-----Original Message-----
From: Satrio
Sent: Thursday, September 23, 1999 1:45 PM
To: Teknologi
Subject: RE: Re: Mau minta 48 jam kali berapa ?
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 23, 1999 3:56 AM
To: Multiple recipients of list
Cc:
Subject: Re: Mau minta 48 jam kali berapa ?
On Thu, 23 Sep 1999, Siswanto :
>
> Pak Semmy, apakah jenderal barat itu juga goblok seperti jenderal kita
yang
> gagal mengamankan TimTim lebih dari 48 jam ?
Semmy:
Lho, koq tanya saya....emangnya saya komandannya INTERFET apa?
Tapi kalau minta assessment saya, bisa saya katakan begini:
Dari pengamatan sejauh ini sih pasukan INTERFET belum sepenuhnya menguasai
Dili (itu pengakuan komandannya sendiri). Tapi kalau dilihat dari prestasi
awal, sudah kelihatan bahwa INTERFET mampu menangkapi milisi-milisi
bersenjata rakitan yang berkeliaran di Dili, sedangkan TNI dan Polri yang
bersenjata otomatis tidak mampu mengatasi milisi-milisi tersebut.
Kekontrasan ini jadinya memperlihatkan kegoblokan jenderal-jenderal yang
seharusnya lebih mampu mengatasi orang2 yang sudah mereka latih dan biayai
selama ini. Atau ada pendapat lain?
Masalah 48 jam itu, apakah memang ada perjanjian seperti itu antara
Indonesia dan PBB? Kalau mas Siswo tahu, tolong dong bilang-bilang kita.
Satrio:
48 jam itu adalah ULTIMATUM Howard kepada RI/TNI. Kalau dalam 48 jam tidak
bisa membuat Timtim aman dan tenang, maka pasukan
Australia/multinasional -disetujui atau tidak oleh RI-akan masuk ke Timtim.
Dijawab oleh Wiranto: definisi/kriteria “tenang dan damai” itu apa? Kalau
yang dimaksud Australia/Barat adalah “zero accident”, ya tidak mungkin
dilaksanakan. Tapi kalau PBB/Australia ngotot mau masuk Timtim, ya silahkan.
Omong-omong, sudah berapa jam ya sekarang?