yah, diskusi dg diknas, PR terbesar kita didosen

ini kalau melek nilai tambah, tapi kalau gak melek, :)  dan ternyata
nasionaly pada gak melek, tepatnya yang dia pelajari dan yang terjadi
seperti dua dunia

so, siapa yg terpanggil mau ngajar jadi dosen, menyelamatkan anak bangsa
ini, silahkan japri :) bisa pilih kampus, binus kemanggisan, binus
internasional (tapi minta bahasa inggris), gundar, sampai ngajar di kampung
ada bro.. open open, tapi dosen dan guru jangan tanya gaji yah :) , ini
kerjaan sosial, yang kita tahu orang JUG makin matre aja tiap hari

F


2010/8/7 Dion Azani <dion_az...@yahoo.com>

>
>
>
> Programming itu ibarat belajar atau bermain gitar. Pada mulanya hampir
> setiap orang tertarik mempelajarinya. Setelah mereka nyemplung, mulai dech
> keliatan minat dan bakat mereka. Yang berhasil, bisa saja menjadi hebat
> kayak Slash.
>
> Programmer2 hebat bukan lahir dari dunia kampus. Maksud saya adalah,
> mungkin tidak ada dosen yang hebat yang mengajari mereka. Ini sama dengan
> dunia marketing. Meskipun seorang Hermawan Kertajaya yang menjadi guru kita,
> kalau kita ndak punya PASSION dalam dunia tersebut, hasilnya mungkin bisa
> NOL.
>
> Jadi menurut saya, even punya dosen yang melek programming, belum tentu
> menjamin seorang siswa menjadi melek programming juga. Namun setidaknya
> dosen yang melek programming merupakan nilai tambah tersendiri.
>
> Saya juga setuju setiap beberapa periode, kurikulum di perbaiki atau
> ditingkatkan. Di sesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
>
> Jadi, menurut saya juga, kembali ke siswa itu sendiri. Di dunia maya sudah
> banyak sekali artikel dan ebook yang membahas programming. Belajarlah dari
> sana. Lakukan riset. Perbanyak latihan atau proyek .. he .. he ..
>
> Jangan manja. Dan jangan tergantung oleh satu-dua hal.
>
> Itu menurut saya.
>
> Trims sebelumnya ....
>
>
>
> --- On *Fri, 8/6/10, Deny Prasetyo <jas...@gmail.com>* wrote:
>
>
> From: Deny Prasetyo <jas...@gmail.com>
> Subject: Re: [JUG-Indonesia] Java untuk anak dan pemula
> To: jug-indonesia@yahoogroups.com
> Date: Friday, August 6, 2010, 1:28 PM
>
>
>
>
> On 08/06/2010 06:30 PM, iman wrote:
>
>
>
> Salam semua,
> kenalkan saya milh, selain terjebak di JVM saya juga dosen di beberapa
> sekolah(kuliahan) ID di Bandung.
>
> Salam Kenal. Saya juga dosen salah satu PTS di Jogja.
>
>
> Alasan saya mengajar adalah karena sulit sekali mendapatkan SDM yang mahir
> pemograman, jadi saya santroni ke asalnya langsung.
> setelah 5 tahunan ngajar java di berbagai sekolah IT di Bandung, saya
> melihat bahwa kemampuan programming para lulusan IT jelek karena ada
> paradigma dikalangan dosen dan mahasiswa bahwa programming itu egak penting,
> padahal mulai dari bikin surat pake open office, ms office sampai bikin
> gambar pake Autocad, butuh skill programming, apalagi kalau mau jadi
> Network/System admin (perl,shell- script), Security Auditor (wireshark,snort
> dkk) pasti penting jadi bisa programming.
>
> Setuju. Skill Programming itu penting. Minimal Lulusan IT tau logika
> programming walau dia nantinya nggak bekerja sebagai Developer.
>
>
> Rendahnya kemampuan mahasiswa yang melek programming karena emang dosen
> yang melek programming juga rendah, contoh selama 5 tahun ngajar tidak lebih
> dari 5 dosen yang paham manfaat design pattern dan refactoring, walaupun di
> sekolah tempat saya ngajar materi itu sudah masuk ke kurikulum.
>
> Saya juga merasakan itu. Tidak banyak pengajar yang melek programming
> soalnya kalau melek programming ngapain jadi dosen mending cari proyek yang
> duid nya lebih menggiurkan (kecuali saya yang masih bertahan di 2 dunia :D).
> Mungkin nunggu para sesepuh developer ahli programming yang mungkin
> berencana untuk pensiun agar bantu bela negara dengan mengajarkan ilmunya ke
> anak2 kita :D.
>
>
> Rendahnya kemampuan dosen dan mahasiswa ini saya rasa karena sekolah2
> terlalu monoton dalam menyampaikan pelajaran, selalu mulai dari belajar
> algoritma pake C/Pascal dan dilanjutkan dengan OOP dengan VB/Delphi/Java.
> dan materi kuliahnya saya rasa terlalu meluas gak karu-karuan.
>
>    Saya kurang setuju. Rendahnya kemampuan dosen dan mahasiswa tidak
> selalu karena materi. Ada banyak hal yang mempengaruhi. Salah satunya
> motivasi. Baik dosen atau Mahasiswa apabila punya motivasi yang cukup untuk
> pelajari sesuatu saya yakin skill yang dimiliki tidak akan buruk.
>
> Saya sendiri merasakan dulu waktu masih mahasiswa saya selalu berusaha
> untuk mencari motivasi untuk belajar Java walaupun dikala itu hanya saya
> sendiri yang belajar Java di kampus saya. Bahkan waktu mau mengumpulkan
> teman2 untuk buat komunitas Java dikampus akhirnya kandas, Trus saya banting
> setir dengan membuat komunitas Java di luar kampus (bersama2 dengan beberapa
> teman). dan hasilnya adalah JUG-JogloSemar.
>
> Di jogja yang merupakan kota (yang katanya) pelajar ironisnya jauh dari
> industri. Mahasiswa tidak cukup termotifasi karena mereka tidak tau ilmu
> yang mereka pelajari nantinya akan dipakai untuk apa dan akan menghasilkan
> apa.
>
> Informasi tentang kondisi di industri mungkin cuma didapat dari cerita
> bapak/ibu dosen itupun kalau dosennya mau cerita dan kalaupun mau cerita
> apakah sang dosen benar2 pernah "nyemplung" di industri IT?
>
>   Melihat masalah itu saya sedang berusaha membuat materi yang lebih mudah
> dan menarik tapi tidak kehilangan esensi dari pelajaran programming itu
> sendiri, saya menemukan banyak buku dan materi yang menggunakan python,basic
> atau ruby untuk mengajarkan pemograman lebih menarik, masalahnya bahasa
> tersebut sudah tidak didukung oleh kurikulum, kurikulum kebanyakan mendukung
> java, tapi saya hanya menemukan BlueJ untuk java.
>
> Sebenarnya kalau menurut saya. Yang perlu diajarkan (pertama kali) bukan
> teknologinya, tapi konsep. Seperti konsep OOP, Design Pattern, MVC dll. Saya
> yakin kalau mahasiswa sudah benar2 paham konsepnya untuk mengusai
> teknologinya tidak terlalu sulit.
>
>
> Walaupun saya benci java dan terpaksa harus pake java sejak tahun 1999 tapi
> ya pasarnya minta begitu dan saya butuh masukan dari rekan2 bagaimana
> mengajarkan java lebih asik lagi pada para pemula, selain mahasiswa, saya
> juga rencananya ingin mengajarkan java ke SD, SMP atau SMA.
>
>
> Saya ada ide juga untuk mengajarkan Java ke SMA karena saya lihat mahasiswa
> kalau sudah masuk ke dunia "mahasiswa" malah susah diatur, kerjanya cuma
> nongkrong, main dota (game) dan yang lebih parah ajeb-ajeb. Dan saya melirik
> SMA karena anak SMA masih bersih dan masih nurut omongan guru di sekolahnya.
>
> Saya salah satu orang yang suka "hampir" semua bahasa pemrograman terutama
> yang teknologinya OpenSource. Dan setelah mencoba beberapa bahasa pmrograman
> saya bisa menyimpulkan kalau bahasa Java adalah bahasa yang paling cocok
> untuk diajarkan ke pemula, terutama kalau kita mengejar pemahaman Konsep
> terutama OOP.
>
> Di Java selain BlueJ ada GreenFoot kalau mau mencari cara mengajarkan yang
> lebih asik. Tapi menurut saya cara mengajar itu seperti Bungkus atau Iklan
> suatu. Iklan pastinya dibuat sesuai dengan sasaran konsumen dan selalu
> berubah sesuai dengan kondisi konsumen.
>
> Tapi tentu saja CMIIW. Karena saya baru 1 tahun lalu menjadi pengajar dan
> sebelum itu selama 4 tahun saya jadi orang yang diajar.
>
> Salam
> Deny Prasetyo
>
>
>
>
>
>
>
> 
>

Kirim email ke