Syukron kang Wandy atas artikelnya semoga bagi yang sering 
menyalahpahami hakekat dakwah salafiyah ini bisa menyadari 
kekeliruannya.

Setelah kita sama-sama simak penjelasan dari Ustd. A.Sarwat yg 
notebene bukan "wahhabi". Marilah kita jernih dalam berfikir, 
bersihkan hati dari kerak-kerak kesombongan dalam menerima 
kebenaran. Apa manfaatnya mendatangkan suatu fitnah terhadap orang 
yang telah menyelamatkan agama ini dari kerusakan. Kalau kita mau 
fair, efek dari reformasi dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab sampai 
pada Indonesia yaitu gerakan Padri, pimpinan Imam Bonjol, 
Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan), Al-Irsyad (Syaikh Ahmad Soerkati), 
Persis (A.Hasan). Tokoh-tokoh seperti itu bukanlah orang sembarangan 
yang hanya mau taqlid tanpa berpijak pada hujjah dan ilmu islam yang 
benar. Lalu kenapa belakangan orang-orang yang entah dari mana asal 
usulnya lebih senang menghujat dakwah salafiyah tersebut. Yang lebih 
sadisnya bahkan mereka lebih sering menghujat pribadinya Ibnu Abdul 
Wahhab tanpa mau berargumentasi dengan hujjah yang benar.


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mmmmhhh.. Apa Ust Ahmad Sarwat dari Eramuslim ini juga wahabi?
> 
> ---
> 
> Apakah Wahabi itu? Apakah Termasuk Ahlulsunnah?
> Publikasi: 26/09/2005 10:26 WIB
> 
> http://www.eramuslim.com/ks/us/59/21172,1,v.html
> 
> Asslamualaikum wr. wb.
> 
> Saya selalu mengikuti kolom ustadz menjawab ini, semoga ustadz
> mendapatkan keberkahan dan pahala, amien.
> 
> Ustadz ini adalah pertanyaan saya yang ke 4, alaupun tak satupun 
> belum dapat balasan, namun saya tidak bosan untuk bertanya.
> 
> Pertanyaan saya adalah, apa itu wahabi? Apakah iyanyanya termasuk
> ahlulsunnah? Kalau pengikut wahabi dinisbatkan kepada Syeikh 
Muhammad
> bin Abdul Wahab, kenapa pengikutnya tidak dikatakan
> Muhammadi/Muhammadiyah?
> 
> Tolong ustadz jelaskan apa manhajnya, karena terdapat penafsiran 
yang
> berbeda-beda di masyarakat tentang wahabi ini.
> 
> Saya pernah mendengar di stasiun TV nasional sewaktu raja Fahd
> meninggal, reporter tersebut mengatakan, "Kuburan raja Fahd
> dirahasiakan, karena menurut pengikut wahabi berziarah kubur adalah
> sesuatu yang diharamkan." Apakah benar demikian menurut pemahaman
> Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab?
> 
> Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Semoga ustadz diberi pahala 
dan
> keberkahan, amien.
> 
> Sayid Syafrizal
> 
> Jawaban:
> 
> Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
> Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du
> 
> Sebelumnya, kami mohon maaf apabila pertanyaan anda yang sudah 
empat
> kali itu baru bisa terjawab pada hari ini. Dan kami ucapkan
> terimakasih atas kesabaran anda.
> 
> Istilah wahabi sebenarnya bukan istilah baku dalam literatur Islam.
> Dan penisbahan istilah wahabi kepada sebagian umat Islam pun kurang
> objektif. Meski istilah `wahabi` bila kita runut dari asal, memang
> mengacu kepada tokoh ulama besar di tanah Arab yang bernama lengkap
> Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi Al-Najdi (1115-1206 H 
atau
> 1703-1791 M). Namun para pendukung dakwah beliau umumnya menolak 
bila
> dikatakan bahwa gerakan mereka adalah gerakan wahabiyah. Justru 
> mereka
> lebih sering menggunakan istilah ahlisunnah wal jamaah atau dakwah
> salafiyah.
> 
> Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di 'Uyainah dan belajar 
Islam
> dalam mazhab Hanbali. Beliau telah menghafal Al-Qur'an sejak usia 
10
> tahun. Dakwah beliau banyak disambut ketika beliau datang di 
> Dar`iyah,
> bahkan beliau dijadikan guru dan dimuliakan oleh penguasa setempat
> saat yaitu pangeran (amir) Muhammad bin Su`ud yang berkuasa 1139-
> 1179.
> Oleh amir, dakwah beliau ditegakkan dan akhirnya menjadi semacam
> gerakan nasional di seluruh wilayah Saudi Arabia hingga hari ini.
> 
> Pokok ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab
> 
> Sosok Muhammad bin Abdul Wahhab menjadi pelopor gerakan ishlah
> (reformasi). Sosok beliau muncul menjelang masa-masa kemunduran dan
> kebekuan berpikir pemikiran dunia Islam, yaitu sekitar 3 abad yang
> lampau atau tepatnya pada abad ke-12 hijriyah. Dakwah ini 
menyerukan
> agar aqidah Islam dikembalikan kepada pemurnian arti tauhid dari
> syirik dengan segala manifestasinya.
> 
> Sementara fenomena umat saat itu sungguh memilukan. Mereka telah
> menjadikan kuburan menjadi tempat pemujaan dan meminta kepada 
selain
> Allah. Kemusyrikan telah merajalela dan merata di hampir semua 
> penjuru
> negeri. Bid`ah, khurafat dan takhayyul menjadi makanan sehari-hari.
> Dukun berkeliaran ke sana ke mari, ramalan-ramalan dari syetan 
sangat
> digemari, sihir menjadi aktifitas umat, ilmu ghaib seolah menjadi
> alternatif untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan 
> umat
> Islam.
> 
> Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab saat itu bangkit mengajak dunia 
> Islam
> untuk sadar atas kebobrokan aqidah ini. Beliau menulis beberapa
> risalah untuk menyadarkan masyarakat dari kesalahannya. Salah 
satunya
> adalah kitabut-tauhid, yang hingga kini masih menjadi rujukan 
banyak
> ulama di bidang aqidah.
> 
> Dakwah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini kemudian melahirkan
> gerakan umat yang aktif menumpas segala bentuk khurafat, syirik,
> bid`ah dan beragam hal yang menyeleweng dari ajaran Islam yang 
asli.
> Mereka melarang membangun bangunan di atas kuburan, juga 
mengharamkan
> untuk menyelimuti kuburan atau memasang lampu di dalamnya. Mereka 
> juga
> melarang orang meminta kepada kuburan, orang yang sudah mati, 
dukun,
> peramal, tukang sihir dan tukang teluh. Mereka juga melarang 
tawassul
> dengan menyebut nama orang shaleh seperti kalimat bi jaahirrasul 
atau
> keramatnya syeikh Fulan dan Fulan.
> 
> Dakwah beliau lebih tepat dikatakan sebagai dakwah salafiyah. 
Dakwah
> ini telah membangun umat Islam di bidang aqidah yang telah lama 
jumud
> (beku) akibat kemunduran aqidah umat. Dakwah beliau sangat
> memperhatikan pengajaran dan pendidikan umum serta merangsang para
> ulama dan tokoh untuk kembali membuka literatur kepada buku induk 
dan
> maraji` yang mu`tabar, sebelum menerima sebuah pemikiran.
> 
> Sebenarnya mereka tidak pernah mengharamkan taqlid, namun meminta 
> agar
> umat ini mau lebih jauh meneliti dan merujuk kembali kepada nash-
nash
> dan dalil dari Kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW serta pendapat
> para ulama salafus shalih.
> 
> Di antara tokokh ulama salaf yang paling sering mereka jadikan 
> rujukan
> adalah:
> 
> a. Imam Ahmad ibn Hanbal (164-241 H)
> b. Ibnu Taimiyah (661-728 H)
> c. Muhammad Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (6691-751H)
> 
> Oleh banyak kalangan, gerakan ini dianggap sebagai pelopor 
> kebangkitan
> pemikiran di dunia Islam, antara lain gerakan Mahdiyah, Sanusiyah, 
> Pan
> Islamisme-nya Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh di Mesir dan
> gerakan lainnya di benua India. Paling tidak, masa hidup Muhammad 
bin
> Adbul Wahhab lebih dahulu dari mereka semua. Dalam penjulukan yang
> kurang tepat, gerakan ini sering dijuluki dengan wahabi. Namun 
> istilah
> ini tidak pernah diterima oleh mereka yang ikut mengembangkan 
dakwah
> salafiyah.
> 
> Demikian sekelumit tentang gerakan Syeikh Muhammad bin Abdul 
Wahhab.
> Maka dengan demikian, sesungguhnya dakwah ini juga dakwah 
ahlisunnah
> wal jamaah. Sebab tetap berpegang kepada sunnah Rasulullah SAW dan
> juga para jamaah (shahabat ridhwanullahi 'alaihim).
> 
> Para pendiri dakwah ini umunya bermazhab fiqih dengan mazhab
> Al-Hanabilah, jadi tidak benar kalau dikatakan mereka anti mazhab.
> Namun memang mereka tidak selalu terikat dengan mazhab tersebut 
dalam
> fatwa-fatwanya. Terutama bila mereka menemukan dalil yang lebih 
> rajih.
> Oleh karena itu dakwah merka sering disebut La Mazhabiyyah, namun
> sebenarnya lebih kepada masalah ushul, sedangkan masalah furu`nya,
> mereka tetap pada mazhab Al-Hanabilah.
> 
> Dakwah ini jelas-jelas sebuah dakwah ahlisunnah wal jamaah serta
> berpegang teguh dengannya. Mereka menyeru kepada pemurnian tauhid
> dengan menuntut umat agar mengembalikan kepada apa yang dipahami 
oleh
> umat Islam generasi pertama.
> 
> Sedangkan bila dikatakan bahwa dakwah ini mengharamkan ziarah 
kubur,
> sebenarnya tidak juga. Sebab mereka pun mengakui bahwa ziarah kubur
> itu ada masyru'iyahnya dari syariat Islam.
> 
> Dahulu Aku (Rasulullah SAW) melarang kalian ziarah kubur, namun
> sekarang silahkan berziarah kubur. (HR Muslim dan merupakan hadits
> Shahih dan terdapat dalam syarah imam Nawawi)
> 
> Hanya saja mereka agak lebih berhati-hati, agar jangan sampai niat
> ziarah yang baik itu dirusak dengan praktek-praktek yang 
diharamkan.
> Seperti meminta doa dari ahli kubur, meminta keberkahan, minta
> diselamatkan, minta dilindungi, minta jodoh, rizqi dan sebagainya.
> Sebenarnya praktek seperti inilah yang mereka takutkan. Dan memang
> praktek seperti ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Sebab 
tempat
> meminta itu hanya kepada Allah SWT saja, bukan kepada kuburan.
> 
> Wallahu a'lam bish-shawab, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa 
> barakatuh
> Ahmad Sarwat, Lc.
>


Kirim email ke