Wowww ..... menurut hemat saya semakin banyak ajaa pejabat yg lebayy ...by. 
..buy ..buy by .... tapii memang sebaiknya demikian, apa yg dipikirkan langsung 
diucapkan, dan bukan sebaliknya berpikir lain berkata lain ... 

Apa iya anak bangsa ini betul2 ngga mampu mengelola industri migas di sektor 
hulu ???

Bukankah KemBUMN bisa membuat BUMN baru utk mengelola blok mahakam dg 
memberdayakan segenap kemampuan anak negri ??? Atau cukup pertamina aja yg 
membuat anak perusahaan, kemudian menghimpun seluruh kekuatan anak bangsa yg 
sdh berpengalaman dalam operasi lepas pantai, tentunya termasuk TKI ex karyawan 
Total. Kemudian tetapkan pendapatan bulanan karyawan indonesia tsb 30-40% 
diatas gaji sekarang ...... 

Selama ini kita mengetahui bahwa perbandingan gaji TKA dg TKI di industri hulu 
migas aple to aple kira2 1(satu) berbanding 5(lima) bahkan mungkin lebih.

Andaikata pemerintah masih menilai bahwa  anak bangsa tdk mampu utk level GM 
dan VP bahkan juga tingkatan tenaga ahli, maka pemerintah dapat instruksikan 
pertamina utk menyewa sementara beberapa orang TKA.....

Dg cara sederhana di atas, saya yakin pendapatan negara akan lebih optimal, 
baik secara materi maupun moral.

Beberapa puluh th lalu di pertamina pernah ada anekdot .... JOB = join 
operating body, tapi kemudian diplesetkan menjadi "jongos orang bule" ... maaf 
sekalii, hanya sekedar bercanda  ....

Ada lagii, dalam sejarah disebutkan bahwa indonesia dijajah negara asing hampir 
3,5 abad, lama nian yaaa  .... begitu melihat ada bule jadi tukang semir di 
bandara LN/mall, maka sekonyong2 bbrp kawan menyodorkan sepatunya, sambil 
berkata ... kapan lagi sepatu gue disemirin bule ... ha..haa ..puas..

Maaf dan salam ...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Agung Adi Susanto" <aasusa...@gmail.com>
Date: Sun, 21 Oct 2012 01:42:35 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: [iagi-net-l] Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs

Semakin "Wow" aja nih berita.... :) 

--------------------------
Jumat, 19/10/2012 15:42 WIB

Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs

Rista Rama Dhany - detikFinance 

Jakarta - Kontrak Total E&P Indonesie dalam pengelolaan Blok Mahakam di 
Kalimantan Timur akan segera berakhir pada 2017. Ada wacana keinginan 
'mengusir' Total dan menyerahkan pengelolaannya kepada Pertamina, tetapi jika 
sampai itu terjadi dampaknya akan berbahaya khususnya buat anak cucu rakyat 
Indonesia, Loh kok bisa?

Hal tersebut seperti diungkapkan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral 
(ESDM) Rudi Rubiandini, kalau Indonesia meniru gaya Venezuela mengusir para 
investor asingnya justru berbahaya, pasalnya negara-negara seperti itu memang 
siap untuk dikucilkan dunia Internasional.

"Tapi apakah Indonesia mau dikucilkan tentunya tidak, kalau kita mengusir para 
investor asing yang telah menanamkan investasinya di Indonesia yang membantu 
Indonesia hingga kita bisa memakai pakaian bagus, bisa gaji guru, gaji polisi, 
TNI, bangun sekolah, jangan sampai itu terjadi," kata Rudi dalam diskusi Solusi 
di Bidang Energi dan Pertambangan di Kantor Pusat Nahdatul Ulama, Jumat 
(19/10/2012)

Dikatakan Rudi, Indonesia memang sengaja mengundang para investor tersebut 
sejak tahun 1945, kalau tidak Indonesia tidak akan mampu mengelola sumber daya 
Alamnya disektor Migas dimana pendapatan dari sektor Migas mencapai Rp 300 
triliun.

"Indonesia tidak akan mampu kelola sendiri sektor Migasnya, makanya kita dulu 
mengundang mereka, jadi kita bisa nikmati pendapatan di sektor Migas yang 
mencapai Rp 300 triliun itu. Jadi kalau saat ini ada eforia kita mampu kelola 
sendiri, ya jangan untuk mengusir mereka," kata Rudi.

Asal tahu saja kata Rudi, produksi minyak Indonesia pernah sampai menyentuh 1,6 
juta barel per hari, itu karena Chevron, Total, BP dan perusahaan migas Asing 
berhasil menemukan cadangan minyak sangat besar.

"Tangguh, Minas, Duri dan lainnya yang menemukan ya mereka juga (perusahaan 
asing), kita? tidak ada, makanya sampai saat ini produksi minyak kita terus 
turun. Kenapa tidak mencari sendiri, itu tidak mudah, biaya eksplorasi satu 
sumur minyak saja mencapai US$ 400 juta, itu harus kas tidak bisa pinjam 
uangnya, dan belum tentu dapat bahkan lebih sering tidak dapatnya, makanya itu 
kita undang perusahaan asing," tutur Rudi.

Jadi, kalau sekarang Indonesia main usir-usir investor asing disektor Migas, 
akan menjadi kesan buruk bagi investor.

"Kalau sampai investor enggan masuk lagi di Indonesia,bahaya,kasihan anak cucu 
kita, tidak bisa menikmati hasil pengelolaan sumber daya alamnya. Jadi konsep 
usir mengusir itu merupakan kesalahan fatal, akan sebabkananak cucu kita 
merana," tandas Rudi.

http://m.detik.com/finance/read/2012/10/19/154223/2067296/1034/ini-bahayanya-kalau-pemerintah-usir-total-cs

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kirim email ke