Dear Mas Wikan,

Kalau pada batuan carbonate fracture reservoir tempat sekarang aku bekerja
memang jelas sekali hubungan antara diagenesa, mineralisasi dan sifat
mekaniknya.

Kalau pada batuan basement fracture reservoir kita bisa menjumpai
batuan-batuan yang sama akan tetapi dengan proses diagenesa yang berbeda
maka akan dapat menyebabkan jumlah fracture yang terbentuk berbeda pula,
mungkin perlu juga ada yang meneliti hubungan antara hydrotermal alterasi
pada batuan basement dengan sifat mekanik semisal rock strength dari batuan
dari suatu lapangan minyak atau atau dar singkapan.

Saya pernah menghitung rock strength batuan Tufa pakai excell  dari salah
satu sumur pada lapangan Jatibarang dengan menggunakan data dari IPA
publish paper, perhitungan tersebut menunjukan bahwa Tufa dengan rock
strength yang lebih rendah akan memiliki fracture yang lebih banyak akan
mempunyai porositas yang lebih tinggi dan juga merupakan zona yang fracable.

Kalau  Mas Wikan ketemu paper yang menghubungkan shale diagenesa dengan
sifat mekaniknya boleh dong saya dikirimi.


Salam
Anggoro Dradjat



Pak Yanto,
>
> Dalam mineralogi mineral lempung shale gas perlu diperhatikan juga proses
> diagenesis yang terjadi, misalkan akibat proses burial.
>
> Swelling type clay mineral dapat berubah menjadi tipe yang lebih stabil,
> sehingga dapat meningkatkan kegetasan (brittleness) dari batuan shale.
>
> Kemudian proses diagenesis yang lain seperti penggantian (replacement)
> dari mineral lempung menjadi kalsit/siderit juga meningkatkan kegetasan.
>
> Tetapi selain kegetasan, parameter geomekanik (stress dan moduli) juga
> menjadi faktor untuk pemilihan interval, orientasi, dan desain perekahan.
>
> Salam
> Wikan
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com>
> *Date: *Mon, 25 Jun 2012 21:16:26 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Rus
>
> Ok , tks pencerahannya .
> Jadi sifat "britleness" sangat menentukan , dilain fihak sifat fisika ini
> sangat dipengaruhi oleh mineral content-nya , dan mineral content
> ditentukan oleh lingkungan pengendapan .
> Jadi apakah lingkungan pengendapan shale lapisan Tersier Indonesia
> memenuhi syarat syarat diatas ???
>
> Pertanyaan kedua , apakah volume shale , kalau itu cocok degan syarat
> shale gas cukup besar ?sebagaimana Cekungan Cekungan Paleozoicum di USA ?
>
> Pertanyaan terakhir : Siapa yang akan menjadi "leading edge" untuk
> meneliti ini semua ???
> Rasanya sih kalau Pertamina atau perusahaan minyak ndak cocok lah ,
> bagaimana peran Badan Geologi dan "Lemigas" ????
>
> Rasanya akan berdosa kita , kalau kita meniupkan "angin sorga" , tetapi
> pada kenyataannya ternyata hanya "angin dingin" . seperti CBM , yang ndak
> tahu apa saja aktifitasnya ,
> Padahal Blok Blok CBM sudah laku keras sampai habis daerah daerah itu
> ditutupi oleh Blok CBM.
>
> si Abah
>
>
>
>
>   ------------------------------
> *From:* Ruskamto Soeripto <rsoeri...@yahoo.com>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Monday, June 25, 2012 5:00 PM
> *Subject:* RE: [iagi-net-l] Shale gas news
>
>  Abah,
> Sepanjang pengetahuan saya shale gas tidak selalu methan, tergantung
> sejarah maturity dan type karogen dari sourcenya Pak.
> Yang membedakan kondisi arid/semi arid region adalah terbentuknya mineral
> high saline/evaporite evironment seperti dolomite anhydrite kemungkinan
> juga silika bercampur dan interkalasi dengan organic rich shale.  Sehingga
> source rock bersifat brittle, mudah dilakukan fract secara efektif.
>   Kondisi lingkungan tsb sangat bervariasi, memungkinkan terjadinya local
> depo-pod yang sangat kaya mengandungi TOC sampai 3-4%, sehingga ada area
> dan layer atau “sweet spot” yang ideal memenuhi Kriteria sebagai Shale
> Gas.  Berbeda dengan sistem lacustrine dan tropical, kondisinya selalu
> penuh air dan hyposline clay particles dan organic mattersnya
> (algae/plankton) terkubur bersamaan  “hampir” merata di semua bagian danau,
> sehingga jarang ditemukan “sweet spot”.  Kalau TOCnya 1-2% dan yang sisanya
> adalah clay dan silt particle pertanyaannya adalah apakah brittlenessnya
> bisa meet criteria untuk dilakukan fracturing secara efektif ??    Saya
> kira itu yang sedang didiskusikan oleh Pak Naslin, Pak Anggoro dkk,  yang
> penting kriteria TOC cut off atau brittleness dari shale tersebut.
>   Mungkin bapak-bapak bisa menambahkan..
> Salam Ruskamto 1061
>
>
>
>
>  *From:* Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com]
> *Sent:* 25 Juni 2012 9:52
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
>  Pak Rus
>
>  Secara fisik dan mineralogi apakah perbedaan anatar deep sea shale
> dengan hale yang dosebutkan yg doiendapkan pada semi arid /sabhka/
> restricted env ? Apa pengaruhnya untuk kandungan gas methane ?
>
>  si Abah
>
>    ------------------------------
>  *From:* Ruskamto <rsoeri...@yahoo.com>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Monday, June 25, 2012 7:19 AM
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
>
>   Saya pernah sedikit sharing dimaillist, bahwa umumnya bahwa shale gas
> yang sukses di US adalah mid Paleozoic intracratonic semi-arid, restrictric
> marine hingga sabkha. Sweetspot organic rich shale bercampur
> authigenic/evaporite mineral spt dolomite, anhydrite dll (CMIIW). Kondisi
> dep env. yang mendukung brittleness dan fractability dari shale gas tsb.
> Sukses story untuk Mezosoic(Jurassic Pre-Rift) juga belum terdengar..
> Sekedar meramaikan diskusi Pak.
> RUS 1061
>  ------------------------------
>  *From: *Anggoro Dradjat <adradjat....@gmail.com>
>  *Date: *Sun, 24 Jun 2012 19:29:53 +0700
>  *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>  *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>  *Subject: *Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
>  Nama cekungan yang di Polandia  itu apa yaa? shale di formasi apa? kalau
> ngak salah yang di Amerika itu kebanyakan berada di Intra Craton Basin dan
> dari lingkungan pengedapan Lacustrin,
> Kalau yang di Amerika seperti yang dipresentasikan Pak Naslin di UGM,
> horizontal layeringnya terlihat jelas  adanya Vertikal Transfer Isotropic
> yang menggambarkan perbedaan cepat rambat gelombang P secara vertikal,
> perubahan TOC dari shale  juga tercermin dari sonic resistivity DlogR.
> Wah kalau abu-abu isotropic dong, sedikit organiknya  dan ngak fracable.
> Mungkin lokasinya dipilih dari sweet spot seismic? Tapi seharusnya kan
> dilihat dahulu dari data sumur yang ada? apakah sweet spot itu mengambarkan
> zona resistivitas yang tinggi dan zona anisotropi dari shale.
> Kemungkinan yang lain adalah belum ada data sumur, jadi explorasi banget
> buat shale?
> Atau operatornya dari negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia
> tapi ngak pernah menang perang...heee...heeee
>
>
> Salam
> Anggoro Dradjat
>
>  On Sun, Jun 24, 2012 at 6:04 PM, nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com>
> wrote:
>  Apakah itu berarti operatornya tertipu atau ditipu atau salah
> interpretasi sebelumnya sehingga mengexecute project tsb ? Rasa2nya
> operator sebesar EM itu dg jumlah PhD nya yg sampai 600 (email cak Avi),
> tidak mungkin deh. Atau ada info2 lain ?
>
>  Wass,
>  nyoto
>   On Sun, Jun 24, 2012 at 3:49 PM, naslin lainda <nas...@rediffmail.com>
> wrote:
> Tadi saya barusan ngobrol ama teman yg terlibat di eksplorasi shale gas di
> polandia ini. Katanya TOC nya rendah dibawah 1%. Dari foto core nya
> warnanya abu2, bukan seperti black shale yg di US. Jadi kayaknya bukan
> organic rich shale yg mereka dapatkan.
>
>
>
> Naslin
>
>
> From: "rakhmadi avianto"rakhmadi.avia...@gmail.com
> Sent:Wed, 20 Jun 2012 12:17:44 +0530
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Dari awal aku memang sudah curiga, mungkin ngga ya Shale Gas Exploration,
> dg exitnya EM dari Poland saya kira bukan hal yg main2. Saya yg alumnus EM
> merasa bahwa EM tidak pernah main2 dalam research di Houston setahu saya
> waktu di sana ada 600an lebih PHD yg kerja di Lab yg diambil dari lulusan
> hampir seluruh dunia dg GPA yg mendekati 4 yg diterima artinya lulusan Top
> of the nudge lah
>
> >
>
> >Untuk Indonesia, mungkin tidak semua shale punya potential jadi Shale
> Gas, ini yg belum di evaluasi, belum apa2 koq ujuk2 udah sekian TCF emang
> dari mana dan dasarnya apa?
>
> >
>
> >Ingat RDP waktu jadi panelis di gas hydrate, acara Pertamina di Kempinski
> Hotel, RDP mengusulkan harus ada Pilot Project dari Zero ke Hero, artinya
> research yg ter-integrasi, ada G&G, ada drilling, dll krn menyangkut
> fracturing dimana ada usaha dari shale yg nature-nya impermeable menjadi
> permeable, tentu tidak mudah dan tentu perlu dedikasi yg tinggi dalam
> research ini.
>
> >
>
> >Salam,
>
> >Avi NPA 06666
>
> >Nomor cantik
>
> >
>
> >
>  On Tue, Jun 19, 2012 at 4:38 PM, Fatrial Bahesti 
> <bahe...@gmail.com<http://ajaxprism/writemail?mode=mail_to_individual&email=bahe...@gmail.com>>
> wrote:
>
> >
>  Mudah2an shale exit tidak terjadi di Indonesia, melainkan tetap exist
> for shale gas exploration..
>
> > ExxonMobil in Poland shale exit
>   By Kathrine Schmidt and news wires
>   18 June 2012 18:00 GMT
>    *Following two disappointing test wells in January, ExxonMobil has
> made the decision to call off further exploration there, a spokesman said
> Monday. *
>    "There have been no demonstrated sustained commercial hydrocarbon flow
> rates in our two wells in the Lublin and Podlasie basins," ExxonMobil
> spokesman Patrick McGinn told Upstream in an email.
>  "We do not have additional drilling plans in Poland."
>  The supermajor's chief executive Rex Tillerson in March alluded to some
> of the technical challenges of drilling in rock formations that had
> initially held high hopes for unconventional production.
>  The US Energy Information Administration has pegged Poland as having
> among the largest shale reserves in Europe.
>  Nonetheless, ExxonMobil chief executive Rex Tillerson spoke to the
> technical difficulties there in a New York meeting with analysts in March.
>  “Some of the shales don’t respond as well to hydraulic fracturing,” the
> news wire quoted Tillerson as saying during a meeting with reporters after
> his presentation to analysts. “It’s going to take research and time in the
> lab to understand that.”
>  Reuters said that a government report in March slashed estimates of
> Poland's shale gas reserves to 346 billion to 768 billion cubic meters, or
> about one-tenth of previous estimates, denting hopes for an energy source
> that could play a key role in weaning Europe off Russian gas.
>  Poland has granted 112 shale exploration licences to ExxonMobil, Chevron
> and other firms, even as some countries, including France and Bulgaria,
> have banned shale exploration pending further environmental studies.
>  The Poles are keen to wean themselves off their heavy reliance on coal
> and imported Russian gas, partly due to environmental commitments they face
> as a European Union member nation.
>  "ExxonMobil realised that commercial extraction was not possible with
> currently available technology. This is a general problem in Poland that
> shale rocks are too tight to allow extraction," an industry source told the
> news wire, asking not to be identified.
>  Abundant shale gas production in Poland poses a potential threat to
> Russia's supremacy in Europe, where it supplies a quarter of the gas used
> in the EU.
>  Yet Russian gas export monopoly Gazprom has repeatedly played down the
> threat and on Monday Sergei Komlev, head of contract structuring and price
> formation at Gazprom Export, told a conference in London that Polish gas
> would struggle to achieve the low prices of US shale rivals.
>  "In Poland the price for shale gas will be above $15 per million British
> thermal units, over three times than in the US where prices will rise to
> $5-10 (from a current $2.50) once they export gas," Komlev said.
>  Last Wednesday, the government abruptly called off a presentation of a
> legal framework for the development of shale gas resources, disappointing
> industry players eager for more clarity before committing further to
> investing in the sector.
>  "If this draft was published and ExxonMobil later declared it was
> leaving the country, it would most likely have been a disaster in terms of
> the country's image," said Piotr Spaczynski, partner at law firm
> Spaczynski, Szczepaniak & Wspolnicy, which advises foreign oil companies
> investing in Polish shale.
>  The government now plans to unveil the draft law by the end of the
> month, and has said it will cover exploration and extraction of oil and gas
> from both conventional and unconventional sources, including taxation,
> licensing and environmental issues.
>  "If I were the government, I would scrap all drafts and let companies
> work, or publish a draft supporting exploration and not one directed at
> excessive taxation," Spaczynski said.
>  Poland had high hopes for shale after a study by the US Energy
> Information Association in 2011 estimated Polish reserves at 5.3 trillion
> cubic metres, enough to cover domestic demand for some 300 years.
>  The government's study in March slashed estimates for recoverable shale
> gas reserves at 346 to 768 billion cubic metres.
>  Despite ExxonMobil, the world's most valuable energy company, to
> deciding to scrap exploration, other firms said they remained committed.
>  "(Our company) continues to remain extremely optimistic about the
> outlook for Polish shale gas," said John Buggenhaggen, exploration director
> at UK-listed San Leon Energy.
>
>
> >
>  *Error! Filename not 
> specified.*<http://sigads.rediff.com/RealMedia/ads/click_nx.ads/www.rediffmail.com/signatureline.htm@Middle?>
>   Follow *Rediff Deal ho 
> jaye!<http://track.rediff.com/click?url=___http://dealhojaye.rediff.com?sc_cid=rediffmailsignature___&cmp=signature&lnk=rediffmailsignature&newservice=deals>
> * to get exciting offers in your city everyday.
>
>
>
>
>
>

Kirim email ke