On Mon, 2004-05-24 at 19:57, Made Wiryana wrote: > On Mon, 24 May 2004, Akbar wrote: > > > > Bisa repot langsung dimasukin semua. Ini yang dimaksud konsistensi. Dan > > > untuk menjaga itu butuh tool. > > > saya memang tidak pernah ikut proyek terjemahan. Dan, maaf, apakah untuk > > setip bahasa mesti dibuat tool.....? bukankah di projek terjemahan KDE > > atau Gnome, sudah ada toolnya? Setahu saya cukup banyak bahasa yang > > sudah diterjemahkan..... berarti sebelumnya mereka sudah membuat tool. > > Kenapa tidak ambil toolnya dari sana? Atau saya melewatkan sesuatu? > > Sebagai pengetahuan latar belakang bisa dibaca proses penerjemahan yg > harus dilakukan > http://wiryana.pandu.org/Editorial/read.php?id=terjemahan.html > > Tool yg sering digunakna utk penerjemahan adalah editor "po" (ini salah > satunya, misal kbabel). Bisa juga dimanfaatkan program seperti OmegaT > (memory-based translator). > > Utk informasi tambahan bisa dilihat > http://wiryana.pandu.org/Next-WINBI/ > > IMW Ok, ini hanya pemikiran saya. Dan karena saya tidak pernah ikut proses penerjemahan... maka besar kemungkinan saya salah........ sangat besar dan juga ada hal-hal yang ingin saya katakan.....
http://i18n.kde.org/teams/index.php?a=i&t=id di situ tertulis proses penerjemahan ke bahasa Indonesia aktif dengan IMW sebagai salah satu leadernya.....:) http://merdeka.trustix.co.id/kde/ Tapi kok ini tidak bisa diakses..... Terus untuk gnome..... http://gnome.linux.or.id/ Nah.... kan katanya mau bikin distro bahasa indonesia.... kenapa proses penerjemahan dua desktop manager ini tidak dipromosikan..... misalnya di majalah infolinux.... atau di website.... mungkin ada yang mau jadi sukarelawan tapi tidak tahu ada 2 proyek ini.... Mungkin di INfolinux berikutnya bisa ditulis cara menjadi penerjemah yang baik. Sehingga banyak orang yang mau membantu.... Yah, selain kde ama gnome.... masih ada "beberapa hal" yang mesti diterjemahkan juga..... tapi saya percaya kde ama gnome ini lah yang mengambil persentase terbesar.... Terus tool-toolnya kan sudah tersedia... jadi menurut saya kita tidak perlu membuat tool lagi cukup menggunakan software yang tersedia... apalagi kita beruntung bahasa indonesia menggunakan huruf latin bukan huruf aneh seperti jepang mandarin atau rusia...... Nah..... daripada reinvent the wheel ( menemukan roda kembali / katanya mau meracik distro berbasiskan fedora ), biarlah kita mengambil basis distro -nya dari proyek yang sudah ada.... http://kambing.vlsm.org/debian-all/de2/ Nah, tenaga-tenaga yang ada mari dikerahkan ke proses penejermahan... dua desktop terpopuler itu..... atau jika ada yang tidak "ngeh" dengan proses penerjemahan, bisa gabung dengan projek di atas tersebut daripada membuat projek baru...... Sekali lagi ini pemikiran newbie yang sok tahu..... jadi maklum saja.... no hard feelings ok??!!!! apa pemikiran teman-teman? -- Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED] Arsip dan info: http://linux.or.id/milis.php