Ya saya setuju sekali, bahwa diri sendiri dulu lah yg harus bersih,
namun apakah kita harus berdiam diri jika kita melihat, misalkan ada orang yang
dengan sengaja melecehkan Al-Qur'an dan Hadits...? apa kita berfikir ..
" ah sholat saya baru yang 5 waktu, yg sunnah belum bisa."
" ah puasa saya meragukan..."
" ah saya masih suka ghibah.."
" dll..."

tentunya minimal kita mengingatkan.....

Terhadap kejadian yg sudah/terjadi, tentunya bisa kita jadikan iktibar/pelajaran.
dan u/ kejadian yg akan datang yg kita yakin kita tidak mengetahuinya kapan terjadinya
tentunya kita persiapkan dari skrg.

Mungkin Mas Gede yang lebih tahu akan hal ini.

terima kasih

wassalam.wr.wb.
http://ngalorngidul.com







Mas Gede Nulis :

Walaikumussalam wr. wb.
 
Mas Jirman, JIL yang ada di "dalam diri" ini dulu yg musti dibersihkan. Diri sendiri dulu yg harus berdiri tegak-kokoh.
Kalo sudah bersih dan kuat barulah kemudian melirik keluar diri. Mana bisa tangan kotor itu membersihkan yg kotor2 ?
Bukankah sebelum dakwah ke luar tentu dakwah ke dalam dulu to.....
 
Btw, terhadap kejadian2 sudah lewat/terjadi, hal apa saja yg kira2 bisa kita lakukan?
Lantas terhadap kejadian2 yg akan/mungkin bisa terprediksikan, kira2 apa yg bisa kita lakukan?
Apakah kira2 sama jawabannya ?
 
Monggo silahkan mas.... saya nunggu saja...
 
:)
wassalam
Dewa

_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke