Memang partai pendukungnya siapa...? golkar, pdip atau gerindra ?
kalau lihat track recordnya yang di golkar aja bagus, sekarang diusung
gerindra juga semoga bagus..
apapun partainya, kalau bagus ya bagus

2012/3/20 Bandono Salim <bandon...@gmail.com>

> **
> Moga2 geolog belitung itu konsisten, gak kepengaruh sama partai
> pendukungnya.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
>  *From: *god...@gmail.com
> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 05:42:04 +0000
> *To: *IAGI<iagi-net@iagi.or.id>
>   *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
>
> Benar,
> PM China (Mr. Wen Jia Bao) adalah seorang geolog tulen.
>
> Salam,
> GodangS
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: *"Bandono Salim" <bandon...@gmail.com>
> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 03:31:24 +0000
> *To: *Iagi<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
>
> Eh dengar-dengar perdana menteri cina juga seorang geologis,
> Kejujuran kecermatan dan ketelitian dlm memeta data geologi nampaknya jadi
> landasan tindak yang bagus yaa.
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: *Alman <salmand...@gmail.com>
> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 10:18:43 +0700
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *[iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
>
> Pasangan Jokowi - Ahok benar2 mendobrak mainstream Pilkada DKI tahun ini.
>
> Tahukah iagi-netters bahwa ternyata Ahok adalah seorang geologist?
>
> Berikut sekilas tentang beliau
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>
> Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM
> Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur
> Tanggal lahir : 29 Juni 1966
> Agama : Kristen Protestan
> Nama Istri : Veronica, ST
> Nama anak pertama : Nicholas
> Nama anak kedua : Nathania
> Nama anak ketiga : Daud Albeenner
> Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm)
> Nama ibu : Buniarti Ningsih
>
> *PERJALANAN AWAL*
>
> Basuki T Purnama  (BTP) yang akrab dipanggil Ahok lahir di Gantung, desa
> Laskar Pelangi, Belitung Timur.
>
> Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di Jakarta
> dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi
> Universitas Trisakti.
>
> Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi
> (Insiyur geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung–menetap di
> Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang
> kontraktor pertambangan PT Timah.
>
> Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal
> ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena
> untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga
> dibutuhkan manajemen yang profesional.
>
> Untuk itu Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen
> keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat
> gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM)
> membawa Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu
> perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik
> sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin
> konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk
> berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.
>
> Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada
> sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.
> Bagi Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang,
> Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek
> percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham,
> karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi
> Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya
> mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada
> memikili visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
>
> Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh
> seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai
> pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan
> memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini
> diharapkan juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya
> suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan
> Industri Air Kelik).
>
> *KIPRAH POLITIK *
>
> Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan
> dengan  politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia
> melawan kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah
> dari Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah
> yang mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk
> memperjuangkan nasib mereka.
>
> Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, sang ayah yang
> dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan ilustrasi kepada Ahok. Jika
> seseorang ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500
> ribu rupiah, ini hanya akan cukup dibagi untuk  2000 orang. Tetapi jika
> uang tersebut digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD
> yang bisa dikuasai untuk kepentingan rakyat. APBD kabupaten Belitung Timur
> saja mencapai 200 milyar di tahun 2005.
>
> Bermodal keyakinan bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang
> kaya jangan lawan pejabat (Kong Hu Cu), keinginan untuk membantu rakyat
> kecil di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap
> kesemena-menaan pejabat yang ia alami sendiri, Ahok memutuskan untuk masuk
> ke politik di tahun 2003.
>
> Pertama-tama ia bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia
> Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia
> mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat
> terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak
> memberikan uang kepada rakyat,  ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten
> Belitung Timur periode 2004-2009.
>
> Selama di DPRD ia berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut
> dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal
> masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung
> dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka
> sementara anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”.
>
> Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang
> mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di
> tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan
> melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telfon genggamnya yang
> juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya.
> Dengan cara ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan
> kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang tidak “tradisional” ini, yaitu
> tanpa politik uang, ia secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13
> persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal
> Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah
> kampung dari Yusril Ihza Mahendra.
>
> Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang
> mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu
> singkat sebagai Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis,
> sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke
> pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya
> sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama
> menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan
> lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya
> pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen.  Dengan demikian
> ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan
> masyarakat.
>
> Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul
> suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007.
> Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel
> ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang,
> karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara,
> ia gagal menjadi Gubernur Babel.
>
> Dalam pemilu legislative 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski
> awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di
> Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan
> memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor
> urut menjadi suara terbanyak.
>
> Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan
> sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat
> banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi
> anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, transparansi dan
> profesionalisme. Ia bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas
> kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai
> kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya. Sementara
> itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi
> undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan
> mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental
> yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen
> kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan
> pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk
> merebut kepemimpinan di daerah.
>
> Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah
> individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam
> berani mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik
> dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan
> politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh
> kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup.
> Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa
> dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang
> dalam politik.  Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan
> masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin
> yang bersih, transparan, dan profesional.
>
> Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari
> 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh
> Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan
> yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan
> Masyarakat Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan
> bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan,
> ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat
> pencitraan.
>
>
> sumber : ahok.org
>
>
>

Kirim email ke