bung kuli kasar yang baik.......
hal utama yang mau aku sampaikan adalah hormatku kepada semangat perlawanan yang ditunjukkan kaum buruh. seperti yang bung utarakan dalam tulisan sebelumnya tentang kekosongan kesadaran akan satu ideologi klas pekerja, aku sepakat tentang ketidakseimbangan yang ditimbulkan akibat tidak sejalannya antara teori dan praktek. aku hanya mengingatkan kepada kawan tentang pentingnya belajar. bahkan dari segala sumber!!!
untuk melawan, kita harus kenali musuh. untuk mengenal musuh, kita harus tahu apa yang dipikir dan akan dilakukan musuh,untuk tahu itu, kita harus belajar!! bahkan dari musuh sekalipun... tanpa menyebut apakah dia franz, suharto, lenin, muhammad, atau apapunlah namanya...
semangat dan menghargai atas segala sesuatu mungkin bisa dimulai dari sana...

koeli kasar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
dear comrade
 
kekosongan kesadaran akan satu ideologi klas pekerja yang membuat kita terpana bahwa " communal spirit " yang kawan sebut bahkan dengan mengutip se-orang yang jelas anti pada ideologi klas pekerja seperti romo magnis.. susentot itu. tentu tanpa kita terlibat langsung dan berada ditengah kaum buruh teori hanya akan menjadi pedang tumpul. kita sering sekali merengek bahwa kaum buruh tidak bisa maju karena banyak hal, semisal ketika mogok, berunding kkb dll yang hasilnya kita selalu kalah tapi kita sudah tahu ketika kita terjebak pada satu mekanisme yang harus diikuti pada proses penyelesaian hubungan industrial versi rezim ya tidak ada lain buruh selalu kalah. satu hal yang bisa membuat sistem tersebut tetap kita pakai karena belum ada yang menggantikan tentu kita harus kaya akan strategi dan taktik tentu harus jitu dengan tidak pernah takut bila terjadi kesalahan pada pelaksanaan.
 
dear comrade........
kasus buruh baik tingkat pabrik harus mampu dipolitisir sedemikian rupa agar tidak cuma buruh satu pabrik saja yang tahu tapi masyarakat disekitar pabrik pun harus tahu bila ada persoalan didalam pabrik..
 
sekian n jangan berhenti pada satu titik
 
koelikasar


edith proudhon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


[EMAIL PROTECTED] wrote:

Saya mendapatkan, hal yang paling mendasar yang harus
ditimbulkan dari teman-teman buruh dan tani di Indonesia
adalah communal spirit. Sering sekali kami yang bergerak
di serikat-serikat pekerja mengalami kesulitan-kesulitan
pada aksi-aksi buruh -seperti ditempat saya bekerja-
karena faktor yang satu ini. Communal spirit yang kurang
ini pada tahap akhir aksi (...seperti negosiasi masalah
kesejahteraan pekerja, perundingan mengenai Kesepakatan
Kerja Bersama, pemogokan, dll...) sering kali menjadi
faktor yang melemahkan posisi tawar-menawar pihak pekerja
terhadap pemegang modal (baca: perusahaan).

BTW, sebenarnya "Sayap Kiri" kekurangan SDM yang mau
terjun langsung dilingkungan pekerja sebagai the real
worker and fight together within the proletarian, sehingga
kadang-kadang saya merasa (...maaf, ini bukan judgement..)
kawan-kawan kiri mempunyai pengetahuan yang kurang membumi
mengenai permasalahan-permasalahan prinsipil dan teknis di
"lapangan" perjuangan buruh. Saya mengundang agar lebih
banyak kawan-kawan kiri untuk "Joint us, jump in to the
Union, and be the real proletarian..."

Hanya bagi-bagi pengalaman dan analisa, mudah-mudahan ada
manfaatnya.


Have a nice struggle...

Adlin

  

Hai Adlin,

Salam Perjuangan!

Aku prihatin setelah baca uraian pengalaman kamu. Aku memang sudah memperkirakan kalau kaum buruh akan terpecah, karena beberapa dari mereka memang menikmati fasilitas yang diberikan para pemilik modal yang "menguasai" mereka. Ya, bahkan terkadang lewat serikat buruh sendiri. Atau banyak kasus yang terjadi mereka diancam akan di-PHK, mungkin karena sistem kerja kontrak yang laknat itu. 

Banyak temanku yang kerja di pabrik, lin. Ya...rata2 mereka mengeluhkan sistem kerja kontrak, yang menghisap mereka lewak kerja yang waktunya ga ketulungan panjang banget, dan setelah kontrak habis...ya udah langsung berhenti kerja!!! Katanya bahkan tanpa pesangon ya...aku gak ngerti.

kawan Adlin aku ingin tau banyak tentang dunia perburuhan, spertinya kamu tau banyak, mungkin kita bisa tukar pikiran lin. 

Kawan, terkadang aku mau juga ikut terlibat...kamu terlibat dalam serikat buruh? apa dan dimana? 

Kalau aku baca di uraiannya Romo Franz Magnis-Suseno tentang kenapa kaum buruh atau pekerja (Proletar) gak bisa bersatu atau yang kamu sebut lack of communal spirit Romo Magnis menyebut antaranya:

Kaum buruh itu sudah mendapat apa yang mereka tuntut dan yang mereka inginkan, tuntutan yang digaungkan oleh para pekerja lewat serikat buruh bila secara terus dipenuhi oleh para pemilik modal--tentunya dengan pertimbangan keuntungan terbesar diterima oleh sang kapitalis--maka semangat kaum buruh untuk bersatu menyuarakan kepentingan mereka yang lebih besar akan buyar. Oleh karena itu, ya menurutku, persepsi dan tujuan kaum buruh harus disatukan, kalau kepentingan mereka terpecah maka communal spirit itu tidak akan pernah ditemukan.

Yang ngga kalah riskan adalah mengenai penawaran tenaga kerja yang gak sebanding dengan persediaan lapangan kerja yang dapat menampung mereka. Jadi kaum pekerja yang sudah dapat kerja di pabrik-pabrik atau sudah mapan, mereka gak mau ambil resiko untuk teriak-teriak, yang itu bisa bikin mereka di PHK (Mereka gak bisa antikemapanan, karena mereka punya keluarga yang harus diberi makan). 

Kawan, sepertinya kali ini aku gak bisa memberikan solusi, aku bingung, masalah ini begitu kompleks. Bargaining position kaum buruh sangat rendah. Aku mengalami kebuntuan...

 

maafkan aku,

Edith

  


Start your day with Yahoo! - make it your home page


Start your day with Yahoo! - make it your home page

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
        [EMAIL PROTECTED] (langganan)
        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke