Pak Rus, Untuk referensi karakterisasi reservoir termasuk proses diagenesis di shale gas dapat dilihat di SPE 131350 oleh Passey dan Bohacs, 2010: "From Oil-Prone Source Rock to Gas Producing Shale Reservoir - Geologic and Petrophysical Characterization of Unconventional Shale Gas Reservoirs".
Untuk lebih banyak informasi bisa dicari "illitization on shale gas". Selama 3 tahun belakangan ini kami mengamati banyak data petrologi dan mineralogi batuan serpih syn-rift, sayangnya belum bisa dipublikasikan. Salam, Wikan Sent from my iPad On 30 Jun 2012, at 17:22, "Ruskamto" <rsoeri...@yahoo.com> wrote: > Pak Wikan, > Kalau punya reference data marine atau lakustrine shale source yang > brittlenessnya seperti yang anda diskripsikan.. Kami ingin ikut belajar.. > Ruskamto 1061 > From: "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com> > Date: Fri, 29 Jun 2012 21:05:55 -0700 (PDT) > To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news > > Wikan > > Kalau begitu apakah (secara general) shale yang erumur Paleozoiicum akan > menyebabkan sifat Brittle dari shale-nya , sehingga cocok untuk penghasil > shale gas ? > Atau kalau pertanyaannya dibalik:" Apakah Tertiary shale di Indonesia masih > merupakan / cocok untuk penghasil shale gas ? > Pertanyaan logis kan . > > si Abah > > From: "wikanwindra...@yahoo.com" <wikanwindra...@yahoo.com> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Friday, June 29, 2012 10:07 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news > > Pak Yanto, > > Dalam mineralogi mineral lempung shale gas perlu diperhatikan juga proses > diagenesis yang terjadi, misalkan akibat proses burial. > > Swelling type clay mineral dapat berubah menjadi tipe yang lebih stabil, > sehingga dapat meningkatkan kegetasan (brittleness) dari batuan shale. > > Kemudian proses diagenesis yang lain seperti penggantian (replacement) dari > mineral lempung menjadi kalsit/siderit juga meningkatkan kegetasan. > > Tetapi selain kegetasan, parameter geomekanik (stress dan moduli) juga > menjadi faktor untuk pemilihan interval, orientasi, dan desain perekahan. > > Salam > Wikan > Powered by Telkomsel BlackBerry® > From: "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com> > Date: Mon, 25 Jun 2012 21:16:26 -0700 (PDT) > To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news > > Rus > > Ok , tks pencerahannya . > Jadi sifat "britleness" sangat menentukan , dilain fihak sifat fisika ini > sangat dipengaruhi oleh mineral content-nya , dan mineral content ditentukan > oleh lingkungan pengendapan . > Jadi apakah lingkungan pengendapan shale lapisan Tersier Indonesia memenuhi > syarat syarat diatas ??? > > Pertanyaan kedua , apakah volume shale , kalau itu cocok degan syarat shale > gas cukup besar ?sebagaimana Cekungan Cekungan Paleozoicum di USA ? > > Pertanyaan terakhir : Siapa yang akan menjadi "leading edge" untuk meneliti > ini semua ??? > Rasanya sih kalau Pertamina atau perusahaan minyak ndak cocok lah , bagaimana > peran Badan Geologi dan "Lemigas" ???? > > Rasanya akan berdosa kita , kalau kita meniupkan "angin sorga" , tetapi pada > kenyataannya ternyata hanya "angin dingin" . seperti CBM , yang ndak tahu apa > saja aktifitasnya , > Padahal Blok Blok CBM sudah laku keras sampai habis daerah daerah itu > ditutupi oleh Blok CBM. > > si Abah > > > > > From: Ruskamto Soeripto <rsoeri...@yahoo.com> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Monday, June 25, 2012 5:00 PM > Subject: RE: [iagi-net-l] Shale gas news > > Abah, > Sepanjang pengetahuan saya shale gas tidak selalu methan, tergantung sejarah > maturity dan type karogen dari sourcenya Pak. > Yang membedakan kondisi arid/semi arid region adalah terbentuknya mineral > high saline/evaporite evironment seperti dolomite anhydrite kemungkinan juga > silika bercampur dan interkalasi dengan organic rich shale. Sehingga source > rock bersifat brittle, mudah dilakukan fract secara efektif. Kondisi > lingkungan tsb sangat bervariasi, memungkinkan terjadinya local depo-pod yang > sangat kaya mengandungi TOC sampai 3-4%, sehingga ada area dan layer atau > “sweet spot” yang ideal memenuhi Kriteria sebagai Shale Gas. Berbeda dengan > sistem lacustrine dan tropical, kondisinya selalu penuh air dan hyposline > clay particles dan organic mattersnya (algae/plankton) terkubur bersamaan > “hampir” merata di semua bagian danau, sehingga jarang ditemukan “sweet > spot”. Kalau TOCnya 1-2% dan yang sisanya adalah clay dan silt particle > pertanyaannya adalah apakah brittlenessnya bisa meet criteria untuk dilakukan > fracturing secara efektif ?? Saya kira itu yang sedang didiskusikan oleh > Pak Naslin, Pak Anggoro dkk, yang penting kriteria TOC cut off atau > brittleness dari shale tersebut. Mungkin bapak-bapak bisa menambahkan.. > Salam Ruskamto 1061 > > > > > From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] > Sent: 25 Juni 2012 9:52 > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news > > Pak Rus > > Secara fisik dan mineralogi apakah perbedaan anatar deep sea shale dengan > hale yang dosebutkan yg doiendapkan pada semi arid /sabhka/ restricted env ? > Apa pengaruhnya untuk kandungan gas methane ? > > si Abah > > From: Ruskamto <rsoeri...@yahoo.com> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Monday, June 25, 2012 7:19 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news > > > Saya pernah sedikit sharing dimaillist, bahwa umumnya bahwa shale gas yang > sukses di US adalah mid Paleozoic intracratonic semi-arid, restrictric marine > hingga sabkha. Sweetspot organic rich shale bercampur authigenic/evaporite > mineral spt dolomite, anhydrite dll (CMIIW). Kondisi dep env. yang mendukung > brittleness dan fractability dari shale gas tsb. Sukses story untuk > Mezosoic(Jurassic Pre-Rift) juga belum terdengar.. Sekedar meramaikan diskusi > Pak. > RUS 1061 > From: Anggoro Dradjat <adradjat....@gmail.com> > Date: Sun, 24 Jun 2012 19:29:53 +0700 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news > > Nama cekungan yang di Polandia itu apa yaa? shale di formasi apa? kalau ngak > salah yang di Amerika itu kebanyakan berada di Intra Craton Basin dan dari > lingkungan pengedapan Lacustrin, > Kalau yang di Amerika seperti yang dipresentasikan Pak Naslin di UGM, > horizontal layeringnya terlihat jelas adanya Vertikal Transfer Isotropic > yang menggambarkan perbedaan cepat rambat gelombang P secara vertikal, > perubahan TOC dari shale juga tercermin dari sonic resistivity DlogR. > Wah kalau abu-abu isotropic dong, sedikit organiknya dan ngak fracable. > Mungkin lokasinya dipilih dari sweet spot seismic? Tapi seharusnya kan > dilihat dahulu dari data sumur yang ada? apakah sweet spot itu mengambarkan > zona resistivitas yang tinggi dan zona anisotropi dari shale. > Kemungkinan yang lain adalah belum ada data sumur, jadi explorasi banget buat > shale? > Atau operatornya dari negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia tapi > ngak pernah menang perang...heee...heeee > > > Salam > Anggoro Dradjat > > On Sun, Jun 24, 2012 at 6:04 PM, nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com> wrote: > Apakah itu berarti operatornya tertipu atau ditipu atau salah interpretasi > sebelumnya sehingga mengexecute project tsb ? Rasa2nya operator sebesar EM > itu dg jumlah PhD nya yg sampai 600 (email cak Avi), tidak mungkin deh. Atau > ada info2 lain ? > > Wass, > nyoto > On Sun, Jun 24, 2012 at 3:49 PM, naslin lainda <nas...@rediffmail.com> wrote: > Tadi saya barusan ngobrol ama teman yg terlibat di eksplorasi shale gas di > polandia ini. Katanya TOC nya rendah dibawah 1%. Dari foto core nya warnanya > abu2, bukan seperti black shale yg di US. Jadi kayaknya bukan organic rich > shale yg mereka dapatkan. > > > > Naslin > > > From: "rakhmadi avianto"rakhmadi.avia...@gmail.com > Sent:Wed, 20 Jun 2012 12:17:44 +0530 > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news > > Dari awal aku memang sudah curiga, mungkin ngga ya Shale Gas Exploration, dg > exitnya EM dari Poland saya kira bukan hal yg main2. Saya yg alumnus EM > merasa bahwa EM tidak pernah main2 dalam research di Houston setahu saya > waktu di sana ada 600an lebih PHD yg kerja di Lab yg diambil dari lulusan > hampir seluruh dunia dg GPA yg mendekati 4 yg diterima artinya lulusan Top of > the nudge lah > > > > > >Untuk Indonesia, mungkin tidak semua shale punya potential jadi Shale Gas, > >ini yg belum di evaluasi, belum apa2 koq ujuk2 udah sekian TCF emang dari > >mana dan dasarnya apa? > > > > > >Ingat RDP waktu jadi panelis di gas hydrate, acara Pertamina di Kempinski > >Hotel, RDP mengusulkan harus ada Pilot Project dari Zero ke Hero, artinya > >research yg ter-integrasi, ada G&G, ada drilling, dll krn menyangkut > >fracturing dimana ada usaha dari shale yg nature-nya impermeable menjadi > >permeable, tentu tidak mudah dan tentu perlu dedikasi yg tinggi dalam > >research ini. > > > > > >Salam, > > >Avi NPA 06666 > > >Nomor cantik > > > > > > > On Tue, Jun 19, 2012 at 4:38 PM, Fatrial Bahesti <bahe...@gmail.com> wrote: > > > > Mudah2an shale exit tidak terjadi di Indonesia, melainkan tetap exist for > shale gas exploration.. > > > > > ExxonMobil in Poland shale exit > > By Kathrine Schmidt and news wires > 18 June 2012 18:00 GMT > Following two disappointing test wells in January, ExxonMobil has made the > decision to call off further exploration there, a spokesman said Monday. > "There have been no demonstrated sustained commercial hydrocarbon flow rates > in our two wells in the Lublin and Podlasie basins," ExxonMobil spokesman > Patrick McGinn told Upstream in an email. > "We do not have additional drilling plans in Poland." > The supermajor's chief executive Rex Tillerson in March alluded to some of > the technical challenges of drilling in rock formations that had initially > held high hopes for unconventional production. > The US Energy Information Administration has pegged Poland as having among > the largest shale reserves in Europe. > Nonetheless, ExxonMobil chief executive Rex Tillerson spoke to the technical > difficulties there in a New York meeting with analysts in March. > “Some of the shales don’t respond as well to hydraulic fracturing,” the news > wire quoted Tillerson as saying during a meeting with reporters after his > presentation to analysts. “It’s going to take research and time in the lab to > understand that.” > Reuters said that a government report in March slashed estimates of Poland's > shale gas reserves to 346 billion to 768 billion cubic meters, or about > one-tenth of previous estimates, denting hopes for an energy source that > could play a key role in weaning Europe off Russian gas. > Poland has granted 112 shale exploration licences to ExxonMobil, Chevron and > other firms, even as some countries, including France and Bulgaria, have > banned shale exploration pending further environmental studies. > The Poles are keen to wean themselves off their heavy reliance on coal and > imported Russian gas, partly due to environmental commitments they face as a > European Union member nation. > "ExxonMobil realised that commercial extraction was not possible with > currently available technology. This is a general problem in Poland that > shale rocks are too tight to allow extraction," an industry source told the > news wire, asking not to be identified. > Abundant shale gas production in Poland poses a potential threat to Russia's > supremacy in Europe, where it supplies a quarter of the gas used in the EU. > Yet Russian gas export monopoly Gazprom has repeatedly played down the threat > and on Monday Sergei Komlev, head of contract structuring and price formation > at Gazprom Export, told a conference in London that Polish gas would struggle > to achieve the low prices of US shale rivals. > "In Poland the price for shale gas will be above $15 per million British > thermal units, over three times than in the US where prices will rise to > $5-10 (from a current $2.50) once they export gas," Komlev said. > Last Wednesday, the government abruptly called off a presentation of a legal > framework for the development of shale gas resources, disappointing industry > players eager for more clarity before committing further to investing in the > sector. > "If this draft was published and ExxonMobil later declared it was leaving the > country, it would most likely have been a disaster in terms of the country's > image," said Piotr Spaczynski, partner at law firm Spaczynski, Szczepaniak & > Wspolnicy, which advises foreign oil companies investing in Polish shale. > The government now plans to unveil the draft law by the end of the month, and > has said it will cover exploration and extraction of oil and gas from both > conventional and unconventional sources, including taxation, licensing and > environmental issues. > "If I were the government, I would scrap all drafts and let companies work, > or publish a draft supporting exploration and not one directed at excessive > taxation," Spaczynski said. > Poland had high hopes for shale after a study by the US Energy Information > Association in 2011 estimated Polish reserves at 5.3 trillion cubic metres, > enough to cover domestic demand for some 300 years. > The government's study in March slashed estimates for recoverable shale gas > reserves at 346 to 768 billion cubic metres. > Despite ExxonMobil, the world's most valuable energy company, to deciding to > scrap exploration, other firms said they remained committed. > "(Our company) continues to remain extremely optimistic about the outlook for > Polish shale gas," said John Buggenhaggen, exploration director at UK-listed > San Leon Energy. > > > > > Error! Filename not specified. > Follow Rediff Deal ho jaye! to get exciting offers in your city everyday. > > > > > > > > \t�-$� �DC�c��L��M8�D<�