Source yang tersingkap ya Fm. Sangkarewang di Ombilin Basin..

Itu Pak Yarmanto ahlinya... Semoga dia mau sharing ilmunya.

Ruskamto 1061

 

 

From: rakhmadi avianto [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: 04 Juli 2012 14:20
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news

 

Kalo black shale ini ngga pernah tersingkap jur piye jal?

Avi

2012/7/3 Anggoro Dradjat <adradjat....@gmail.com>

Dear Pak Muharram,

Saya setuju dengan anda, yang penting di Indonesia ini sekarang
mendapatkan black shale yang tebal dengan RO yang besar yang bisa
dijadikan target explorasi.

Apakah singkapan-singkapan shale yang ada di Indonesia menunjukan
adanya black shale yang tebal dan RO yang besar?

Apakah teman-teman punya foto singkapan dari shale yang ada di Indonesia ?.

Sedangkan untuk fracable tidaknya shale, secara konsepsual seperti
ppt file  terlampir.

Mudah-mudahan berguna untuk diskusi kita.



Salam
Anggoro Dradjat


On 7/3/12, Muharram Jaya Panguriseng <muhar...@pertamina.com> wrote:
> Persentase kandungan mineral kuarsa pada shale gas prospect tidak melulu
> berbanding lurus dengan porosity, mungkin karena ukuran butirnya ukuran
> shale juga. Contoh terlampir (gambar sebelah kiri) menunjukkan bahwa bagian
> atas yang persentase kuarsanya lebih kecil memiliki porositas (dari core)
> yang lebih besar. Gambar sebelah kanan menunjukkan beberapa komposisi
> mineral penyusun shale yang ada di lapangan-lapangan shale gas besar di
> Amerika Utara, gambar ini saya peroleh langsung dari pemiliknya jadi
> mudah-mudahan tidak melanggar code etik men-share-nya untuk bahan diskusi ☺
> Saya kira persyaratan besarnya persentasi mineral kuarsa yang stabil itu
> lebih berpengaruh pada berhasil tidaknya hydraulic fracturing. Sebaliknya
> mineral reaktif seperti smegtite adalah mineral yang sangat dihindari oleh
> para pengembang shale gas karena akan menyebabkan swelling. Seorang team
> leader pengembangan shale gas dari Shell China E&P, kalau tidak salah
> namanya Dr. Claudia, mengatakan bahwa salah satu kata kunci dari
> pengembangan shale gas adalah berhasilnya  hydraulic fracturing. Namun
> mungkin akan berbeda persepsinya kalau nanti perkembangan fluid technology
> untuk fracturing sudah semakin maju.
>
> Semoga bermanfaat untuk diskusi geologist.
>
> Salam,
> MJP – 3048
>
>
>
> [cid:image003.png@01CD58F0.8093D620]
> From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
> Sent: Tuesday, July 03, 2012 6:55 AM
> To: Iagi
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Tidak salah, alias sangat betul.
> Kalau kwarsa dengan ukuran serpih akan berpengaruh dlm pembentukan shale
> gas, bisa dimengerti. Masih ada pori halus diantara kwarsa. Kalau serpihnya
> berasal dari mineral lempung kemungkinan akan gasnya tak bisa masuk? Krn
> struktur sedimen yang terbentuk dari mineral lempung terdispersi? Wah aku
> lupa lagi.
> Kalau begitu mencari gas serpih lebih mudah didapat pada daerah lipatan
> ditepi "kraton" daripada lipatan di dekat daerah melange?
> Sekedar bertanya, mungkin ada yang dapat memberi pencerahan.
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
> From: "Ruskamto Soeripto" <rsoeri...@yahoo.com>
> Date: Mon, 2 Jul 2012 18:20:04 +0700
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: RE: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Peran geologist sangat besar Pak Bandono, terutama dalam menentukan nilai
> keekonomian proyek explorasi dari sisi menentukan risiko geologi dan
> “uncertainty” b esarnya cadangan yang akan ditemukan.  Posisi engineers akan
> menentukan skenario Development plan, besarnya investasi dan prakiraan biaya
> operasi.   Besarnya nilai ke-ekonomian sangat bergantung risiko geologi,
> “Uncertainty” volume cadangan, skenario pengembangan, besarnya modal dan
> biaya operasi.  Permutasi variable-variable tersebut dan risiko geologi,
> hasilnya adalah Expected Monetary Values (EMV).
> Itu saja yang saya ketahui Pak...
> Ruskamto 1061
>
> From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
> Sent: 30 Juni 2012 19:33
> To: Iagi
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Apa betul mas? Kalau sbg geologist tidak dpt memberikan nilai ekonomis itu
> bisa saja sebagai ilmiawan. Kalau kerja di perdagangan yaa harus dpt beri
> gambaran untung rugi laah.
> Salam, hanya ikut urun rembug.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
> From: "Ruskamto" <rsoeri...@yahoo.com>
> Date: Sat, 30 Jun 2012 10:41:42 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Anda betul, geologist seharusnya fokus kepada proses geologinya, apakah ada
> potensi terbentuknya sweetspots pada teriary source ditinjau dari proses
> pengendapannya. Apakah ada yang sudah melakukan studi ? Atau masih terkunci
> di dapur masing-2 ?
> RUS 1061
> ________________________________
> From: "Muharram J. Panguriseng" <muhar...@pertamina.com>
> Date: Sat, 30 Jun 2012 09:11:15 +0000
> To: Iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Ikut nimbrung.
>
> Sifat brittleness dari shale mungkin tidak secara langsung dipengaruhi oleh
> umur batuan pak, tetapi lebih dipengruhi oleh mineral content. Semakin
> banyak kandungan mineral kuarsanya, maka semakin bagus karena semakin getas
> pula shale-nya dan stabil terhadap air. Jadi akan efektif untuk hydrolic
> fractured. Umumnya shale gas di US dan Canada kandungan mineral kuarsanya
> diatas 45%. Disisi lain beberapa mineral dalam shale menyebabkan swelling
> sehingga tidak cocok untuk hydrolic fractured. Karena itu salah satu
> analysis penting dalam pengembangan shale gas adalah fluid sensitivity.
>
> Menurut saya yang agak beresiko pada shale gas prospect di sedimen tersier
> di Indonesia Barat adalah Ro-nya yang kecil, bahkan dibawah 1. Seandainya
> ada black shale tebal dengan Ro besar pula maka seharusnya bisa kita jadikan
> target eksplorasi kedepan.
>
> Salam,
> MJP
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
> From: "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com>
> Date: Fri, 29 Jun 2012 21:05:55 -0700
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Wikan
>
> Kalau begitu apakah  (secara general) shale yang erumur Paleozoiicum akan
> menyebabkan sifat Brittle dari shale-nya , sehingga cocok untuk penghasil
> shale gas ?
> Atau kalau pertanyaannya dibalik:" Apakah Tertiary shale di Indonesia masih
> merupakan / cocok untuk penghasil shale gas ?
> Pertanyaan logis kan .
>
> si Abah
>
> ________________________________
> From: "wikanwindra...@yahoo.com" <wikanwindra...@yahoo.com>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Friday, June 29, 2012 10:07 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Pak Yanto,
>
> Dalam mineralogi mineral lempung shale gas perlu diperhatikan juga proses
> diagenesis yang terjadi, misalkan akibat proses burial.
>
> Swelling type clay mineral dapat berubah menjadi tipe yang lebih stabil,
> sehingga dapat meningkatkan kegetasan (brittleness) dari batuan shale.
>
> Kemudian proses diagenesis yang lain seperti penggantian (replacement) dari
> mineral lempung menjadi kalsit/siderit juga meningkatkan kegetasan.
>
> Tetapi selain kegetasan, parameter geomekanik (stress dan moduli) juga
> menjadi faktor untuk pemilihan interval, orientasi, dan desain perekahan.
>
> Salam
> Wikan
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
> From: "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com>
> Date: Mon, 25 Jun 2012 21:16:26 -0700 (PDT)
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Rus
>
> Ok , tks pencerahannya .
> Jadi sifat "britleness" sangat menentukan , dilain fihak sifat fisika ini
> sangat dipengaruhi oleh mineral content-nya , dan mineral content ditentukan
> oleh lingkungan pengendapan .
> Jadi apakah lingkungan pengendapan shale lapisan Tersier Indonesia memenuhi
> syarat syarat diatas ???
>
> Pertanyaan kedua , apakah volume shale , kalau itu cocok degan syarat shale
> gas cukup besar ?sebagaimana Cekungan Cekungan Paleozoicum di USA ?
>
> Pertanyaan terakhir : Siapa yang akan menjadi "leading edge" untuk meneliti
> ini semua ???
> Rasanya sih kalau Pertamina atau perusahaan minyak ndak cocok lah ,
> bagaimana peran Badan Geologi dan "Lemigas" ????
>
> Rasanya akan berdosa kita , kalau kita meniupkan "angin sorga" , tetapi pada
> kenyataannya ternyata hanya "angin dingin" . seperti CBM , yang ndak tahu
> apa saja aktifitasnya ,
> Padahal Blok Blok CBM sudah laku keras sampai habis daerah daerah itu
> ditutupi oleh Blok CBM.
>
> si Abah
>
>
>
>
> ________________________________
> From: Ruskamto Soeripto <rsoeri...@yahoo.com>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Monday, June 25, 2012 5:00 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Abah,
> Sepanjang pengetahuan saya shale gas tidak selalu methan, tergantung sejarah
> maturity dan type karogen dari sourcenya Pak.
> Yang membedakan kondisi arid/semi arid region adalah terbentuknya mineral
> high saline/evaporite evironment seperti dolomite anhydrite kemungkinan juga
> silika bercampur dan interkalasi dengan organic rich shale.  Sehingga source
> rock bersifat brittle, mudah dilakukan fract secara efektif.   Kondisi
> lingkungan tsb sangat bervariasi, memungkinkan terjadinya local depo-pod
> yang sangat kaya mengandungi TOC sampai 3-4%, sehingga ada area dan layer
> atau “sweet spot” yang ideal memenuhi Kriteria sebagai Shale Gas.  Berbeda
> dengan sistem lacustrine dan tropical, kondisinya selalu penuh air dan
> hyposline clay particles dan organic mattersnya (algae/plankton) terkubur
> bersamaan  “hampir” merata di semua bagian danau, sehingga jarang ditemukan
> “sweet spot”.  Kalau TOCnya 1-2% dan yang sisanya adalah clay dan silt
> particle pertanyaannya adalah apakah brittlenessnya bisa meet criteria untuk
> dilakukan fracturing secara efektif ??    Saya kira itu yang sedang
> didiskusikan oleh Pak Naslin, Pak Anggoro dkk,  yang penting kriteria TOC
> cut off atau brittleness dari shale tersebut.   Mungkin bapak-bapak bisa
> menambahkan..
> Salam Ruskamto 1061
>
>
>
>
> From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com]
> Sent: 25 Juni 2012 9:52
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Pak Rus
>
> Secara fisik dan mineralogi apakah perbedaan anatar deep sea shale dengan
> hale yang dosebutkan yg doiendapkan pada semi arid /sabhka/ restricted env ?
> Apa pengaruhnya untuk kandungan gas methane ?
>
> si Abah
>
> ________________________________
> From: Ruskamto <rsoeri...@yahoo.com>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Monday, June 25, 2012 7:19 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Saya pernah sedikit sharing dimaillist, bahwa umumnya bahwa shale gas yang
> sukses di US adalah mid Paleozoic intracratonic semi-arid, restrictric
> marine hingga sabkha. Sweetspot organic rich shale bercampur
> authigenic/evaporite mineral spt dolomite, anhydrite dll (CMIIW). Kondisi
> dep env. yang mendukung brittleness dan fractability dari shale gas tsb.
> Sukses story untuk Mezosoic(Jurassic Pre-Rift) juga belum terdengar..
> Sekedar meramaikan diskusi Pak.
> RUS 1061
> ________________________________
> From: Anggoro Dradjat <adradjat....@gmail.com>
> Date: Sun, 24 Jun 2012 19:29:53 +0700
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Nama cekungan yang di Polandia  itu apa yaa? shale di formasi apa? kalau
> ngak salah yang di Amerika itu kebanyakan berada di Intra Craton Basin dan
> dari lingkungan pengedapan Lacustrin,
> Kalau yang di Amerika seperti yang dipresentasikan Pak Naslin di UGM,
> horizontal layeringnya terlihat jelas  adanya Vertikal Transfer Isotropic
> yang menggambarkan perbedaan cepat rambat gelombang P secara vertikal,
> perubahan TOC dari shale  juga tercermin dari sonic resistivity DlogR.
> Wah kalau abu-abu isotropic dong, sedikit organiknya  dan ngak fracable.
> Mungkin lokasinya dipilih dari sweet spot seismic? Tapi seharusnya kan
> dilihat dahulu dari data sumur yang ada? apakah sweet spot itu mengambarkan
> zona resistivitas yang tinggi dan zona anisotropi dari shale.
> Kemungkinan yang lain adalah belum ada data sumur, jadi explorasi banget
> buat shale?
> Atau operatornya dari negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia tapi
> ngak pernah menang perang...heee...heeee
>
>
> Salam
> Anggoro Dradjat
> On Sun, Jun 24, 2012 at 6:04 PM, nyoto - ke-el
> <ssoena...@gmail.com<mailto:ssoena...@gmail.com>> wrote:
> Apakah itu berarti operatornya tertipu atau ditipu atau salah interpretasi
> sebelumnya sehingga mengexecute project tsb ? Rasa2nya operator sebesar EM
> itu dg jumlah PhD nya yg sampai 600 (email cak Avi), tidak mungkin deh. Atau
> ada info2 lain ?
>
> Wass,
> nyoto
> On Sun, Jun 24, 2012 at 3:49 PM, naslin lainda
> <nas...@rediffmail.com<mailto:nas...@rediffmail.com>> wrote:
> Tadi saya barusan ngobrol ama teman yg terlibat di eksplorasi shale gas di
> polandia ini. Katanya TOC nya rendah dibawah 1%. Dari foto core nya warnanya
> abu2, bukan seperti black shale yg di US. Jadi kayaknya bukan organic rich
> shale yg mereka dapatkan.
>
>
>
> Naslin
>
>
> From: "rakhmadi
> avianto"rakhmadi.avia...@gmail.com<mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com>
> Sent:Wed, 20 Jun 2012 12:17:44 +0530
> To: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>
> Dari awal aku memang sudah curiga, mungkin ngga ya Shale Gas Exploration, dg
> exitnya EM dari Poland saya kira bukan hal yg main2. Saya yg alumnus EM
> merasa bahwa EM tidak pernah main2 dalam research di Houston setahu saya
> waktu di sana ada 600an lebih PHD yg kerja di Lab yg diambil dari lulusan
> hampir seluruh dunia dg GPA yg mendekati 4 yg diterima artinya lulusan Top
> of the nudge lah
>
>>
>
>>Untuk Indonesia, mungkin tidak semua shale punya potential jadi Shale Gas,
>> ini yg belum di evaluasi, belum apa2 koq ujuk2 udah sekian TCF emang dari
>> mana dan dasarnya apa?
>
>>
>
>>Ingat RDP waktu jadi panelis di gas hydrate, acara Pertamina di Kempinski
>> Hotel, RDP mengusulkan harus ada Pilot Project dari Zero ke Hero, artinya
>> research yg ter-integrasi, ada G&G, ada drilling, dll krn menyangkut
>> fracturing dimana ada usaha dari shale yg nature-nya impermeable menjadi
>> permeable, tentu tidak mudah dan tentu perlu dedikasi yg tinggi dalam
>> research ini.
>
>>
>
>>Salam,
>
>>Avi NPA 06666
>
>>Nomor cantik
>
>>
>
>>
> On Tue, Jun 19, 2012 at 4:38 PM, Fatrial Bahesti
> <bahe...@gmail.com<http://ajaxprism/writemail?mode=mail_to_individual 
> <http://ajaxprism/writemail?mode=mail_to_individual&email=bahe...@gmail.com> 
> &email=bahe...@gmail.com>>
> wrote:
>
>>
> Mudah2an shale exit tidak terjadi di Indonesia, melainkan tetap exist for
> shale gas exploration..
>
>>
> ExxonMobil in Poland shale exit
> By Kathrine Schmidt and news wires
>  18 June 2012 18:00 GMT
> Following two disappointing test wells in January, ExxonMobil has made the
> decision to call off further exploration there, a spokesman said Monday.
> "There have been no demonstrated sustained commercial hydrocarbon flow rates
> in our two wells in the Lublin and Podlasie basins," ExxonMobil spokesman
> Patrick McGinn told Upstream in an email.
> "We do not have additional drilling plans in Poland."
> The supermajor's chief executive Rex Tillerson in March alluded to some of
> the technical challenges of drilling in rock formations that had initially
> held high hopes for unconventional production.
> The US Energy Information Administration has pegged Poland as having among
> the largest shale reserves in Europe.
> Nonetheless, ExxonMobil chief executive Rex Tillerson spoke to the technical
> difficulties there in a New York meeting with analysts in March.
> “Some of the shales don’t respond as well to hydraulic fracturing,” the news
> wire quoted Tillerson as saying during a meeting with reporters after his
> presentation to analysts. “It’s going to take research and time in the lab
> to understand that.”
> Reuters said that a government report in March slashed estimates of Poland's
> shale gas reserves to 346 billion to 768 billion cubic meters, or about
> one-tenth of previous estimates, denting hopes for an energy source that
> could play a key role in weaning Europe off Russian gas.
> Poland has granted 112 shale exploration licences to ExxonMobil, Chevron and
> other firms, even as some countries, including France and Bulgaria, have
> banned shale exploration pending further environmental studies.
> The Poles are keen to wean themselves off their heavy reliance on coal and
> imported Russian gas, partly due to environmental commitments they face as a
> European Union member nation.
> "ExxonMobil realised that commercial extraction was not possible with
> currently available technology. This is a general problem in Poland that
> shale rocks are too tight to allow extraction," an industry source told the
> news wire, asking not to be identified.
> Abundant shale gas production in Poland poses a potential threat to Russia's
> supremacy in Europe, where it supplies a quarter of the gas used in the EU.
> Yet Russian gas export monopoly Gazprom has repeatedly played down the
> threat and on Monday Sergei Komlev, head of contract structuring and price
> formation at Gazprom Export, told a conference in London that Polish gas
> would struggle to achieve the low prices of US shale rivals.
> "In Poland the price for shale gas will be above $15 per million British
> thermal units, over three times than in the US where prices will rise to
> $5-10 (from a current $2.50) once they export gas," Komlev said.
> Last Wednesday, the government abruptly called off a presentation of a legal
> framework for the development of shale gas resources, disappointing industry
> players eager for more clarity before committing further to investing in the
> sector.
> "If this draft was published and ExxonMobil later declared it was leaving
> the country, it would most likely have been a disaster in terms of the
> country's image," said Piotr Spaczynski, partner at law firm Spaczynski,
> Szczepaniak & Wspolnicy, which advises foreign oil companies investing in
> Polish shale.
> The government now plans to unveil the draft law by the end of the month,
> and has said it will cover exploration and extraction of oil and gas from
> both conventional and unconventional sources, including taxation, licensing
> and environmental issues.
> "If I were the government, I would scrap all drafts and let companies work,
> or publish a draft supporting exploration and not one directed at excessive
> taxation," Spaczynski said.
> Poland had high hopes for shale after a study by the US Energy Information
> Association in 2011 estimated Polish reserves at 5.3 trillion cubic metres,
> enough to cover domestic demand for some 300 years.
> The government's study in March slashed estimates for recoverable shale gas
> reserves at 346 to 768 billion cubic metres.
> Despite ExxonMobil, the world's most valuable energy company, to deciding to
> scrap exploration, other firms said they remained committed.
> "(Our company) continues to remain extremely optimistic about the outlook
> for Polish shale gas," said John Buggenhaggen, exploration director at
> UK-listed San Leon Energy.
>
>
>>
> Error! Filename not
> specified.<http://sigads.rediff.com/RealMedia/ads/click_nx.ads/www.rediffmail.com/signatureline.htm@Middle?>
> Follow Rediff Deal ho
> jaye!<http://track.rediff.com/click?url=___http://dealhojaye.rediff.com?sc_cid=rediffmailsignature___
>  
> <http://track.rediff.com/click?url=___http://dealhojaye.rediff.com?sc_cid=rediffmailsignature___&cmp=signature&lnk=rediffmailsignature&newservice=deals>
>  &cmp=signature&lnk=rediffmailsignature&newservice=deals>
> to get exciting offers in your city everyday.
>
>
>
>
>
>
> ***** This message may contain confidential and/or privileged information.
> If you are not the addressee or authorized to receive this for the
> addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this
> message or any information herein. If you have received this communication
> in error, please notify us immediately by responding to this email and then
> delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the
> proper and complete transmission of the information contained in this
> communication nor for any delay in its receipt. *****
>

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net> 
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

 

Kirim email ke