On Tue, 14 Sep 1999, Siswanto Siswo wrote:

> From: Semuel Littik <[EMAIL PROTECTED]>
> > > > Semmy Littik
> > > > yang dibantu AusAID karena lulus tes seleksi, bebas
> > > > dari jeratan!
> > >
> > > selamat buat anda....ternyata anda kebagian 'udang dibalik
> > > rempeyek'...!!
> >
> >Benar saya dapat rempeyek, tapi rempeyek itu khan didapat dari hasil
> >keuntungan eksploitasi kekayaan alam yang dilakukan oleh
> >perusahaan2 Australia di Indonesia, bukan hasil hutang.
> 
> 
> Jadi ceritanya, seperti apapun buruknya (MEDIA) Oz, treatment terhadap orang 
> Indonesia dan terhadap tanah air kita, Oom Semuel tetap cuek sera-sera, 
> gitu.

Dengan jibaku saya di net ini sudah menunjukkan bahwa saya sangat prihatin
terhadap rakyat di negeri saya.  Dalam hal ini saya yakin kita punya
motivasi yang sama, yaitu mengembalikan citra Indonesia yang terpuruk dan
mempertahankan hubungan bangsa Indonesia-Australia yang selama ini begitu
mesra sebagai tetangga dekat.  Kita cuma berbeda dalam cara menilai berita
di media dan sikap nasionalisme.  Berita yang kita santap mungkin sama
saja, tapi olah pikir dan rasa kita berbeda sehingga menghasilkan
kesimpulan dan sikap yang berbeda.  Sedangkan kadar nasionalisme kita
mungkin sama, tapi dalam implementasinya bisa berbeda karena ada perbedaan
kesimpulan dan sikap di atas.  

> Atau latihan berlaku berstandard ganda seperti barat juga :-)
> termasuk menutup mata kecurangan UNAMET, wis pokoknya aku dapat AUSAID, 
> titik.

Anda keliru besar.  Dalam pendapat apapun, saya tidak dipengaruhi oleh
duit dari AUSAID sebab duit itupun hasil eksploitasi kekayaan negara saya
dan AUSAID tidak akan memutuskan kontrak beasiswa saya cuma karena saya
memandang negatif pemerintah Australia (nggak sama lah dengan pemerintah
Indonesia yang tidak profesional dan suka memanipulasi uang untuk
kepentingan kekuasaan).  

Pendapat saya di sini hanya didasarkan pada hasil olah pikir dan rasa
sebagai manusia.  

Masalah UNAMET, sudah diklarifikasi di Jakarta oleh para pengamat
internasional (bagi yang punya akses ke TV Oz tentu nonton bagaimana
wakil-wakil berbagai negara mempermalukan Ali Alatas yang diam membeku
karena kehilangan kata-kata setelah dibantah keras oleh salah seorang
utusan itu).  Buktinya, pemerintah Indonesia sudah tidak mempersoalkan
tentang UNAMET.  Cuma kotornya pemerintah Indonesia adalah TIDAK
MEMBERITAHU SECARA TERBUKA kepada rakyat Indonesia bahwa isu kecurangan
UNAMET itu sudah tidak valid.  Eh...malah rakyat dibodohi terus sampai
orang seperti Gus Dur pun tergelincir masuk perangkap propaganda TNI.  

Kalau saya sih ogah ah masuk propaganda murahan begitu....apalagi sampai
pameran rasa nasionalisme segala.  Bisa tertawa senang itu TNI....     

> Hallo kawan-kawan yang di NZ, apa kabar, saya salut dengan anda, bung.
> Selasa, 14 September 1999
> 
> MAHASISWA RI DI SELANDIA BARU LURUSKAN PEMBERITAAN TIMTIM
> 
> NASIONAL
> 
> Auckland, 14/9 (ANTARA) - Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Palmerston 
> North, Selandia Baru, mengecam media massa
> Selandia Baru yang dalam pemberitaannya cenderung terus memojokkan Indonesia 
> dalam soal Timtim.
> 
> Dalam siaran persnya, Selasa, kepada media massa Selandia Baru, PPI New 
> Zealand mengemukakan keberatan atas
> ketidakseimbangan berita yang disiarkan media massa setempat secara 
> berulang-ulang mengenai Indonesia dalam soal Timtim.
> 
> wes-e-wes
> 
> 
> ______________________________________________________
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
> 

Kirim email ke