mas Agus,
dalil apapun yg dipahami manusia sekalipun naqli,
PASTI butuh aqli. tanpa aqli dalil naqli itu tak
berarti. 

muslim-mu'min mengerti Islam dgn baik itu insya Allah
karena aqlinya berjalan sejajar dan tak akan pernah
berbenturan dan itulah org yg terbimbing. BUKAN cara
org JIL (jaringan iblis laknat?) yg mendewakan akal
mematikan syari'at qath'i.

gugurnya dalil aqli dlm menerangkan dalil naqli
tandanya cuma SATU yaitu mensyrikkan, menyekutukan
atau menyamakan sifat-sifat Allah SWT dgn sesuatu.
sesederhana mungkin namun mudah utk diingat sbgmana
sifat Allah SWT itu SATU (al-Ahad, al-Waahid).

insya Allah, 
dgn itu cukuplah org bisa melihat & mengetahui suatu
pandangan itu bagus/keliru dlm tauhid. namun kalau
dikupas bisa sgt pjg lebar. 

ada yg perlu saya tambahkan pd uraian saya sblmnya

>>
adapun tekanan memahami akhirat tidak kekal itu bukan
pd adanya batasan nikmat/siksa walau tanpa rinci, tapi
pd bangunan disiplin berpikir bertauhid. Allah SWT itu
siapa, selain Dia itu apa?
>>

kalau sdh paham dgn tegar deskripsikan siapa
al-Khaaliq beserta sifatNya & apa itu makhluk beserta
batasannya, sampailah pd tatanan amalan perbuatan. 

Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala
urusan. (al-Ikhlaash:2)*

maka hanya kesadaran diri siapa sebenarnya yg dituju
dlm amar ma'ruf nahi munkar ini? Allah SWT atau
makhlukNya (surga)? kalau sdh ini, tak ada urusan lagi
motif berbuat demi makhluk yg sdh jelas terbatas.

pengajaran lbh halus lagi, dlm suatu hadist Qudsi ada
dialog malaikat penghitung amalan manusia dgn Allah
SWT di yaumil akhir. malaikat ini 'protes' kenapa
catatan baik si fulan yg demikian byk itu Ditolak?
lalu Allah SWT menjawab, "dia berbuat bukan demi Aku,
tapi makhlukKu".

Subhanallahi amma yusyrikuun.


salam,
Fahru
--- Agus Safudi - HRD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Bismillahirrahmaanirrahiim
> Assalamu'alaikum wr. wb.
> 
> Baiklah saya cabut perkataan saya untuk tidak
> melanjutkan
> diskusi ini (agar jelas, terang, dan tidak penasaran
> ).
> 
> Aqidah saya meyakini bahwa, :
> 1. Alloh Yang Maha Terdahulu tanpa Berawal.
> 2. Alloh Yang Maha Kekal Tanpa Berakhir
> 3. Alloh Tak Akan Pernah Punah ataupun Binasa
> 4. Tidak ada sesuatu pun terjadi melainkan dengan
> kehendak-Nya.
> 5. Tak dapat digapai oleh pikiran, tak juga dapat di
> capai oleh pemahaman
> 6. Tak meneyerupai makhluk-Nya
> 7. Al Qur'an adalah Kalamulloh, bukan makhluk.
> 8. Syafaat adalah benar adanya.
> 9. Para pelaku dosa besar dari umat Muhammad SAW
> bila mati masuk
>    neraka tapi tidak kekal di neraka, (QS An-Nisa:48
> /116) dan Hadits
>    yang diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Hakim, Tirmidzi,
> Abu DAwud, disahihkan Al-Albani.
>    (jawaban saya pada pertanyaan mas Dewa)
> 10. Jannah dan Naar adalah dua makhluk Alloh yang
> kekal dan tak pernah
>   punah atau binasa.
> 
> Dalil-dalil tentang kekelan Surga:
> 1. QS Hud:108
> 2. QS Adh-Shaad:154
> 3. QS Ar-Ra'du:35
> 4. QS Al-Hijr:48
> 5. QS Ad-Dukhan:56, "Mereka tidak akan merasakan
> mati didalamnya,
>                      kecuali mati di dunia")
> 
> Dalil-dalil tentang kekelan Neraka:
> 1. QS Al-Baqoroh:80-81
> 2. QS QS Al-Baqoroh:39
> 3. QS Al-Baqoroh:167/257/275,
> 4. QS Ali-Imran:116  ;
> 5. QS An-Nisa:14/56/145/169
> 6. QS Al-Maa'idah:37
> 
> Dan masih banyak dalil-dalil lainnya.
> (kita lanjutkan)
> 
> -----Original Message-----
> From: AFR [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> >kalau org artikan kekal akhirat itu sebegitu rupa
> >namun tak mau sekekal al-Baaqiy, ini agak sulit.
> kalau
> >beda, bedanya dimana kalau sama itu mustahil karena
> >menyalahi prinsip tauhid. 
> 
> >kalau yg namanya haq adlh haq; bathil adlh bathil
> yg
> >kedua tidak dpt dicampur aduk, tentu kekal akhirat
> vs
> >kekal al-Baaqiy juga nggak boleh campur, donk?
> >memahami perbedaan maknawi demikian masih konsisten
> >dgn al-Ikhlas:4.
> 
> Kekal nya Alloh adalah sifat Alloh itu sendiri.
> Kekalnya akhirat adalah karena perbuatan Alloh itu
> sendiri.
> Tidak ada yang sulit bagi Alloh, manusia saja yang
> sulit/belum
> dapat memahaminya.
> 
> Dalil Naqli:
> "Dia (Alloh) tidak ditanya tentang apa yang
> diperbuat-Nya 
> dan merekalah yang akan ditanyai" (QS
> Al-Anbiyaa':23).
> 
> Dalil Aqli:
> Secara tauhid, yang patut di sembah/sujudi itu hanya
> Alloh
> saja, sujud kepada selain Alloh adalah
> musyrik/syirik,
> tapi kenapa iblis diperintahkan sujud pada Adam
> A.S., ?.
> 
> Artinya, kalo Alloh yang memerintahkan tidak ada
> yang melarang,
> sah-sah saja, hukum Alloh itu hanya berlaku bagi
> makhluk-Nya, tetapi
> tidak bagi Alloh itu sendiri.
> Kalo Alloh yang berkehendak, siapa yang bisa
> mencegah??!.
> 
> >semua brg dicipta ini serba berpasangan, demikian
> juga
> >dgn pengertian kata sifa. makna yg hakiki milik
> Allah
> >SWT, dan yg nisbi dimiliki semua makhluk. saya kira
> >itu menjawab pertanyaan
> 
> Justru karena berpasangan, maka kalo surga itu
> kekal, ya
> neraka juga kekal.
> Dalil logika apapun itu hanya berlaku bagi makhluk,
> karena
> yang mengatakan adalah makhluk (manusia) tapi kalo
> yang
> mengatakan itu Alloh, tidak bisa dibantah oleh
> logika manusia.
> 
> >> Bagaiaman sampeyan menjelentrehkan ayat
> >> "...Khoo lidiina fiihaa abada.." (QS 4:169)
> 
> >dan utk mempertegas pengertian kekal nisbi akan
> >akhirat, saya tambahi pernyataan sederhana berikut,
> 
> Logika atau akal manusia tidak bisa mengalahkan
> wahyu!, 
> tapi akal berada dibelakang wahyu untuk urusan Dien.
> Dan urusan akhirat adalah urusan Dien, sumbernya
> harus
> dari Al-Qur'an dan Sunnah yang sahih.
> 
> >surga & neraka itu mahkluk atau bukan? adakah
> makhluk
> >yg bersifat hakiki?
> 
> 10. Jannah dan Naar adalah dua makhluk Alloh yang
> kekal dan tak pernah
>   punah atau binasa.
> "Dia (Alloh) tidak ditanya tentang apa yang
> diperbuat-Nya 
> dan merekalah yang akan ditanyai" (QS
> Al-Anbiyaa':23).
> 
> Yang mengatakan surga dan neraka akan punah adalah,
> Jahm bin Sofwan, gembongnya Mu'tazilah.
> 
> >prinsip ketauhidan itu hanya mengenal: al-Khaaliq &
> >makhluq. Al-Khaaliq adlh Allah SWT dgn 99 'asma
> >al-husnaNya & selain Dia adlh makhluk yg sbgian
> juga
> >dikaruniai sifat baik spt Allah SWT miliki dlm
> >kapasitas yg sangat-sangat terbatas sekali.
> 
> Monggo mas, kalo anda berkeyakinan seperti itu,
> silahkan.
> Manusia adalah makhluk merdeka.
> Sikap saya sudah jelas, jika berhadapan dengan
> ayat-ayat
> mutasyaabihat, saya meyakini apa adanya tanpa takwil
> berlebihan
> dengan menggunakan logika.
> 
> Saya mengambil pelajaran mengenai Rububiyah,
> Uluhiyah, Asma wa Shifat
> dari ulama-ulama salaf dan pemahaman para sahabat.
> Termasuk saya tidak mengatakan AL-QUR"AN ITU
> MAKHLUK!
> Saya berlepas diri dari pemnahaman seperti itu.
> 
> ---
> 
> >menggapi kekhawatiran kalau-kalau ada org
> berpikiran, 
> 
> > > .. " ah untuk apa bersusah payah
> > supaya
> > > masuk surga, toh nanti juga surga
> > > akan hancur tidak kekal, begitu juga yang di
> > neraka
> > > toh kalo pun masuk neraka
> > > tidak selamanya, nanti neraka juga akan
> > > hancur.....".
> 
> >sebenarnya itu bukan salah ilmu yg sampai, tapi
> salah
> >org karena kurang sempurna pelajarinya hingga titik
> >hikmah. ayat manapun dlm Qur'an kalau salah
> memahami,
> >hasilnya bisa keliru saja (dpt diampuni), atau
> keliru
> >fatal (kufur).
> 
> Kalo islamnya warisan, pelajari dulu dalil-dalil
> qauliyah
> dengan benar, kaffah, baru dicerna dengan
> logika/akal, mudah
> -mudahan akalnya tidak  keluar dari wahyu. Kemudian
> kaitkan/
> pikirkan dengan Rabb dari sisi Rububiyah-Nya
> (dalil-dalil qauniyah).
> Mas Fahru, anda kan selalu mengatakan bantahlah
> dalil dengan dalil,
> yang saya kemukakan adalah dalil naqli, monggo mas
> bantah dengan
> dalil naqli lagi jangan pake logika semata, ra'yu,
> akal.
> 
> 
=== message truncated ===



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke