Keluarga saya sudah menyiapkan tanah kuburan. Tapi itu semua bukan karena kami 
ingin berdamai dengan penjajah terus mati karena penindasannya. Sekedar untuk 
tak merepotkan orang yang ditinggal saja. Dan setahu saya banyak orang-orang 
Jakarta yang sudah menyiapkan lubang kubur. Saya dengar Dorce malah bisnis 
lubang kuburan. 

Menurut standar saya mengibaratkan kekalahan total dengan lubang kubur bukanlah 
suatu yang kasar. Tapi bila perumpamaan semacam itu membuat Anda atau 
teman-teman lainnya tak berkenan, saya mohon maaf.... Saya akan coba cari 
ungkapan yang lebih tepat dan lebih halus. Mudah-mudahan nanti ketemu istilah 
baru. Hehehehehehe....

R. Ari Hidayat
Calon penghuni kuburan.

--- In ikbal_alamien@yahoogroups.com, abdu rahman <gusdu...@...> wrote:
>
> silakan siapkan lubang kubur Anda
> Ustadz, ungkapan seperti ini tidak pantas anda ucapkan bagi sesama muslim. 
> Seseorang semakin pandai menulis, seharusnya semakin pandai menggunakan 
> etikanya ketika menulis, bukan seperti anda. Kalau memang tidak setuju dengan 
> pendapat orang tidak perlu menggunakan kata-kata kasar, akan tetapi 
> gunakanlah kata-kata yang baik dan sopan. Anda lebih pandai kalau masalah 
> tulisan...
> 
> Jazakallah, Khoir Insyaallah 
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
> Dari: r_arihidayat <r_arihida...@...>
> Kepada: ikbal_alamien@yahoogroups.com
> Terkirim: Selasa, 19 Mei, 2009 06:14:26
> Topik: [IKBAL Al-Amien] Re: Malu Beragama Islam-------> Heran saya
> 
> 
> 
> 
> 
> Anda kayaknya hanya tahu cinta tanpa syarat. Bila itu adalah prinsip hidup 
> Anda silakan siapkan lubang kubur Anda karena hidup di dunia dengan cinta 
> tanpa syarat adalah bekal yang tak cukup sama sekali. 
> 
> Permusuhan Barat dengan Islam (dari The Israel Lobby saya mendapati bahwa 
> kaum Kristen Palestina malah bergandengan tangan dengan umat ISlam di sana) 
> di abad kita hidup sekarang ini disumbang sebagian besar oleh pencaplokan 
> Palestina. Israel pelaku utamanya didukung negara-negara Barat yang Kristen 
> itu. Dukungan di segala bidang dan tanpa batas. Dari PBB hingga media massa 
> mereka. Israel berdiri juga karena ulah Barat dan mereka juga bertahan karena 
> bantuan Barat. Mana kritik Paus terhadap ketidakadilan tersebut? Tiba-tiba 
> dia menyodorkan cinta, kasih, damai pada orang yang menjadi objek penjajahan, 
> sama konyolnya dengan penggembala yang menawarkan proposal perbaikan kebun 
> tetangganya sementara kambing si penggembala terus-menerus makan tanaman 
> milik si tetangga. 
> 
> Kalau Anda jadi penduduk Palestina terjajah kira-kira Anda bakal makan tuh 
> umpan perdamaian mentah-mentah? Kalau itu Anda lakukan sama saja Anda menyeru 
> pada Belanda dan mengajak berdamai seraya pasrah membiarkan Belanda melakukan 
> apapun di tanah leluhur Anda. Jika itu prinsip perdamaian yang Anda anut, itu 
> adalah cara hidup yang memalukan.
> 
> --- In ikbal_alamien@ yahoogroups. com, "rifai_bkl" <rifai_bkl@ ..> wrote:
> >
> > Cairo, Hari ini Jum'at 15/5 jam 12 malam. Seperti biasa aku menghidupkan 
> > Komputerku yang tak lain untuk OL (online) sambil dengerin musik. Setelah 
> > mengaktif YM (Yahoo Messegger), sudah kebiasaanku mencari berita dan info 
> > permasalahan yang sedang berkembang, ya itung-itung nambah wawasan juga 
> > biar nggak ketinggalan berita dari tanah air tercinta. 
> > 
> > Kompas Online yang pertama kali aku buka, karena kebiasaanku membaca Koran 
> > Kompas semasa di Indonesia. Kemudian dengan tak sabar langsung aku klik 
> > KOMPAS ePaper, fiture ini baru di publikasikan beberapa hari lalu (11/5) 
> > berisi Kompas cetak berbentuk seperti Pdf, sehingga kabar yang telah 
> > diedarkan dengan kompas cetak juga bisa dinikmati dengan mudah secara 
> > online. Dan tentunya dengan fitur baru ini, memudahkanku membaca kompas 
> > yang sudah dicetak, walaupun tidak berbentuk kertas yang biasa dipegang di 
> > tangan.
> > 
> > Perkembangan berita hari ini masih dalam ruang lingkup isu-isu 
> > perpolitikan, dengan ramainya pemberitaan koalisi partai. Ada satu berita 
> > yang membuat hatiku terenyuh membacanya, tepatnya dalam rubrik UMUM, pada 
> > halaman 15. Di bawah gambar utama dalam halaman itu, ada sebuah berita 
> > berjudul "Paus : Tolak Kebencian". 
> > 
> > Berita itu menyorot pada perjalanan Paus Benediktus XVI ke Timur Tengah, 
> > dengan tujuan membawa pesan perdamaian antara dua Negara yang selama ini 
> > selalu bertikai, Israel dan Palestina. Dalam berita itu memceritakan 
> > kunjungan Paus di Nazharet pada hari kamis kemaren (14/5). Paus menyapa 
> > puluhan ribu umat Kristen dengan pesan rekonsiliasi1) , juga mendorong umat 
> > Kristen dan Muslim menolak kebencian dan agar hidup berdamai. 
> > 
> > Dalam kunjungan itu Paus mengatakan : "Sayang sekali , Nazareth telah 
> > mengalami ketegangan pada tahun-tahun belakangan ini yang merusak hubungan 
> > antara komunitas Kristen dan Muslim," ujarnya.
> > 
> > "Saya menyerukan kepada mereka yang memiliki niat baik di dua komunitas 
> > untuk memperbaiki kehancuran yang terjadi dan dalam kesetiaan memegang 
> > keyakinan bersama akan satu Tuhan, bekerja membangun jembatan, serta 
> > menemukan jalan menuju kerukunan," kata Paus dalam Khotbahnya. 
> > 
> > "Semoga semua orang menolak kekuatan kebencian dan prasangka yang 
> > menghancurkan, yang membunuh jiwa manusia sebelum membunuh tubuhnya," ujar 
> > Paus.
> > 
> > Sungguh hatiku terenyuh, setelah memikirkan dan mempertimbangkan kembali 
> > berita itu, melihat diriku sebagai muslim. Aku berfikir kenapa harus Paus 
> > mewakili umat Kristen, yang mengajak kepada kedamaian? Kenapa tidak ada 
> > pemimpin Islam yang melakukan hal itu? Apakah terlalu rendah harkat 
> > martabat, bila umat Islam mengajak kepada kedamaian?
> > 
> > Padahal dalam diri Islam itu sendiri, berlatar belakang sebagai agama 
> > rahmatan lil'alamin yang membawa kedamaian bagi seluruh isi alam. Dalam 
> > benakku aku merasa malu bila mengaku sebagai muslim saat ini, sebab Islam 
> > saat ini selalu di identikkan dengan aksi anarkis, yang selalu membuat 
> > keonaran dalam topeng nama Tuhan (Jihad). Seakan-akan Islam sudah tidak 
> > lagi mengindahkan kedamaian, walaupun umatnya selalu mengaku bahwa agamanya 
> > membawa kedamaian, tapi yang diperbuatnya selalu keonaran. 
> > 
> > Hal itu membuktikan adanya paradoksal antara tingkah laku umat Islam dengan 
> > ajarannya.  Seharusnya Umat Islam mengajak kepada kedamaian malah diajak 
> > berdamai oleh seorang Paus, seakan-akan mengajari umat Islam. Sungguh 
> > perasaanku malu…!
> >
> 
> 
>    
> 
> 
>       Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya! 
> http://id.mail.yahoo.com
>


Kirim email ke