Paklik Zamil betul apa yang disampaikan oleh mas Ismail, DPR menginisiasi 
membuat draft revisi UU Migas berdasarkan hasil hak angket BBM. Walaupun ini 
hak angket BBM, para Hulu-wan juga dipanggil sebagai nara sumber/saksi. 
Kebetulan waktu itu saya ikut dipanggil sebagai saksi. Dihadapan Panitia Angket 
yang dipimpin pak Zulkifli Hasan (sekarang menhut), ada pak Syarif Hasan 
(sekarang menkop) dan anggota DPR panitia angket lainnya. Saya disumpah oleh 
rohaniawan islam. 3/4 hari kerja saya dicecar saut_menyaut soal blok cepu dan 
MCL serta Ampolex. Ya ringkasnya seperti diceritakan Avianto itulah soal blok 
Cepu. 
Yaah lumayan pengalaman walau rada grogy juga sih.
Ya itulah Lik Zamil, mengapa proses inisiasinya dari DPRRI. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Sat, 17 Nov 2012 14:46:17 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Copas aja

Lho undang2 migas 2001 yg pada 2003 ada 3 pasal yg dibatalkan dan sdh koreksi, 
sampai 2010 seharusnya  kan msh terpakai dan diakui, lha kok di 2010 DPR sdh 
membuat RUU migas? emangnya kenapa ya, kan saat itu belum ada pembatalan yg uu 
migas 2001? Kecuali kalau ada pembatalan spt skrg.
  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: <lia...@indo.net.id>
Date: Sat, 17 Nov 2012 19:05:45 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Copas aja

 Sedikit menambahkan apa yg disampaikan Pak Lutfi :
 Kalau suatu UU dibatalkan Tidak harus bikin Perpu, pada waktu
 UU listrik 2002 dibatalkan , maka kembali ke UU listrik 1985 ,
 baru tahun 2009 UU Listrik yg baru terbit. Demikian juga kalau
 UU Migas 2001 dibatalkan maka kembali ke UU 1971 > Perpu
 dikeluarkan dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa dan
 Perpu harus diajukan DPR.
Gugatan thd UU Migas 2001 thn 2003 itu bukan hanya terkait DMO
dan harga BBM dalam negri , Gugatan tersebut untuk membatalkan
UU Migas 2001 ( termasuk tentunya pembubaran BP Migas juga )
namun oleh MK waktu itu ( yg diketuai Prof DR. JA)  dg 9 hakim
anggotanya hanya mengabulkan 3 pasal saja yg dibatalkan,
terutama yg menyangkut DMO ( pasal 22 ) dan Harga BBM dan Gas
dalam negeri ( pasal 28 ), Kalau kemarin MK mengabulkan 9 pasal
yg dibatalkan ( khususnya terkait dg keberadaan BP Migas ),
jadi total jendral sekarang ini UU Migas 2001 kehilangan 12
pasalnya dari 67 pasal ( 18%)
UU Migas baru pengganti UU Migas 2001 sudah masuk Prolegnas
2010 dan diinisiasi oleh DPR ( jadi bukan diajukan oleh
Pemerintah ), spt diketahui RUU baik yg berasal dari DPR,
Presiden maupun dari DPD disusun berdasarkan Program Legislasi
Nasiobnal ( Prolegnas ), Dalam menyusun RUU tsd disamping Draft
RUU nya ada Naskah Akademisnya , setelah RUU tsb ditetapkan
oleh DPR kemudian disampaikan kpd Presiden , kemudian Presiden
menugasi menteri terkait untuk membahasnya dg DPR ( ini
kebalikan dg UU migas 2001 , inisiatifnya ada di Pemerintah ,
alurnya berbalikan )
ISM

NPA 892



> Mas OK, kalau UU dibatalkan maka pemerintah menerbitkan
> PERPU (Peraturan Pemerintah Pengganti UU), terkait
> pembubaran BPMIGAS, pemerintah hanya menerbitkan Perpres
> (Peraturan Presiden) tidak menerbitkan PERPU, berarti UU
> Migas 22/2001 tetap berlaku kecuali pasal-pasal yang
> dibatalkan.
 Kalau mas OK mau tanya ke ahli hukum tata
> negara silahkan. Kalau sudah tanya tolong hasilnya
> di-sharing di milis ini agar kita tercerahkan semua. Th 2003
> UU Migas pernah digugat terkait pasal DMO dan Harga Migas
> dan BBM yang diserahkan pada mekanisme pasar. Pasal2 yang
> terkait kedua hal ini dibatalkan tapi UU Migas 22/2001 tetap
> berlaku sampai sekarang.
 Tentang UU Migas 22/2001, ini
> pernah jadi issue dalam "hak angket BBM", Oktober 2008
> (kalau tak salah ingat) sidang paripurna hak angket BBM
> memutuskan UU Migas harus direvisi karena lebih pro Asing
> dari pada pro Nasional, paling lambat setahun setelah
> ditetapkan keputusan hak angket ini, pemerintah harus sudah
> menyampaikan draft revisi UU 22/2001. Saya dengar baru tahun
> ini draft Revisi UU 22/2001 disampaikan oleh pemerintah ke
> DPRRI. Saya tidak tahu kenapa begitu lama. Mungkin ini yang
> membuat ormas2 termasuk solidaritas juru parkir geram
> sehingga menggugat beberapa pasal UU Migas 22/2001,termasuk
> yang terkait eksistensi bpmigas.

>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
"JCM HAGI-IAGI 2013 MEDAN, 28-31 Oktober 2013"
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to