
> Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa
> dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang
> dalam politik.  Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan
> masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin
> yang bersih, transparan, dan profesional.
>
> Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari
> 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh
> Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan
> yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan
> Masyarakat Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan
> bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan,
> ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat
> pencitraan.
>
>
> sumber : ahok.org
>
>
>

Kirim email ke