Masak dikucilkan kalau mengikuti kontrak yang sudah ada? kan kontraknya sudah habis? jadi balik ke pemerintah Indonesia, siapa yang dapat terserah pemerintah Indonesia. tidak melanggar hukum apapun. jadi nanti semua perusahaan kalau mau masuk langsung memperhitungkan kalau dapat hanya sampai akhir kontrak kecuali kalau mereka mampu bersaing secara ekonmis mendapatkan balik blok itu.
mereka yang ketemu? kan mereka sudah dapat reward nya juga? kalau sudah habis kontrak ya.... terserah pemerintah... setelah membaca ini, saya jadi ingat Stanvac dan kemudian menjadi Medco. suatu contoh keberhasilan yang patut di beritahu ke pemerintah kalau ngak tahu. seperti kata Pak Lutfi di Angola ada beberapa blok yang sudah produksi yang diambil alih oleh Sonangol P&P setelah masa kontrak habis, dan mereka menawarkan ke pegawai2 nasional dan expat yang mengelola block2 itu untuk join Sonangol P&P. mereka akhirnya memang masih memakai tenaga expat eks perusahaan yang bersangkutan, tetapi management dikuasai oleh Sonangol PnP dan perusahaan sebelumnya dapat kesempatan jadi partner. kalau yang block deep waternya BP itu masih taraf explorasi dengan bejibun discovery, dan Sonangol memang punya share di block itu, jadi seperti pemegang saham yang lain punya hak pertama untuk mengambil share yang di offer. jadi tidak ada forcing apapun. selanjutnya bisa kita listing block2 yang sudah akan habis kontraknya atau sudah habis kontraknya disini, supaya kita bisa memberikan input yang bagus ke pemerintah. ada D-alpha natuna, ada yang lainnya juga.. salam, frank ________________________________ From: Ismail <lia...@indo.net.id> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, October 20, 2012 11:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs Masalahnya Yang Berwenang Tidak Tahu , yang Tahu Tidak Berwenang , Gimana kalau para Praktisi/Ahli Migas masuk ke jajaran ESDM agar kebijakan migas kita dikelola oleh Yg Tahu tapi juga Berwenang Sent by Liamsi's Mobile Phone -----Original Message----- From: tambis...@yahoo.com Date: Sun, 21 Oct 2012 03:08:59 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs Wowww ..... menurut hemat saya semakin banyak ajaa pejabat yg lebayy ...by. ..buy ..buy by .... tapii memang sebaiknya demikian, apa yg dipikirkan langsung diucapkan, dan bukan sebaliknya berpikir lain berkata lain ... Apa iya anak bangsa ini betul2 ngga mampu mengelola industri migas di sektor hulu ??? Bukankah KemBUMN bisa membuat BUMN baru utk mengelola blok mahakam dg memberdayakan segenap kemampuan anak negri ??? Atau cukup pertamina aja yg membuat anak perusahaan, kemudian menghimpun seluruh kekuatan anak bangsa yg sdh berpengalaman dalam operasi lepas pantai, tentunya termasuk TKI ex karyawan Total. Kemudian tetapkan pendapatan bulanan karyawan indonesia tsb 30-40% diatas gaji sekarang ...... Selama ini kita mengetahui bahwa perbandingan gaji TKA dg TKI di industri hulu migas aple to aple kira2 1(satu) berbanding 5(lima) bahkan mungkin lebih. Andaikata pemerintah masih menilai bahwa anak bangsa tdk mampu utk level GM dan VP bahkan juga tingkatan tenaga ahli, maka pemerintah dapat instruksikan pertamina utk menyewa sementara beberapa orang TKA..... Dg cara sederhana di atas, saya yakin pendapatan negara akan lebih optimal, baik secara materi maupun moral. Beberapa puluh th lalu di pertamina pernah ada anekdot .... JOB = join operating body, tapi kemudian diplesetkan menjadi "jongos orang bule" ... maaf sekalii, hanya sekedar bercanda .... Ada lagii, dalam sejarah disebutkan bahwa indonesia dijajah negara asing hampir 3,5 abad, lama nian yaaa .... begitu melihat ada bule jadi tukang semir di bandara LN/mall, maka sekonyong2 bbrp kawan menyodorkan sepatunya, sambil berkata ... kapan lagi sepatu gue disemirin bule ... ha..haa ..puas.. Maaf dan salam ... Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: "Agung Adi Susanto" <aasusa...@gmail.com> Date: Sun, 21 Oct 2012 01:42:35 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs Semakin "Wow" aja nih berita.... :) -------------------------- Jumat, 19/10/2012 15:42 WIB Ini Bahayanya Kalau Pemerintah Usir Total Cs Rista Rama Dhany - detikFinance Jakarta - Kontrak Total E&P Indonesie dalam pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur akan segera berakhir pada 2017. Ada wacana keinginan 'mengusir' Total dan menyerahkan pengelolaannya kepada Pertamina, tetapi jika sampai itu terjadi dampaknya akan berbahaya khususnya buat anak cucu rakyat Indonesia, Loh kok bisa? Hal tersebut seperti diungkapkan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini, kalau Indonesia meniru gaya Venezuela mengusir para investor asingnya justru berbahaya, pasalnya negara-negara seperti itu memang siap untuk dikucilkan dunia Internasional. "Tapi apakah Indonesia mau dikucilkan tentunya tidak, kalau kita mengusir para investor asing yang telah menanamkan investasinya di Indonesia yang membantu Indonesia hingga kita bisa memakai pakaian bagus, bisa gaji guru, gaji polisi, TNI, bangun sekolah, jangan sampai itu terjadi," kata Rudi dalam diskusi Solusi di Bidang Energi dan Pertambangan di Kantor Pusat Nahdatul Ulama, Jumat (19/10/2012) Dikatakan Rudi, Indonesia memang sengaja mengundang para investor tersebut sejak tahun 1945, kalau tidak Indonesia tidak akan mampu mengelola sumber daya Alamnya disektor Migas dimana pendapatan dari sektor Migas mencapai Rp 300 triliun. "Indonesia tidak akan mampu kelola sendiri sektor Migasnya, makanya kita dulu mengundang mereka, jadi kita bisa nikmati pendapatan di sektor Migas yang mencapai Rp 300 triliun itu. Jadi kalau saat ini ada eforia kita mampu kelola sendiri, ya jangan untuk mengusir mereka," kata Rudi. Asal tahu saja kata Rudi, produksi minyak Indonesia pernah sampai menyentuh 1,6 juta barel per hari, itu karena Chevron, Total, BP dan perusahaan migas Asing berhasil menemukan cadangan minyak sangat besar. "Tangguh, Minas, Duri dan lainnya yang menemukan ya mereka juga (perusahaan asing), kita? tidak ada, makanya sampai saat ini produksi minyak kita terus turun. Kenapa tidak mencari sendiri, itu tidak mudah, biaya eksplorasi satu sumur minyak saja mencapai US$ 400 juta, itu harus kas tidak bisa pinjam uangnya, dan belum tentu dapat bahkan lebih sering tidak dapatnya, makanya itu kita undang perusahaan asing," tutur Rudi. Jadi, kalau sekarang Indonesia main usir-usir investor asing disektor Migas, akan menjadi kesan buruk bagi investor. "Kalau sampai investor enggan masuk lagi di Indonesia,bahaya,kasihan anak cucu kita, tidak bisa menikmati hasil pengelolaan sumber daya alamnya. Jadi konsep usir mengusir itu merupakan kesalahan fatal, akan sebabkananak cucu kita merana," tandas Rudi. http://m.detik.com/finance/read/2012/10/19/154223/2067296/1034/ini-bahayanya-kalau-pemerintah-usir-total-cs Powered by Telkomsel BlackBerry®