Di TV One dan MetroTV hari ini nama Pak DI Meneg BUMN yg mantan
Dirut PLN disebut sebut / masuk berita TV berulang ulang gara
gara tidak ada Gas . ini terkait dg hasil audit BPK yg
menyatakan PLN merugi hingga puluhan Triliun RP karena
pembangkit listrik Gas nya harus dioperasikan dg pakai HSD/MFO
karena tidak ada gas. Hal ini terjadi di 8 pembangkit gas besar
mualai dari Riau, Belawan Medan Jakarta Muara Karang, Muara
Tawar dan Priok , Tambak Lorok Semarang , Gresik sampai
Denpasara/Bali.
Ironis juga ya PLN yg notabene sbg PSO Penerang Wilayah NKRI 
didalam negeri Tidak mendapatkan bagian gasnya sebagai
penunjang utama energy primernya. spt diketahu kapasitas
terpasang pembangkit gas tsb sekitar 8200 MW lebih dg kebutuhan
gas kira kira 1500 lebih BBTUD, tentunya hal ini tidak semata
mata salahnya PLN karena Pergsaan ini menyagkut berbagai
sektor/intitusi........... Bagaimana dg security energy kedepan
kalau hal ini akan terus terjadi padahal kebutuhan pembangkit
baru pertahun rata rata 5500 MW dg asumsi pertumbuhan
permintaan listrik 8-9% pertahun dan Gas dg Batubara yg akan
menjadi andalan utamanya untuk memenuhi setrum yg sudah ribuan
MW tsb yg bisa menggantikan hanya Nuklir.......

ISM



> Ide menarik nih om OQ,..
>
> Pembangunan receiving terminal cocok juga, apalagi untuk
> Indonesia Timur, paling tidak pembeli utama adalah PLN bisa
> menghemat $10/mmbtu meskipun pakai LNG import karena
> kebanyakan masih pakai bbm yang bersubsidi. Andaikata US
> sudah bisa meng-export LNG, penghematan bahkan akan lebih
> banyak lagi, karena harga sampai disini bisa $9-10 atau
> dibawah dengan asumsi harga Henry Hub  masih sama. Saat ini
> di Louisiana (Sabine Pass milik Total, Chevron, Cheniere)
> dengan LNG 3 train sudah hampir jalan, ExxonMobil saya
> denger buat juga di Texas, begitu pula Canada (Kitimat,
> milik Encana, Apache, EOG) sudah dapat persetujuan
> pemerintah BC untuk bangun 2 LNG train.

> Kenapa import LNG? Karena LNG receiving terminal satu2nya,
> Nusantara Regas, dengan kapasitas 3 juta MT, paling baru
> kepakai sekitar sepertiganya, artinya masih ada spare
> capacity untuk alirkan gas kepasar domestik. TAPI, mau cari
> posokan tambahan dari dalam negeri belum dapat, yaa import
> saja. Saya pikir Jawa Barat masih kekurangan pasokan gas,
> masih ada industri yang mau beli gas dengan harga LNG
> internasional, apalagi kalau sekarang masih pakai BBM.
> Lokasi FSRU hanya beberapa kilometer saja dari pipa SSWJ,
> bisa interkoneksi agar bisa memenuhi kebutuhan gas Jawa
> Barat.

> Pompa gas untuk kendaraan yang om OQ sebut, nah,.. ini
> dia,.. energi alternatif dan CNG ngga bakalan bisa bersaing,
> karena harga BBM subsidi masih dibawah harga keekonomian
> CNG. Mana ada yang mau beli conversion kit dan investor
> tanamkan uang di infrastruktur SPBG, atau mother-daughter
> station dan NGV kalau harga BBM bersubsidi lebih murah. Saya
> kira para investor yang mau bergerak di tanaman jarak,
> minyak jelantah untuk biodiesel atau tebu untuk methanol,
> mati suri ngga bakalan jalan selama BBM subsidi lebih murah
> daripada harga keekonomian bahan bakar alternatif ini.

> Pertanyaannya bila Natuna disimpan saja untuk anak cucu,
> boleh ngga import LNG? Saya dengar dari teman2, ada lebih
> 100 perizinan yang musti didapat untuk buat receiving
> terminal,.. weleh weleh,..

> Untuk teman2 yang merayakan,.. saya mengucapkan SELAMAT IDUL
> ADHA 1433 H.

> Salam,
> Bambang
>
>
> From: o - musakti [mailto:o_musa...@yahoo.com.au]
> Sent: Thursday, October 25, 2012 3:26 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam
> atau Natuna ?

> Kenapa kita gak moratorium semua proyek gas baru.
> Konsentrasi pada pembangunan receiving LNG terminal,
> backbone distribusi ( pipa gas dari ujung sumatra sampai
> bali atau lombok), infrastruktur town gas dan pompa gas
> untuk kendaraan ?

> Ini untuk antisipasi jatuhnya harga LNG saat proyek CBM,
> floating LNG dan shale gas export bareng2 on stream.jadi
> bisa impor Gas dengan harga murah....

> Kemaren kita teriak kekayaan alam kita dirampok ke LN, besok
> kita bisa bangga merampok kekayaan alam Australia dan Amrik,
> hitung2 perubahan paradigma...

>
> ________________________________
> From: Muharram Jaya Panguriseng
> <muharr...@ymail.com<mailto:muharr...@ymail.com>>;
 To:
> Iagi-net <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>>;
> yrs_...@yahoo.com<mailto:yrs_...@yahoo.com>
> <yrs_...@yahoo.com<mailto:yrs_...@yahoo.com>>;
 Subject: Re:
> [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
> Sent: Thu, Oct 25, 2012 7:39:39 AM
>
> Daripada memaksakan diri mengembangkan gas Natuna sekarang
> hanya untuk dijual murah ke negara tetangga, kenapa kita
> tidak menunggu momentum booming shale gas Amerika lewat
> untuk kita kembangkan Natuna kemudian? Katakanlah
> dicadangkan untuk kebutuhan domestik 10 tahun yang akan
> datang yang akan kekurangan seperti yang Abah sampaikan.
> Shale gas selain produksi per sumurnya lebih kecil,
> decline-nya juga akan cepat. Saya kira itu yang Paman Sam
> sadari makanya masih senang mengumbar ancaman untuk
> mendapatkan lapangan gas conventional di negara lain. Tak
> tanggung2 kalau betul Obama dan Armada 7 ikut bergerak he he
> he...

> Selamat idul adha 10 Zulhijjah 1433 H bagi yang merayakan.
> Mari rame2 kita potong koruptor...eh maaf salah... maksudnya
> mari kita potong sifat hewan dalam diri koruptor, save
> Indonesia.

> Salam,
> MJP
>
> Sent from Yahoo! Mail on Android
>
>
>



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke