Bener sekali kang Tyus, sudah saatnya kita beralih ke energy alternative yang 
lain.
Tapi yang lebih utama lagi adalah menyadarkan masyarakat bahwa sumber energy 
kita semakin menipis dan semakin hari harga energy semakin mahal.
Mungkin perlu ditambahkan dalam strategic road map-nya DEN kita mengenai 
kontinuitas langkah penyadaran berpikir masyarakat kita bahwa energy itu mahal 
dan valuable. 
 
Btw, kang Tyus, udah mulai kontak pak Yulian buat rencana kita bikin IAGI - 
Kalteng kah? 

Regards,
Yoga

________________________________
 From: Tius SINYAL <tius.sin...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, 23 May 2012 1:20 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi 
Lifting Gas di RAPBN 2013
 

Yth. IAGI-ers,



menurut berita di Kompas hari ini (Rabu, 23 Mei 2012), Judul Berita : Produksi 
Minyak Turun, produksi tahun 2013 terendah dalam sejarah. BP Migas 
memperkirakan produksi siap jual (lifting) minyak mentah nasional tahun 2013 
sekitar 910.000 BPD (barrel per hari) atau dibawah target APBN Perubahan 2012.

Perkembangan Lifting Minyak (dalam BPD)
Tahun 2006 : 959.000
Tahun 2007 : 899.000
Tahun 2008 : 931.000
Tahun 2009 : 944.000
Tahun 2010 : 954.000
Tahun 2011 : 945.000
Tahun 2012 : 930.000
Tahun 2013 : 910.000 (asumsi)
Tahun 2014 : menurut berita, optimis produksi minyak akan naik....

Kalau memang benar seperti ini, sudah saatnya beralih ke BB Gas/CBM/Shale Gas, 
atau renewable energy, siap maupun tidak siap....

Yang menarik lagi, masih di kolom berita yang sama, termuat berita : Harga Gas 
memukul daya saing Indonesia, Menperin MS Hidayat menegaskan kenaikan harga gas 
sebesar 55% yang mendadak dan berlaku surut...intinya adalah pada sektor 
industri masih dihadapkan pada pungli di sektor transportasi, biaya pelabuhan & 
biaya logistik, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan ongkos 
termahal di ASEAN, belum lagi pada aspek jaminan pasokan gas, dll.

Indonesia....pantang menyerah..... mengutip slogan tim Thomas & Uber kita......

 


Salam,

Tius_Sinyal
IAGI-3794


Pada 23 Mei 2012 02:10, Bandono Salim <bandon...@gmail.com> menulis:

Makasih masukan dari dunia minyak.
>
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>-----Original Message-----
>
>From: <lia...@indo.net.id>
>Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22
>To: <iagi-net@iagi.or.id>
>Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi 
>Lifting Gas di RAPBN 2013
>Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak
>, yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg
>investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga
>mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas
>( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti  geothermal, solar,
>angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini
>dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%,
>inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% ,
>Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi
>meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya
>pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya
>bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh 
>pemerintah ,
>maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun
>biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga
>jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik
>masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli
>listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE  juga murah
>paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan
>sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah
>RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi
>pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP,
>intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif
>fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga
>tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu
>sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari
>Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM),
>jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya.
>salam
>
>ISM
>
>
>> Pak,
>>
>> Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif
>> dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy,
>> yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb.
>> Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai
>> prioritas terakir, yaitu urutan ke-11.
>>
>> Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi
>> teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari
>> alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari
>> UIT, Cambridge. Judul bukunya "Sustainable energy - without
>> the hot air" atau diterjemahkan bebas "Sustainable energy
>> -tanpa abab". Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay
>> membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas
>> tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang
>> memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang
>> deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk
>> biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan
>> mahal.
>>
>> Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang
>> menganjal
>> perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama
>> harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan
>> dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang
>> ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga
>> 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200,
>> akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika
>> berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang
>> harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50.
>> Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga
>> 50. Sedangkan diluar negeri alteranatif energi bersaing
>> dengan harga 200. Jadi pengusaha Indonesia harus jadi
>> superman teknologi untuk bisa menghasilkan energi dengan
>> harga dibawah 50.
>>
>> Terlampir daftar harga diesel dan gasoline di Negara-negara
>> Asia. Harga di Korea 3X harga di Indonesia. Pencarian
>> Alternatif energi bisa berkembang di Korea, tetapi tidak
>> mungkin di Indonesia.
>>
>> Salam,
>>
>> HL Ong
>>
>> -----Original Message-----
>> From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
>> Sent: Sunday, May 20, 2012 6:06 AM
>> To: Iagi
>> Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah
>> Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
>>
>> Pak Ong, kalau selalu andalin bahan bakar dari sitem
>> tAmbang, memang menyedihkan, kalau tata kelolanya masih
>> seperti saat ini. Jual murah keluar, lebih mahal jual dlm
>> negeri.
>>
>> Bagaimana kalau mulai dipikiran model Brasil, pakai tebu
>> untuk bahan bakar? Untuk oli pakai jarak?(India penghasil
>> castor oil terbesar saat ini, setau saya) Bukankah masih
>> ribuan hektar tanah kita tidak tergarap dengan baik? Malah
>> dihancurkan struktur dan kesuburannya oleh manusia?
>>
>> Ada juga sorgum manis, dlm 3 bln sudah dpt dijadikan
>> methanol, bijinya bagus untuk bahan makanan, karena
>> glukosenya rendah. Buat roti bagi penderita diabeter.
>>
>> Sisanya buat makan ternak dan pupuk.
>>
>> Ingin komentarnya Pak, mumpung masih ada waktu sbelum minyak
>> tdk dpt diambil.
>> Powered by Telkomsel BlackBerryR
>>
>> -----Original Message-----
>> From: "Ong Han Ling" <wim...@singnet.com.sg>
>> Date: Fri, 18 May 2012 09:17:21
>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah
>> Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
>> ---------------------------------------------------------------------------->
>>  ----
>> PP-IAGI 2011-2014:
>> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
>> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>> ---------------------------------------------------------------------------->
>>  ----
>> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20
>> September 2012. Kirim abstrak ke email:
>> pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak
>> 28 Februari 2012.
>> ---------------------------------------------------------------------------->
>>  ----
>

Kirim email ke