Belitung Timur bukan Jakarta,...Solo juga bukan Jakarta...Jadi, JokoWi dan Ahok tidak bisa sekedar copy-paste apa yang telah sukses mereka kerjakan untuk diterapkan di Jakarta.
Tapi mereka PUNYA HATI,..mereka MUDA,BERPRESTASI,... Lawan mereka hanya Foke,... (hts) On Tue, Mar 20, 2012 at 11:05 AM, Jerry Sihombing < jerry.c.sihomb...@gmail.com> wrote: > Saya senang sama jokowi secara objektif, beliau tulus, jujur, dan polos. > mau memajukan rakyatnya, esemka aja dia dukung penuh, > sayang dinegeri tercinta ini lebih banyak kepentingan oknum pengusaha > didulukan > daripada rakyat jelata. ga ada lagi tuh "Vox Populi Vox Dei" > susah cari pejabat kaya jokowi dari dulu - jaman sekarang. > > jadi inget dulu dia bukan ya yg dihina Gubernur Jateng?? > > _Jcs_ > > On Mon, Mar 19, 2012 at 8:58 PM, Bandono Salim <bandon...@gmail.com>wrote: > >> ** >> Kalau dipasangin dgn jokowi mungkin bagus yaa, berfikir untuk >> kesejahteraan rakyat. >> Kagok kalau jadi gub dki saja. >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> ------------------------------ >> *From: *rahardjo...@yahoo.co.id >> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 03:50:42 +0000 >> *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> >> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> >> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 >> >> So, yang penting bukan siapa Dia akan tetapi Bagaimana Dia .... Setujukah? >> RS >> Npa 0848 >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> ------------------------------ >> *From: *Alman <salmand...@gmail.com> >> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 10:18:43 +0700 >> *To: *<iagi-net@iagi.or.id> >> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> >> *Subject: *[iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 >> >> Pasangan Jokowi - Ahok benar2 mendobrak mainstream Pilkada DKI tahun ini. >> >> Tahukah iagi-netters bahwa ternyata Ahok adalah seorang geologist? >> >> Berikut sekilas tentang beliau >> >> >> >> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ >> >> Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM >> Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur >> Tanggal lahir : 29 Juni 1966 >> Agama : Kristen Protestan >> Nama Istri : Veronica, ST >> Nama anak pertama : Nicholas >> Nama anak kedua : Nathania >> Nama anak ketiga : Daud Albeenner >> Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm) >> Nama ibu : Buniarti Ningsih >> >> *PERJALANAN AWAL* >> >> Basuki T Purnama (BTP) yang akrab dipanggil Ahok lahir di Gantung, desa >> Laskar Pelangi, Belitung Timur. >> >> Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di >> Jakarta dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi >> Universitas Trisakti. >> >> Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik >> Geologi (Insiyur geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung–menetap di >> Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang >> kontraktor pertambangan PT Timah. >> >> Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal >> ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena >> untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga >> dibutuhkan manajemen yang profesional. >> >> Untuk itu Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen >> keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat >> gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM) >> membawa Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu >> perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik >> sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin >> konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk >> berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya. >> >> Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada >> sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. >> Bagi Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, >> Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek >> percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, >> karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi >> Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya >> mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada >> memikili visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh. >> >> Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh >> seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai >> pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan >> memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini >> diharapkan juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya >> suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan >> Industri Air Kelik). >> >> *KIPRAH POLITIK * >> >> Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan >> dengan politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia >> melawan kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah >> dari Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah >> yang mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk >> memperjuangkan nasib mereka. >> >> Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, sang ayah yang >> dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan ilustrasi kepada Ahok. Jika >> seseorang ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500 >> ribu rupiah, ini hanya akan cukup dibagi untuk 2000 orang. Tetapi jika >> uang tersebut digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD >> yang bisa dikuasai untuk kepentingan rakyat. APBD kabupaten Belitung Timur >> saja mencapai 200 milyar di tahun 2005. >> >> Bermodal keyakinan bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang >> kaya jangan lawan pejabat (Kong Hu Cu), keinginan untuk membantu rakyat >> kecil di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap >> kesemena-menaan pejabat yang ia alami sendiri, Ahok memutuskan untuk masuk >> ke politik di tahun 2003. >> >> Pertama-tama ia bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia >> Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia >> mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat >> terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak >> memberikan uang kepada rakyat, ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten >> Belitung Timur periode 2004-2009. >> >> Selama di DPRD ia berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut >> dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal >> masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung >> dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka >> sementara anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”. >> >> Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang >> mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di >> tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan >> melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telfon genggamnya yang >> juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya. >> Dengan cara ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan >> kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang tidak “tradisional” ini, yaitu >> tanpa politik uang, ia secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13 >> persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal >> Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah >> kampung dari Yusril Ihza Mahendra. >> >> Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang >> mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu >> singkat sebagai Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, >> sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke >> pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya >> sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama >> menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan >> lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya >> pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen. Dengan demikian >> ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan >> masyarakat. >> >> Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul >> suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. >> Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel >> ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, >> karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, >> ia gagal menjadi Gubernur Babel. >> >> Dalam pemilu legislative 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski >> awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di >> Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan >> memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor >> urut menjadi suara terbanyak. >> >> Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan >> sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat >> banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi >> anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, transparansi dan >> profesionalisme. Ia bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas >> kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai >> kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya. Sementara >> itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi >> undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan >> mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental >> yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen >> kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan >> pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk >> merebut kepemimpinan di daerah. >> >> Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah >> individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam >> berani mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik >> dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan >> politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh >> kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. >> Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa >> dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang >> dalam politik. Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan >> masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin >> yang bersih, transparan, dan profesional. >> >> Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari >> 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh >> Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan >> yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan >> Masyarakat Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan >> bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, >> ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat >> pencitraan. >> >> >> sumber : ahok.org >> >> >> >