contohnya?

On 9/27/06, y4tie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Eh, Maaf... kalo kita menfitnah seseorang dengan sesuatu yang baik,
itu dilarang ngga sih? Fitnah yang seperti itu termasuk fitnah yang
kejam ngga yah...?

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
>  assalamu'alaikum...
>
>  astaghfirullah.... Allahumma shalli wa sallim'alaa sayyidinaa
Muhammadin wa
> 'alaa aali sayyidina Muhammad....
>
> bapak2 dan ibu2 sekalian... sedulur2 sedoyo rokhimakumullah...
>
> dengan sangat terpaksa, saya mengulangi lagi postingan saya...
> e-mail tentang fatwa ulama Jombang yg beredar selama ini adalah
fitnah yang
> sangat keji dan kotor.... ulama2 yg dicatut namanya, sebagian sudah
> meninggal dunia, antara lain:
> - K.H. A Ridwan Hambal (meninggal tahun 30 an),
> - K.H. Mahfudz Siddik (meninggal sebelum kemerdekaan),
> - K.H. Mustafa Djalil (meninggal tahun 60 an), dan
> - K.H. Abdullah Siddiq (meninggal tahun 80 atau 90 an)
>
>  kejam sekali,
> menggunakan nama ulama yg sudah meninggal untuk melegitimasi
perbuatannya...
> mana mungkin ulama yg meninggal tahun 40-an bisa menandatangani
fatwa yg
> dikeluarkan tahun 1423H atau tahun 2003-an?
>
>  itu adalah fitnah yang sangat kejam terhadap NU.... 'mereka' gagal
> berdakwah secara santun untuk 'mempengaruhi' para nahdliyin,
sehingga
> akhirnya menghalalkan segala cara...
>
> selanjutnya,
> kepada bapak2 dan ibu2 sekalian yg sudah terlanjur ikut menyebarkan
> kebohongan ini, anda harus minta maaf sekarang juga dan mengatakan
secara
> 'gentle' bahwa yg anda sebar adalah bohong... jangan sampai nanti
anda
> ditagih di akhirat... mumpung bulan ramadhan... ampunan Allah
sangat terbuka
> lebar buat hambaNya...
>
> berikut saya berikan berita langsung dari sumbernya sebagai
sanggahan, agar
> tidak terjadi fitnah....
>
> salam,
> ananto
> ======================
>
> *NU Jombang Tolak Fatwa Bohong*
>
> http://www.nu.or.id/data_detail.asp?id_data=5069&kategori=WARTA
>
>  Jakarta, *NU Online*
> Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jombang menolak fatwa bohong berupa
> selebaran gelap yang menghimbau kepada kaum nahdliyin untuk merubah
cara
> peribadatan dan amalan yang dianggap tidak sesuai dengan syariat
Islam.
>
> "Setelah kami teliti secara seksama, selebaran yang disinyalir
merupakan
> hasil musyawarah tersebut adalah palsu dan tidak ada satupun nama
kyai yang
> menandatangani di kenal. Jadi kami anggap ini mengada-ada dan
menyesatkan,"
> ungkap ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, KH. A. Tamim Romli, SH. M.Si
dalam
> suratnya yang di tujukan kepada PBNU dan NU. Online, Kamis (26/5).
>
> Surat yang ditujukan kepada PCNU Banyuasin Sumatera Selatan itu
merespon
> pemberitaan dan selebaran bahkan melalui kaset-kaset (VCD) yang
> mengatasnamakan ulama-ulama NU Jombang. Nama ulama yang di catut
tersebut
> antara lain, KH. Mustofa Djalil, KH. Abdullah Sidiq, KH. Mahfudz,
KH.
> Abdulah Hasyim, KH. Hasyim Basdan, KH. A. Ridwan Hambali, KH.
Faturahman
> Sujono, KH. Cholil Ansyor dan KH. Thontowi Djahari.
>
> Dalam selebaran yang berjudul beberapa fatwa ulama NU Jombang untuk
kaum
> Nahdliyin, para ulama tersebut menghimbau agar meninggalkan
kebiasaan
> membaca ushali dengan suara keras, karena niat itu pekerjaan hati,
cukup
> dalam hati saja. Selain itu dalam shalat shubuh imam tidak perlu
membaca doa
> qunut, kecuali kalau ada sesuatu bahaya terhadap kehidupan umat
Islam secara
> keseluruhan, doa qunut boleh dibaca setiap shalat, bila ada
keperluan
> bersifat darurat tidak hanya dalam shalat shubuh.
>
> Bukan hanya dalam urusan shalat saja, himbauan yang ditandatangani 1
> Ramadhan 1423 H berupa fatwa itu juga dalam urusan upacara takziah.
> Disebutkan keluarga yang mendapat musibah kematian, wajib bagi umat
Islam
> untuk bertakziah selama tiga hari berturut-turut, dalam takziah juga
> diupayakan supaya tidak ada makan-makan, cukup air putih sekedar
obat
> dahaga. Dalam upacara penguburan, juga dihimbau meninggalkan
kebiasaan dalam
> shalat jenazah untuk mengucapkan bahwa, "jenazah ini orang baik,
> khoir-khoir", hal ini tidak pernah dilakukan Rasulullah SAW.
>
> "Kami berharap kepada warga nahdlyin agar tidak bersikap
berlebihan, dan
> menanggapinya dengan cara yang baik. Siapapun pihak yang
menyebarkan fatwa
> ini agar tidak terprovokasi, semoga Allah melindungi kita semua,"
pungkas
> KH. Tamim Ramli. (cih)
>
> ================================
>
> *Fatwa ulama NU Jombang, Jawa Timur*
>
> http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/01/99Kolom.htm
>
> ENTAH mengapa umat Islam selalu dirundung masalah perbedaan sepele
yang
> sifatnya *furu'iyah*, masalah cabang. Bahkan, perbedaan kecil pun
sengaja
> digembar-gemborkan seolah-olah umat Islam banyak perbedaan daripada
> persamaannya.
>
> Muslimin dari tahun ke tahun masih ribut dengan *qunut*, jumlah
rakaat Salat
> Tarawih, tahlil, tawasul, dan sejenisnya. Mengapa soal kemiskinan,
> keterbelakangan, minimnya fasilitas madrasah, rendahnya
kesejahteraan
> guru-guru, dan lain-lain tidak diperhatikan?
>
> Dalam diskusi di UIN Sunan Gunung Djati, belum lama ini, Direktur
Lembaga
> Persaudaraan antarmazhab Islam, Ayatullah M. Ali Tashkiri
mengatakan, dunia
> Islam mengenal delapan mazhab besar di antaranya Hanafi, Syafii,
Hambali,
> Maliki, Ismaili, dan Ja'fari. Perbedaan mazhab telah memberikan
sumbangan
> positif bagi kemajuan khazanah ilmu dan praktik ibadah di dunia
Islam karena
> perbedaan hanya 5 persen dan sisanya persamaan.
>
> *Nah*, soal ribut-ribut *furu'iyah* ini kaum Muslimin di Jawa Barat
> khususnya Kota/Kab. Bandung dan Cimahi dikagetkan dengan tersebarnya
> selebaran yang mengatasnamakan "fatwa ulama NU Jombang, Jawa Timur".
>
> Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung melalui Rais
Syuriah PC
> NU Kota Bandung, K.H. Imam Sonhaji dan Ketua Tanfizi PC NU Kota
Bandung, K.H.
> Maftuh Kholil, mengingatkan agar perbedaan dalam cara beribadah
lebih baik
> didiskusikan di antara alim ulama bukan disebarluaskan kepada umat
yang
> masih awam. Selama ini, kita lebih banyak menyatakan toleransi
kepada umat
> non-Muslim, tapi sesama Muslim agak sulit untuk toleransi.
>
> Selebaran tertanggal 1 Ramadan 1423 H/tahun 2003 yang
mengatasnamakan ulama
> Jombang ternyata tidak benar "perawinya" (penyusunnya). Nama-nama
kiai yang
> ditulis dalam selebaran tersebut seperti K.H. A. Ridwan sudah
meninggal
> dunia tahun 1930-an, K.H. Mahfudz Siddik meninggal tahun 1940-an,
K.H.
> Mustafa Djalil wafat tahun 1960-an, dan K.H. Abdullah Siddik wafat
tahun
> 1980-an. Masa kiai-kiai yang sudah wafat bisa mengeluarkan fatwa
pada tahun
> 2003?
>
> Selain itu, terdapat beberapa nama kiai yang tidak dikenal di
kalangan NU
> Jawa Timur. PC NU Kota Bandung sendiri sudah melakukan klarifikasi
langsung
> kepada PC NU Jombang dan ternyata selebaran itu tidak pernah
dikeluarkan.
> "Ulama-ulama yang tercantum juga asal-asalan," katanya.
>
> Terlepas dari selebaran yang meresahkan itu sudah waktunya bahkan
tertinggal
> kereta apabila umat Islam terus berkutat kepada masalah
*furu'iyah*. Masih
> banyak garapan umat yang telantarkan akibat saling sikut dan saling
kritik
> secara tajam.
>
> Sesuai dengan namanya, Islam, bermakna selamat, menyelamatkan, dan
> kesejahteraan yang tentu diidam-idamkan seluruh manusia. Apakah
ulama,
> organisasi Islam, atau organisasi dakwah sudah mewujudkan
upaya "selamat dan
> menyelamatkan?"
>
> Kita harus introspeksi diri, evaluasi mendalam, terhadap kinerja
ulama
> maupun organisasi Islam. Bicara jujur memang teramat pahit, tapi
lebih pahit
> kalau tidak bicara jujur.*Wallahu-a'lam*.(Sarnapi/"PR")***
>
> =================
>
> *Selebaran Gelap Usik NU*
>
> http://www.klik-galamedia.com/20060818/kolomlengkap.php?
kolomkode=20060818050037
>
> *YUDA, (GM).-*
> Beredarnya selebaran gelap di masyarakat yang mengatasnamakan fatwa
ulama
> Jombang, mengusik Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kota
Bandung
> meminta para pengikutnya tidak perlu bimbang.
>
> Meski hanya sebatas imbauan kepada kaum nahdliyin, namun selebaran
gelap itu
> sangat meresahkan. Antara lain berkaitan dengan pelaksanaan talkin,
tahlil,
> tarawih, takziah, dan lainnya yang sudah mengakar dilaksanakan kaum
> nahdliyin.
>
> Demikian disampaikan Katib PC NU Kota Bandung, K.H. A. Syarif
Hidayat kepada
> "GM" di sekretariatnya, Jln. Yuda No. 3 Bandung, Rabu (16/8).
>
> Selebaran yang dimaksud Syarif diantaranya beredar di DKM At-Taqwa
Patal
> Banjaran, Kab. Bandung. Pengurus DKM At-taqwa, Pepen Effendi
mengatakan,
> pihaknya langsung mempertanyakan kepada pengurus NU Jabar maupun
Kota
> Bandung karena selebaran tersebut ada yang menyimpannya di dalam
masjid.
>
> "Isi selebaran tersebut sangat memojokkan pengikut NU. Karenanya,
pengikut
> NU langsung mengadukannya kepada pengurus NU," kata Pepen.
>
> Selanjutnya Syarif mengatakan, awalnya PC NU tidak menanggapi fatwa
ulama NU
> Jombang yang dimuat di salah satu buletin mimbar dakwah (tidak jelas
> alamatnya, red) ini. Namun, hal tersebut dikhawatirkan menjadi
polemikdi
> kalangan umat Islam.
>
> Apalagi, lanjut Syarif, fatwa tersebut mengatasnamakan fatwa ulama
NU
> Jombang dengan mencantumkan nama-nama seperti K.H. Mustofa Djalil,
K.H.
> Abdullah Siddiq, K.H. Mahfudz Siddiq, K.H. Abdullah Hasyim, K.H.
Hasyim
> Basdan, K.H. A. Ridwan Hambal, K.H. Faturachman Sujono, K.H. Cholil
Ansyor,
> dan K.H. Thantowi Djauhari.
>
> *Bertanya-tanya*
>
> Selain itu, Syarif yang didampingi pengurus lainnya, Drs. H. Lukman
Hakim
> menyatakan tanggapan secara resmi lantaran adanya permintaan agar
> memperbanyak fatwa tersebut secara berantai yang mengakibatkan warga
> nahdliyin bertanya-tanya.
>
> Adanya selebaran tersebut, pengurus PC NU Kota Bandung memberikan
tanggapan
> sekaligus agar diumumkan kepada para pengurus masjid. Tanggapan
tersebut
> secara resmi ditandatangani oleh K.H. R. Iman Sonhaji (Rois), K.H.
A. Syarif
> Hidayat (Katib), K.H. Maftuh Kholil (Ketua), dan Drs. Kiagus Zaenal
Mubarok
> (Sekretaris).
>
> Masih menurut Syarif, selebaran gelap tersebut disampaikan melalui
masjid,
> majelis taklim serta ditempel di beberapa papan pengumuman.
Penyebaran fatwa
> tersebut seakan tidak islami karena tidak didiskusikan terlebih
dahulu
> kepada para ulama NU setempat. Cara ini justru meresahkan umat.
>
> Sedangkan terkait tentang amaliah, lanjut Syarif, para kaum
nahdliyin
> senantiasa melakukan bentuk amaliah, se-perti talkin, tahlil,
tarawih, dan
> takziah yang telah mengakar di kalangan kaum nahdliyin (pengikuti
NU, red).
>
> Selain itu, pada fatwa tersebut terdapat kebohongan publik karena
fatwa
> tersebut tertanggal 1 Ramadan 1423 H (2003), kemudian mencantumkan
sembilan
> orang ulama. Perlu diketahui, ada empat orang ulama yang
dicantumkan di sana
> yang sudah wafat puluhan tahun lalu, yaitu K.H. A. Ridwan Hambal
(wafat pada
> 1930-an), K.H. Maffudz Siddik (wafat pada 1940-an), K.H. Mustafa
Djalil
> (wafat pada 1960-an), dan K.H. Abdullah Siddik (wafat pada 1980-
an). *(B.46
> )***
>
> =================
>










Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
   Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
   (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
   mailto:[EMAIL PROTECTED]
   mailto: [EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
   [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
   http://docs.yahoo.com/info/terms/




__._,_.___

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





SPONSORED LINKS
Single family home Family home finance Family home
Family home mortgage Family home business

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kirim email ke