mumpung lagi nunggu koreksian thesis,
saya mau ikut sedikit'cawe-cawe'(mikirin) masalah aceh
dan gerakan separatis lainnya.

sebenarnya saya sudah setujui dgn ide 'negara
federasi' indonesia sejak amien rais melontarkan ide
tsb th 1997(?). mungkin lewat milis ini juga, yg saat
itu hanya ditanggapi sedikit (sinis) oleh bung putu.

bagi saya, kalo negara federasi adalah jalan yang
terbaik buat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
indonesia, mengapa tidak??? toh, tujuan utama
bernegara adalah mensejahteraan dan memakmurkan
rakyatnya bukan?

beberapa contoh negara federasi seperti usa dan oz,
sudah menunjukkan ke arah tujuan tsb, atau paling
tidak  kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya bisa
terlihat secara fisik. Lagian, toh identitas mereka
sebagai bangsa amerika dan australia tidak hilang
juga. meskipun dari negara bagian queensland, para
'queenslander' selalu menyebutkan dirinya 'australian'
sebagai 'nationality' nya. juga tidak ada usaha usir
mengusir warga state lainnya yg tinggal dan bekerja di
suatu state. 

sekarang, coba bandingkan dengan 'negara kesatuan
republik indonesia'(nkri)sekarang ini. tanyakan pada
warga aceh, riau, papua dll apakah mereka ikhlas
menyebutkan diri sebagai rakyat nkri? 

saya kurang setuju dgn pendapat bahwa merubah bentuk
negara dari nkri menjadi federasi adalah tindakan
separatis yang harus dicegah. itu sama saja merampas
hak hidup rakyat untuk menentukan nasibnya yang lebih
baik. 
 
udah dulu ya, maaf kalo cuman mengupas sedikit
'permukaannya' aja.

salam,
raras

--- Yusuf Henuk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Teman-teman Indoz-net semua,
> 
> 
> Pertama-tama saya patut berterima kasih kepada Bung
> Satrio
> yang membalas tulisan saya sekaligus merubah cara
> pandang
> saya    yang 'salah kaprah'   dimana  saya
> beranggapan bahwa
> Aceh   dapat  diselesaikan dengan mudah apabila para
> kiai ter-
> masuk    'Kiai   Sejuta Rupiah' turun ke Aceh, maka
> semuanya 
> beres. 
> 
> Jelasnya, "Kalau keadilan   tidak  ditegakkan dan
> hukum hanya 
> untuk melindungi  penguasa,  siapapun   orangnya 
> dan apapun 
> agamanya tentu tidak akan terima". 
> 
> Singkatnya, "Aceh: 'Perlu Dipikirin!', karena
> apabila orang-orang
> Aceh   berhasil   mendapatkan 'hak Atas
> tanah/wilayah' mereka, 
> maka kita-kitapun didaerah lainnya di  Indonesia 
> (kecuali Jakarta,
> karena orang-orang Jakarta  menjual 'hak Atas
> tanah/wilayah' demi
> untuk kelangsungan hidup mereka) mendapat/menikmati
> 'hak Atas 
> tanah/wilayah'    kita      masing-masing  berkat 
> perjuangan orang-
> orang Aceh.
> 
> Bagaimana komentar para pembaca?
> 
> Yusuf L. Henuk
>
------------------------------------------------------------------------------------------
> Date sent:            Tue, 30 Nov 1999 05:04:43 +1100
> (EST)
> Send reply to:        [EMAIL PROTECTED]
> From:                 "Majalah D&R" <[EMAIL PROTECTED]>
> To:                   Multiple recipients of list
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject:              Re: Aceh: 'Tak Usah Dipikirin!'
> > 
> > Melihat masalah Aceh sebagai semata-mata  masalah 
> agama 
> > adalah   salah   kaprah.  Kalau keadilan   tidak 
> ditegakkan dan 
> > hukum hanya untuk melindungi  penguasa,  siapapun
> orangnya 
> > dan apapun agamanya tentu tidak akan terima. Ini
> bukan cuma 
> > berlaku   di   Aceh,   tapi   juga  di Riau, Irian
> Jaya, Kalimantan, 
> > bahkan di Jakarta!
> > 
> > Bahwa di Aceh ada warna agama, itu betul. Sama, di
> Tim-Tim 
> > juga ada warna agama (Katolik), tapi esensinya
> bukan di situ. 
> > Di Palestina juga ada warna agama,  tapi 
> esensinya    bukan 
> > agama, tapi soal hak Atas tanah/wilayah.
> > 
> > Satrio
> 
> 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Thousands of Stores.  Millions of Products.  All in one place.
Yahoo! Shopping: http://shopping.yahoo.com

Kirim email ke