Eee aku ndaftar yaaa.
Nama bandono salim, pensiunan geologi, hobynya nyelam, salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Ismail" <lia...@indo.net.id>
Date: Sun, 1 Apr 2012 01:24:40 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Geologi dan jurnalisme [was : Apakah ini benar ?]
Abah , kayaknya IAGI~1 sdh siap melaksanakannya , dan sdh ada staf khusus 
Presiden IAGI sekarang  yg seorang  pimpinan redaksi dari salah satu  surat 
kabar nasional yg cukup terkenal dan beliau wartawan senior yg  asli geologist 
banget.
Bagaimana caranya sesuatu itu menjadi berita yg perlu dan enak dibaca

Salam

Ism


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-----Original Message-----
From: "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com>
Date: Sat, 31 Mar 2012 18:03:55 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Geologi dan jurnalisme [was : Apakah ini benar ?]

Vick dan rekan rekan

Mohon maaf ,kalau saya agak  terlambat memberikan komentar atas e-mail yang 
penting ini.
Dalam pandangan saya kursus ke-geologian bagi wartawan akan membantu memberikan 
pengertian kepada wartawan .Akan tetapi fakta menunjukan bahwa seringkali kita 
masih belum terlalu effektif.
Saya ambil contoh .
Ada satu / seringkali  penerbitan penerbitan geologi koran/majalah (bahkan 
majalah sekelas Tempo) yang memampangkan gambar production platform , akan 
tetapi keterangan gambarnya  aalah Pemboran .......danbanyak lagi  contoh 
lainnya.


Akan lebih effektif apabila ahli geologi sendiri yang melakukan "pendidikan" 
mengenai kegeologian/kebumian kepada masyarakat.
Salah satu caranya adalah dengan meproduksikan "Alex Romundor- Alex Romundor" 
baru (utk yang belum mengenal  , pak Alex alm adalah mahasiswa geologi yang 
serimgkali menulis pd thn 1960 -70).dari anggota IAGI.

Mungkin salah satu caranya adalah  PP.  IAGI/PD IAGI mengadakan kursus 
penulisan jurnalistik bagi para anggotanya.
Hal ini  dapat direalisasikan  dengan melakukan pendekatan dengan PWI , 
sehingga terjalin kerjasama yang saling menguntungkan. 

Apa ini mungkin ?
Saya kira sangat mungkin !! Saat ini  (bukannya sombong loh) , IAGI sudah lebih 
dikenal oleh masyarakat dibandingkan dengan sepuluh tahuun yl.

Dengan demikian akan lahir penulis jurnalis diantara anggota IAGI.

Wassalam

si Abah


________________________________
 From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Monday, March 26, 2012 7:17 AM
Subject: [iagi-net-l] Geologi dan jurnalisme [was : Apakah ini benar ?]
 

2012/3/26 Bandono Salim <bandon...@gmail.com>

Lha mari kita mulai kursus wartawan untuk geolog atau kursus geologi al dan 
dunia seitar geologi untuk wartawan.
>Bagaimana pak ketua iagi?
>Aku daftar duluan.
 
Akhir tahun lalu saya diundang oleh Lembaga Pers Dr. Soetomo utk mengisi 
penjelasan singkat ttg perminyakan sekitar Jawa Timur, bertempat di Surabaya. 
acara itu kerjasama LPDS dengan KKKS Bojonegoro. BAnyak pengalaman menarik 
ngobrol diskusi dengan wartawan dan jurnalist berbagai media, termasuk radio, 
tv, cetak dll. Ternyata yg diperlukan bukan hanya bagaimana Geologist 
memberikan penjelasan geologi kepada Jurnalist, tetapi juga sebaliknya, 
bagaimana geologist mengerrti cara kerja serta etika wartawan (Jurnalist) yg 
benar. 
Salah satu yg mesti geologist tahu adalah, tidak semua produk media itu 
merupakan hasil jurnalisme. Usaha Media, itu ibarat warung makan, dalam satu 
warung ada banyak menu yg disajikan. Demikian juga di media (misalnya tv) ada 
banyak menu termasuk sinetron dan movie, yg jelas bukan produk jurnalisme. 
Dalam media cetak (koran), karya jurnalis itu terutama dalam tajuknya. 
Disitulah produk utama jurnalisme. Dan tajuk itulah menu utama jurnalisme. Nah 
yang lain bisa bersifat hiburan atau lainnya. 
 
Bila kita berbicara jurnalis ini mirip berbicara jurnal ilmiahnya geologi. 
kalau dalam geologi ada tulisan populer, demikian juga dalam penulisan 
wartawan. Walau dalam tulisan ringannya Pak Awang terdapat pensitiran dan fakta 
geologi, tetapi tulisannya bukan disebut produk paper ilmiah geologi. 
 
Nah tulisan awal "apakah benar" dalam thread sebelumnya, apakah jurnalisme 
ataukah bukan ? 
Saya rasa kita jangan buru-buru menyangka para wartawan ngawur dan tidak 
mengerti tentang geologi. Walaupun disadari, banyak wartawan (reporter) yg 
mengisi koran dengan tulisan geologi yg masih banyak salahnya. Salah satu yg 
banyak terjadi adalah wartawan mengisi korannya dengan menyitir tulisan di 
blog, di mailist (termasuk mailist ni) yang isinya sesuatu yg sedang 
didiskusikan. Namun naluri seorang jurnalis adalah memberitakan "sesegera 
mungkin". Salah satunya dengan "running text" dalam media televisi. 
 
IAGI tentusaja dapat menyelenggarakan kursus singkat atau workshop mengenai 
kegeologian. Ketua Bidang Pendidikan, Kehumasan dan Pertemuan Ilmiah IAGI, Pak 
Syaiful mungkin bisa mengkoordinasikannya.
 
Salam 
 
RDP

Kirim email ke