suhu Alkhori, jadi ini rangkuman serat gatholoco apa dharmogandul ?
 ana al-haq hingga sampai lupa sholat Jum'at bukan? lupa mengabdi? padahal 
semua manusia itu kan sebagai mahluk atau ciptaan. Jadi sampean ketika sudah 
sampai ana al-haq lupa sebagai abdullah .. karena al-Haq = Allah. Semaunya saja 
bertindak ?

memang kata2 sufi itu serba fuzzy : 
aku adalah Aku  atau Aku adalah aku ..
hidup dalam kematian atau kematian dalam hidup

jadi itu persoalan bahasa yang kemudian karena kesombongan manusia .......... 
ya jadi ngalor ngidul. 

Nabi aja gak pernah sampai bilang Ana Al-Haq, adanya tiap hari sholat, mohon 
ampun, padahal orang yang sudah taken granted surga. ...

Kalau Nabi tidak melakukan .. mau nyontoh siapa lagi Suhu? Mana perilaku Nabi 
yang menunjukkan level Ana Al Haq?
yang ada kan :
ana basyaru mitslukum yuha ilayya .... sangat-sangat manusiawi .. bahkan 
menjauh dari sifat Ketuhanan, tapi penekanan kepada mahluk Tuhan.

ya begitulah sifat manusia bisa jadi lupa pada kedudukan /maqomnya .. apa 
bedanya dengan Firaun ... yang ahli ana al-Haq?

ngomong2 suhu Alkhori sudah sampai tahap mana ya  sufinya ? Tahap gak sholat 
jum'at kayak SSJ atau sudah mati sajroning urip .. urip ing sajroning mati ?

Salam 


Maone 


--- On Tue, 3/3/09, Alkhori M <m.alkh...@qatar.net.qa> wrote:

From: Alkhori M <m.alkh...@qatar.net.qa>
Subject: [is-lam] Conclusion Engineering Ajaran Islam, Al-Qur'an untuk Semua 
Ummat Manusia, lanjutan 3
To: is-lam@milis.isnet.org
Date: Tuesday, March 3, 2009, 7:22 AM




 
 
Conclusion Engineering Ajaran Islam, Al-Qur'an untuk Semua Ummat Manusia, 
lanjutan 3
Resending after a few error correction,

Conclusion Engineering Ajaran Islam, Al-Qur'an untuk Semua Ummat Manusia

Abstraks:

Karakteristik dari Fiqih, Tasauf & Tauhid (FTT) yang berdasarkan Qur’an dan 
Hadis yaitu:


Fiqih ruang lingkupnya adalah (salah, benar, baik & buruk), serta cenderung 
kaku dan mencari kesalahan.

Tasauf tujuanya adalah akhlak mulia, dalam kedamaian untuk mencapai 
ke-IKHSAN-an dan domainya adalah hati.

Tauhid adl hubungan vertikal dan pengaruhnya terhadap diri manusia, ilmu Tauhid 
ini tidak punya masalah, tapi orang yg belajarnya bisa bermasalah.

Ketiga ilmu tersebut yaitu FTT, jangan dipisahkan, kalau dipisahkan akan 
terbentuk karakter seperti ke-3 bullet diatas. Demi kesempurnaan kehidupan di 
Bumi Allah ini maka ke-3 FTT tersebut harus dipahami secara keseluruh tanpa 
terpisah-pisah yang berdasarkan al-Qur’an & al-Hadis. 

Al-Qur'an untuk Semua Ummat Manusia, lanjutan 3,

Benarkah Tasauf Bid’ah dan Tauhid Kafir? Walau sedikit melenceng tapi “Tasauf 
Bid’ah dan Tauhid Kafir?” adalah bagian yg tersulit untuk dituliskan dengan 
singkat tapi bisa dimengerti. Insyaallah “Kullu Syai’in ‘Ala Mayuram” arti 
gamblangnya, semua harapan dapat dikabulkan, amiin. Tidak dapat disangkal 
terdapat kitab/ buku buku yang menuliskan tentang Al-Halaj dan Sheikh Siti 
Jenar (SSJ) yang dihukum mati. Karena sekarang sudah masuk DOMAIN-nya sejarah, 
maka kaedah sejarah (atau pinjam istilahnya mas BS dipakai ushul fiqih-nya 
sejarah untuk memahami sejarah). Sebuah sejarah yang bersentuhan dengan 
KEKUASAAN/ POLITIK, maka berlakulah aksioma sbb: 1. Sejarah Adalah Cerita 
Rekayasa Rejim Yang Menang. 2. Yang Kalah Direkayasa Adalah Sebagai Kelompok 
Yang SALAH. 3. Semua Bukti Kelompok Yang Kalah Dimusnahkan. Contoh yang masih 
hangat, yaitu Super Semar dan kisah G30S PKI, walau baru hanya berapa puluh 
tahun, hingga sekarang selalu terbentur
 untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Waktu masih jaya-jayanya orde 
baru, setiap kecamatan diputar gratis film Pemberontakan G30S PKI. Hingga 
sampai hari ini usaha usaha untuk meluruskan sejarah G30S PKI, tidak ada 
kemajuan. Itulah suatu contoh bagaimana bias-nya sebuah sejarah bila 
bersentuhan dengan KEKUASAAN/ POLITIK. Maka berdasarkan fakta tersebut diatas 
marilah kita lihat kisah beberapa ratus tahun yang lalu.

Al-Halaj mati dibunuh, karena beliau mengucapkan “Ana Al-Haq” adalah sangat 
salah kalau disederhanakan saja bahwa  ana al-haq diartikan saya adalah tuhan. 
(Ana artinya saya dan al-Haq adalah salah satu dari nama-nama sifat tuhan yang 
artinya adalah kebenaran). Tentu timbul pertanyaan, mengapa yang dipilih 
al-Haq=Kebenaran, padahal ada 90 nama-nama tuhan berdasarkan sifatnya. Tentu 
bisa dengan sederhana diduga tentu telah terjadi penyelewengan/ melencengnya 
ajaran Islam, Iman & Ikhsan yang dilihat oleh Al-Halaj, maka beliau men-declare 
Sayalah Kebenaran atau Ana Al-Haq or I am the Truth. Pada setiap sumber 
literatur yang ada selalu ada 2 pendapat tentang hal tersebut. Ada yang lansung 
percaya bahwa Al-Halaj telah mengaku sebagai Tuhan dan ada kelompok lain yang 
percaya Al-Halaj bukan mengaku sebagai Tuhan. Sehingga berkali-kali surat 
perintah untuk membunuh al-Halaj tidak mau ditanda tangani oleh guru beliau 
yang juga seorang sufi, tapi karena
 dipaksa terus, sang guru melepaskan jubah sufi-nya dan menyetujui permintaan 
al-Halaj dihukum. Disini juga ada maknanya, apa yang dimaksud sang guru 
melepaskan jubah Sufi-nya yaitu berarti secara Sufi al-Halaj tidak bersalah, 
maka sang guru melepaskan jubahnya, beliau menghukum al-Halaj bukan sebagai 
seorang Sufi, tapi sebagai seorang ulama. Itulah sebuah engineering dan 
terserah kepada pembaca utk menyimpulkanya, tapi yang jelas dan pasti Al-Halaj 
dihukum mati karena mengucapkan Ana al-Haq dan dianggap bersalah. Untuk SSJ ada 
kisahnya, tapi apakah benar terjadi atau hanya fiktif masih tanda tanya, tapi 
yang pasti ada kisah seorang Sufi ala Indonesia yang dihukum mati. Dari kedua 
contoh diatas memang ada mereka mereka yang telah dianggap bersalah dan telah 
dihukum mati. Tapi jangan lupa banyak Sufi-Sufi lain yang telah menjadi 
panutan, sehingga hanya karena dua kisah tersebut diatas telah 
digeneralisasikan bahwa ajaran ini tidak boleh diikuti karena
 sesat. Untuk kepentingan Politik/ Penjajah, para sufi-sufi ini adalah kekuatan 
yang sangat besar dan sangat ditakuti oleh penjajah, maka bagaimana kekuatan 
ini harus bisa dihancurkan dari dalam, tiada lain tiada bukan, ummat Islam 
harus dipecah belah dengan seribu daya. Makanya setelah baru saja kemerdekaan 
Indonesia ummat Islam di Indonesia ibarat anak ayam kehilangan Induknya yaitu 
cerai berai, begitulah telah berhasilnya penjajah menghembuskan politik pecah 
belahnya. Sehingga kekuatan Islam yang didalamnya ada Tasauf dikatakan sesat 
dengan cerita versi SSJ. Insya Allah, bersambung, Wa Iyakun Shawaaban 
Faminallah, Wa Iyakun Khatha Aan Faminii Wa Minasyaithan, Astaghfirullah & 
Subhanallaah. Salam kompak selalu dari Qatar.

Alkhori M

Alkhor Community

Qatar





==============================================

Al-Qur'an untuk Semua Ummat Manusia, lanjutan 2,

Dengan ke-3 bullet diatas (FTT) dan ditambah lagi dengan “Uthlubul Ilmi..” maka 
sudah lebih dari cukup bagi kita untuk mengetahui bagaimana karakteristik 
siapa-siapa dibelakang pemberi komentar. Maka akan terlihat jelas komentator 
tersebut purely Fiqiyah, atau Fiqiyah yang sudah dibalut Tasaufiyah dan 
subhanallah akan juga terpancarkan bahwa dibalik komentator itu adalah orang 
orang yang sudah merangkai FTT secara bijak dan arif. Contoh yang mungkin masih 
up to date adalah sosok ulama yang juga pernah sebagai Ketum MUI yang lebih 
populer dengan sebutan Buya Hamka. Beliau itu karena sudah mengamalkan FTT 
secara kamil maka beliau terasa sejuk dalam penyampaian Dakwah Islam sehingga 
bisa diterima semua pihak sebagai ketua MUI. Pada saat itu keadaan ummat Islam 
di Indonesia adalah hingar bingar alias dalam artian terpecah belah. Tapi 
dengan penampilan beliau yang sejuk, alhamdulillah sedikit demi sedikit 
perpecahan ummat Islam di Indonesia bisa diredam.
 Karena buya Hamka mengamalkan ajaran Islam yang bersandarkan al-Qur’an dan 
al-Hadis secara menyeluruh yaitu komponen utamanya adalah FTT, maka ketika 
beliau berbicara Fiqih, sirna ke-KAKU-an dari Fiqih karena terbalut 
ke-LEMAH-LEMBUT-an Tasauf. Hilang mencari ke-SALAH-an Fiqiyah karena 
di-FINISHING oleh DAMAI-nya Tasauf. Ditambah lagi dengan Tauhid yang dijalankan 
beliau yang diiringi dengan Aqidah yang konsisten. Maka puncaknya dari Aqidah 
dan Tauhid dan FTT yang beliau amalan dan terakhir beliau mengeluarkan Fatwa 
MUI yang terkenal itu yaitu MUI melarang ummat Islam menghadiri acara Natal. 
Dengan FTT yang sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadis, maka seseorang tahu kapan 
menjadi KAKU/ TEGAS, kapan pula harus LEMAH-LEMBUT kapan pula dipakai TAKE it 
or LEAVE it. Tapi apa jadinya jika kita hanya mengamalkan sepotong-potong dari 
ajaran Islam, yaitu seperti seorang pemula yang mengenal Islam. Memang lazimnya 
seorang Islam pertama kali diajarkan adalah
 ilmu Fiqih, seharusnya dengan bertambah umur, maka mode kedua dan mode ketiga 
setelah paham FIQIH, maka seseorang tadi sudah harus diikuti dengan mengenal 
Tauhid dan selanjutnya Tasauf sesuai dengan : ”Uthlubul Ilmi Minal Mahdi Ilal 
Lahdi” tapi apa lacur ternyata karena didapat salah informasi bahwa Tasauf 
BID’AH dan TAUHID bisa KAFIR seperti para Sufi (Mansur Al-Hallaj dan SSJ). Maka 
banyaklah ajaran Islam terhenti/ mentok pada Fiqih saja. Benarkah Tasauf Bid’ah 
dan Tauhid Kafir??? ? Insya Allah, bersambung, Wa Iyakun Shawaaban Faminallah, 
Wa Iyakun Khatha Aan Faminii Wa Minasyaithan, Astaghfirullah & Subhanallaah. 
Salam kompak selalu dari Qatar.

Alkhori M

Alkhor Community

Qatar

 

-----Inline Attachment Follows-----

_______________________________________________
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam



      
_______________________________________________
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Reply via email to