Ijin ikut urun pikiran....

> "kalau Indonesia meniru gaya Venezuela mengusir para investor asingnya justru 
> berbahaya, pasalnya negara-negara seperti itu memang siap untuk dikucilkan 
> dunia Internasional".

Pertanyaan: apakah bangsa Indonesia mempunyai keberanian untuk dikucilkan dunia 
internasiona? Terkesan bangsa ini tidak siap walaupun kita sudah punya sejarah 
pernah menghadapi masa2 sulit ketika menghadapi penjajahan hingga masa2 
mempertahankan kemerdekaan.

> "Tapi apakah Indonesia mau dikucilkan tentunya tidak, kalau kita mengusir 
> para investor asing yang telah menanamkan investasinya di Indonesia yang 
> membantu Indonesia hingga kita bisa memakai pakaian bagus, bisa gaji guru, 
> gaji polisi, TNI, bangun sekolah, jangan sampai itu terjadi,"
Jawaban: bisa iya bisa tidak. Kalau bisa dg tekad bulat dan teladan mulai dari 
penguasa hingga rakyatnya bangaimana? Untuk sementara rela pakai baju jelek, 
kerja gotong royong bagi PNS, Polri dan TNI, rela nggak pakai Blackberry, rela 
pakai motor/mobil butut.

> "Indonesia memang sengaja mengundang para investor tersebut sejak tahun 1945, 
> kalau tidak Indonesia tidak akan mampu mengelola sumber daya Alamnya disektor 
> Migas dimana pendapatan dari sektor Migas mencapai Rp 300 triliun"
Pertanyaan: apakah saat ini Indonesia belum mampu mengelola SDA Migasnya 
sendiri?
Catatan: kebijakan undang investor besar2 an terjadi pd tahun 1968/1969, ketika 
ORBA berkuasa. 

> "produksi minyak Indonesia pernah sampai menyentuh 1,6 juta barel per hari, 
> itu karena Chevron, Total, BP dan perusahaan migas Asing berhasil menemukan 
> cadangan minyak sangat besar"
Setuju...banyak sekali jasa mereka bagi negeri ini, hingga kita bisa menikmati 
kemakmuran seperti: lapangan pekerjaan, ekonomi membaik, perputaran uang 
lancar, pembangunan berjalan. Mahasiswa geoscience (termasuk saya ketika 
mahasiswa) bisa dapat sponsor untuk skripsi, thesis, fieldtrip, hibah bersaing 
di PT dan proyek2 bagi para dosen/peneliti dalam mengembangkan 
profesionalitasnya. Kami ucapkan terimakasih banyak. 
Pertanyaan: kemana keuntungan hasil minyak itu dalam upaya alih science & 
teknologi hingga pd saatnya kita mampu mengelola sendiri?

> "Tangguh, Minas, Duri dan lainnya yang menemukan ya mereka juga (perusahaan 
> asing), kita? tidak ada, makanya sampai saat ini produksi minyak kita terus 
> turun. Kenapa tidak mencari sendiri, itu tidak mudah, biaya eksplorasi satu 
> sumur minyak saja mencapai US$ 400 juta, itu harus kas tidak bisa pinjam 
> uangnya, dan belum tentu dapat bahkan lebih sering tidak dapatnya, makanya 
> itu kita undang perusahaan asing"
Berarti kita menilai rendah kemampuan kita sendiri. Mulai dari eksekutif hingga 
legislatif membangun kepercayaan diri. Jiwa enterpreneurship...siap gagal 
berkali-kali, siap belajar berkali-kali, siap ambil resiko, siap buat terobosan 
yg bisa dipertanggungjawabkan dan diberi kepercayaan penuh untuk jangka 
panjang. 
Banyak alasan yang mendorong kita tidak bisa bukannya mencari alasan mengapa 
kita bisa.

> "kalau sekarang Indonesia main usir-usir investor asing disektor Migas, akan 
> menjadi kesan buruk bagi investor.
> "Kalau sampai investor enggan masuk lagi di Indonesia,bahaya,kasihan anak 
> cucu kita, tidak bisa menikmati hasil pengelolaan sumber daya alamnya. Jadi 
> konsep usir mengusir itu merupakan kesalahan fatal, akan sebabkananak cucu 
> kita merana,"
Tidak bermaksud mengusir secara frontal, tapi beri kami kesempatan untuk 
berbuat sesuatu di tanah air kami sendiri. Nasib kita ada di tangan kita bukan 
di tangan mereka. Apa benar kalau investor enggan masuk trus anak cucu kita 
jadi merana? Itu hanya prasangka. 
Bukankah Tuhan selalu mengikuti prasangka hambanya?

Salam,

Ery Arifullah
Ketua Pengda IAGI Kaltim.

Sent from my iPad

On 21 Okt 2012, at 09:42, "Agung Adi Susanto" <aasusa...@gmail.com> wrote:

> Semakin "Wow" aja nih berita.... :) 
> 
> --------------------------
> Jumat, 19/10/2012 15:42 WIB
> 
> Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs
> 
> Rista Rama Dhany - detikFinance 
> 
> Jakarta - Kontrak Total E&P Indonesie dalam pengelolaan Blok Mahakam di 
> Kalimantan Timur akan segera berakhir pada 2017. Ada wacana keinginan 
> 'mengusir' Total dan menyerahkan pengelolaannya kepada Pertamina, tetapi jika 
> sampai itu terjadi dampaknya akan berbahaya khususnya buat anak cucu rakyat 
> Indonesia, Loh kok bisa?
> 
> Hal tersebut seperti diungkapkan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral 
> (ESDM) Rudi Rubiandini, kalau Indonesia meniru gaya Venezuela mengusir para 
> investor asingnya justru berbahaya, pasalnya negara-negara seperti itu memang 
> siap untuk dikucilkan dunia Internasional.
> 
> "Tapi apakah Indonesia mau dikucilkan tentunya tidak, kalau kita mengusir 
> para investor asing yang telah menanamkan investasinya di Indonesia yang 
> membantu Indonesia hingga kita bisa memakai pakaian bagus, bisa gaji guru, 
> gaji polisi, TNI, bangun sekolah, jangan sampai itu terjadi," kata Rudi dalam 
> diskusi Solusi di Bidang Energi dan Pertambangan di Kantor Pusat Nahdatul 
> Ulama, Jumat (19/10/2012)
> 
> Dikatakan Rudi, Indonesia memang sengaja mengundang para investor tersebut 
> sejak tahun 1945, kalau tidak Indonesia tidak akan mampu mengelola sumber 
> daya Alamnya disektor Migas dimana pendapatan dari sektor Migas mencapai Rp 
> 300 triliun.
> 
> "Indonesia tidak akan mampu kelola sendiri sektor Migasnya, makanya kita dulu 
> mengundang mereka, jadi kita bisa nikmati pendapatan di sektor Migas yang 
> mencapai Rp 300 triliun itu. Jadi kalau saat ini ada eforia kita mampu kelola 
> sendiri, ya jangan untuk mengusir mereka," kata Rudi.
> 
> Asal tahu saja kata Rudi, produksi minyak Indonesia pernah sampai menyentuh 
> 1,6 juta barel per hari, itu karena Chevron, Total, BP dan perusahaan migas 
> Asing berhasil menemukan cadangan minyak sangat besar.
> 
> "Tangguh, Minas, Duri dan lainnya yang menemukan ya mereka juga (perusahaan 
> asing), kita? tidak ada, makanya sampai saat ini produksi minyak kita terus 
> turun. Kenapa tidak mencari sendiri, itu tidak mudah, biaya eksplorasi satu 
> sumur minyak saja mencapai US$ 400 juta, itu harus kas tidak bisa pinjam 
> uangnya, dan belum tentu dapat bahkan lebih sering tidak dapatnya, makanya 
> itu kita undang perusahaan asing," tutur Rudi.
> 
> Jadi, kalau sekarang Indonesia main usir-usir investor asing disektor Migas, 
> akan menjadi kesan buruk bagi investor.
> 
> "Kalau sampai investor enggan masuk lagi di Indonesia,bahaya,kasihan anak 
> cucu kita, tidak bisa menikmati hasil pengelolaan sumber daya alamnya. Jadi 
> konsep usir mengusir itu merupakan kesalahan fatal, akan sebabkananak cucu 
> kita merana," tandas Rudi.
> 
> http://m.detik.com/finance/read/2012/10/19/154223/2067296/1034/ini-bahayanya-kalau-pemerintah-usir-total-cs
> 
> Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kirim email ke