Assalamualaikum Wr Wb

Salam Kenal lagi buat rekan-rekan KASMA. Nama saya Bot Sosani Piliang, alumni 
tahun 99, dulu di 3 IPA 4. MEskipun jarang posting di milist, namun saya 
senantiasa mengikuti perkembangan SMANSA tercinta, melalui berita di Koran dan 
juga di di milist ini.

Membaca kutipan dari koran tentnag keberhasilan SMANSA "menggolkan" 44 siswanya 
ke ITB yang secara tidak langsung menjadi parameter keberhasilan suatu 
sekolah/SMU dikatakan berhasial di Sumatera Barat.

Saya sependapat dengan posting sebelumnya, bahwa kita boleh saja bangga dengan 
prestasio tersebut. Artinya, fakta ini adalah sebuah keniscayaan dan pengakuan 
pihak SMA sendiri bahwa tujuan utama dari proses beljar mengajar di sekolah 
kita tercinta ini adalah meluluskan siswanya di SMB atau sebangsanya. Atau 
lebih tepatnya, mencatatkan siswa-siswanya ke perguruan-perguruan tinggi 
ternama di dalam dan laur negeri.

Tapi ada suatu hal yang sepertinya dilupakan, yakni kedewasaan berpikir dan 
kesadaran untuk berorganisasi. 

Saya juga mengalami hal serupa dengan rekan Febri. PAda era 99 dulu, dimana 
ber"ekskul" adalah sebuah gengsi tersendiri bagi siswa, termasuk kelas unggul 
sekalipun. KEtika kami berjibaku di Perguruan Tinggi, saya sendiri di UNPAD dan 
teman-teman lainnya di ITB, kami tidak canggung untuk "bakuhampeh" dalam 
kegiatan kemahasiswaan, dengan tidak meniggaslkan kegiatan akademik.
Namun hal tersebut makin lam makin menurun. Adik-adik SMANSA yang datang malah 
cenderung pragmatis dan cenderung antisosial, kalau tidka boleh saya katakan 
kuper.
Apakah ini hasil ytang dibangga-banggakan??
Apakah SMANSA hanya akan menciptakan kuli-kuli intelektual yang akan banting 
tulang menjadi sekrup kapitalis dan berpandangan pragmatis. PAdahal alumni yang 
kltia banggakan, tidak besar dalam keilmiahan mereka, tapi dalam kedewasaan 
sosial mereka.
Dan kenyataan itu terlihat sekarang, dimana tingkat pastisipasi alumni SMANSA 
di PT yang ternama tersebut sangat kecil bahkan hampir nihil, karena mereka 
sudah di doktrin untuk menjadi robot-robot berotak Einstein.
Oleh karena itu, saya termasuk yang sangat menyayangkan di likuidasinya 
beberapa ekskul di SMANSA, dan trend SMANSA yang cenderung meninggalkan 
kegiatan non kurikuler yang sangat bermanfaat dalam negasah EQ dan Social 
Inteligence Siswanya.
But afterall, Selamat buat SMANSA.
Pesan untuk adik-adikku yang masih duduk di bangku kuliah. Perbedaan mahasiswa 
dengan yang bukan mahasiswa adalah adanya proses intelektualitas dan 
pengembangan diri serta tanggugn jawab sosial sebagai kaum intelek untuk 
mendidik dan berkontribusi kepada masyarakat. Kalau ternyata  hal tersebut 
belum dimiliki, berarti kita tak lebih dari  Siswa SMU yang melanjutkan 
pelajaran ke tingkat perguruan tinggi.
Salam sukses untuk semua

Bot Sosani Piliang
I-7 dan II-7 (1996-1998)
Alumni III IPA 4 (1998-1999)
Wakil Pradana Putra Pramuka SMANSA 1997-1998




Febrinaldo Eka Nugraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                               
   Sebelumnya selamat atas prestasi yang telah dicapai SMAN 1 Padang..
 tapi kalau boleh saya sedikit saran untuk  SMAN 1 Padang.
  sebaiknya hal-hal yang berkaitan dengan kreatifitas siswa juga
 mendapat perhatian..Sebaiknya para siswa juga dianjurkan unruk
 mengikuti ekskul untuk mengimbangi akademik mereka..
 karena telah terbukti bahwa kedewasaan untuk bersikap, berpikir dan
 bertingkah laku lebih banyak diperoleh diluar kelas. 
  Oleh sebab itu sebaiknya hal ini juga harus kita perhatikan..
  mungkin kita bangga bahwa 44 orang lulusan SMAN 1 padang kali ini
 diterima di ITb, tetapi dari 44 orang itu hanya segelintir yang dapat
 memberikan kontribusi bagi kemahasiswaaan ITb..
  Sudah 4 tahun saya berada di ITb, tetapi sangat jarang sekali saya
 mendengar ada alumni SMAN 1 padang yang berprestasi di ITb, baik itu
 sebagai mahasiswa berprestasi ataupun di bidang kesenian, ataupun
 olahraga..
 Selain itu kemampuan untuk berorganisasi dari tahun ke tahun semakin
 menurun.. setiap ada kegiatan mahasiswa, jumlah panitia yang berasal
 dari padang kuhususnya smansa, pasti berkurang.. Jika dibandingkan
 dengan alumni dari sekolah-sekolah lain, alumni smansa blum memberikan
 kontribusi yang nyata..
 Saya harap, bekal ini juga dapat diberikan di SMAN 1 padang, sehingga
 para alumni ini nantinya akan lebih siap untuk terjun di dunia yang
 baru dan tidak takut bersaing dengan orang lain..
  Mungkin kita memang yang terbaik di Sumbar.. Tapi kalo dilihat dan
 dibandingkan dengan alumni-alumni dari sekolah-sekolah di JAwa, kita
 masih tertinggal.
 Mungkin itu saja yang bisa saya tanggapi saat ini, sekali lagi Selamat
 atas Prestasi yang telah diraih SMAN 1 padang..Apa yang saya tulis
 diatas merupakan fakta yang ada dan bukan untuk menyudutkan atau
 mempersalahkan salah satu pihak, tapi untuk kebaikan bersama..Semoga
 untuk kedepannya Smansa dapat menjadi lebih baik..
 
 Wassalam..
 --- In kasma1@yahoogroups.com, Denny Setiawan Batubara <[EMAIL PROTECTED]>
 wrote:
 >
 > Wah selamat dan bikin kita2 alumni jd bangga. Baca nama Pak Yursal
 Chandra jadi ingat razia Kaus Kaki. Dulu pak yursal adalah wali kls
 kami di 2 Sos 1. Ruangan kami pas plg dpn dkt meja piket.Ada sj cr
 tmn2 ut mengelak,slh satunya dg pakai kaus kaki msg2 sebelah,kaki yg
 sblh dlm tak berkaus dg harapan pak yursal tak lht.Tp ttp sj ketahuan.
 He he.
 > 
 >  [EMAIL PROTECTED] wrote:
 > Potret SMAN 1 Kota Padang, Lima Besar Nasional, 44 Lulusan Tembus ITB 
 > Jum'at, 16-Februar1-2007, 09:12:59
 > Telah dibaca sebanyak 100 kali
 >  
 >  
 >  
 > SMAN 1 Kota Padang yang berlokasi di Jalan Sudirman, Padang ini,
 termasuk salah satu sekolah bertaraf internasional, bersama SMAN 10
 Kota Padang.  
 >  
 >  
 > Sekolah yang bersejarah dan berdiri sejak tahun 1961 itu, telah
 banyak menorehkan prestasi lewat siswanya baik ajang lokal maupun
 nasional. Di sekolah ini pula, lahir para tokoh Sumbar dan nasional. 
 >  
 > Tepat sekitar pukul 12.00 WIB dengan suasana Kota Padang yang cerah,
 koran ini mendatangi SMAN 1 Kota Padang. Kebetulan, juga kedatangan
 koran ini di saat berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM). 
 > Keseriusan siswa menerima pelajaran dari guru pun tampak di wajah
 mereka. Suara gaduh dan ribut pun di kelas nyaris tidak terdengar
 ketika PBM berlangsung. Namun, sekali-kali terdengar bus kota maupun
 kendaraan roda empat melintasi sekolah tersebut. 
 > SMAN 1 Kota Padang bersama dengan SMAN 2 dan SMAN 10 Kota Padang,
 termasuk sekolah bebas rayon. Selain itu, sekolah ini termasuk sekolah
 bertaraf internasional (SBI) yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan
 Sumbar, ucap Koordinator Perencanaan SMAN 1 Kota Padang Yursal Chandra. 
 > Yursal menjelaskan untuk mempersiapkan SBI ini, sekolah terlebih
 dahulu membuat proposal perencanaan selama jangka waktu 5 tahun. Dan,
 untuk melaksanakan proposal sampai menjadi SBI, direncanakan
 dialokasikan anggarannya pada APBD senilai Rp300 juta. 
 > Alhamdulillah, periode 2006-2007 ini, dana tersebut sudah turun,
 ucap Yursal, mantan Wakil Kepala SMAN 1 Kota Padang ini. 
 > SMA yang telah mencetak Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi ini, memiliki
 kapasitas lokal dengan jumlah siswa 1.005 orang. Kelas I, terdiri dari
 kelas reguler sebanyak 7 lokal, kelas internasional sebanyak 1 lokal
 dan 2 kelas akselerasi (kelas percepatan, red). Semestinya,
 dikarenakan sekolah ini SBI, untuk seluruh kelas I sudah kelas
 internasional. 
 > Untuk kelas II, terdiri dari jurusan IPA 6 lokal di antaranya 1
 lokal kelas IPA Internasional serta kelas reguler jurusan IPS 1 lokal.
 Sedangkan, kelas III, terdiri dari 8 lokal, terdiri dari jurusan IPA 7
 lokal di antaranya 1 lokal kelas IPA Internasional dan jurusan IPS 1
 lokal. 
 > Dalam perekrutan siswa Internasional maupun akselerasi, Yursal
 menjelaskan pihak sekolah mengumumkan seleksi untuk kelas akselerasi
 dan kelas internasional. Siswa yang mengikuti seleksi ini diterima di
 kelas I. Siswa pun, mengikuti tes seleksi ini. Untuk kelas akselerasi
 mengikuti tes psikologi dan kemampuan akademis (IPA, Matematika,
 Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Sedangkan, kelas Internasional,
 bedanya tidak tes psikologi. Akan tetapi, tes wawancara bahasa Inggris. 
 > Yursal menuturkan, sarana prasarana kelas akselerasi berbeda dengan
 kelas internasional dan reguler. Di kelas ini, dilakukan negosiasi
 antara orangtua dengan pihak sekolah. Fasilitasnya, lantai pakai
 karpet, AC, 5 buah komputer dan meja serta kursinya berbeda dengan
 kelas reguler maupun....
 >
 
 
     
                       

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke