2008/7/31 Joshua Jackson <[EMAIL PROTECTED]>:
>> Problem dengan in, kalo compannya udah punya programmer yang baik.
>> Kalo tidak. Udah ampir pasti projectnya bakal gagal. Yang kita lalukan di
>> jayway Malaysia itu coba menjadi mentor, dari pada jadi resources dan
>> bantu dan ngajarin company resources buat jadi independent.
>> Kurang tahu kalo perusahaan Indo bakal tertarik dengan model ini.
>
> Programmer yang baik itu tergantung gimana perusahaannya maintain
> programmernya aja. Kalau dimaintain dengan bagus juga programmernya
> jadi baik. Semua ini harus dilihat dengan kacamata simbiosis
> mutualisme. Perusahaan butuh programmer, programmer juga butuh
> perusahaannya. Dua-duanya sama-sama untung.

Nggak agree dengan ini. Ada berapa hal dimana kurang experience =
project gagal =
perusahaan bangkrut. Paling tidak perlu perlu seorang senior yang udah
makan garam.
Jadi kalo ada problem problem tertentu, dari architecting etcs. Bisa
disolve properly.

> Yah gak banyak perusahaan software di Indonesia yang punya kacamata
> seperti ini. Dan mereka sampai sekarang masih bingung kenapa turnover
> rate-nya tinggi. Hahaha. Padahal jawabannya sudah ada di depan mata
> mereka.

Terus terang belum tentu mereka aware.
Belon tentu mereka tahu mental developer itu apa.

>> * Software designer
>
> And who would be best to design the software other than the team of
> programmer itself? Again in scrum environment we don't consider this
> as a separate entity. The team is the people that would know best
> about the architecture of the domain problem.

Kalo project ini kecil. Yup, ok fine. Tapi buat project yang biasa kita kerjain.
Ini nggak bisa dikerjain sama programmer itu sendiri. Nggak semua programmer
experience building huge scalable system. Bagaimana dengan making decisions
buat buy 3rd party product buat bikin product scale.

Kalo teamnya itu punya experience buat design. Sure, kalo enggak? Get
yang udah experience, atau breed sendiri dengan send dia ke training
spring/mule etcs.

>> * Product manager
>> * Deployment manager
>> * Open source manager? :P
>
> These are managers baby. What ever you may call it, they are the
> people that manage to get things done.

Ok fine. Tapi nggak cuma managing project dan punya task yang berbeda dengan
programmer. Yang pasti tergantung dari company-nya itu perusahaan jenis apa.
Mainly selling software, atau punya IT department buat manage inhouse software
infrastructure, atau consulting. Tergantung dari type compannya
hierarchynya bisa
lebih banyak.

> Yah kan diatas langit masih ada langit :P Just trying to think it in a
> worst case scenario.

Yup agree :)
Tapi semua orang juga start dari 0. 3 tahun yang lalu waktu kita start.
Kita nggak punya perk selain dari sane project management. Tapi company
terus berkembang, dan management nggak lupa sama employeenya.
Jadi sekarang perknya makin banyak.

Selama management dari perusahaan itu balance profit + making employees happy.
Perusahaanya itu bakal kondusif buat berkembang.

Regards,
Edward Yakop

Kirim email ke