Salam, On Sep 19, 2008, at 5:31 PM, Resza Ciptadi wrote:
Tapi saya rasa kita mungkin harus menghargai persfektif orang lain, paling tidak ada persfektif, meskipun awari kiprahnya cukup baik (saya tau betul sebab jamannya masih konsorsium yang dipimpin bu judith dan saya masih ketua KPLI Jakarta kita sering kerjasama) di dunia Open Source keberpihakannya terhadap Linux masih setengah2. Kok bisa ada perspektif begono? tentu belum tentu perspektif ini benar, tapi buat beberapa orang disini pilihan adalah soal penting, lebih lagi ada juga yang berpandangan Open Source belum tentu Linux, tapi Linux pasti Open Source (aku agak jengah pake istilah Open Source sebetulnya karena Linux lebih ke Free Software--4 kebebasan, ingat lisensinya masih GPL). Awari dapat saja mengkampanyekan firefox, ooffice, dll tapi tidak Linux dan dia dapat bilang sudah melaksanakan amanat ADnya.
Yah, kalau bicara khusus tentang AWARI, maka harus dipahami bahwa AWARI adalah organisasi para pelaku bisnis. Buat mereka, Linux / FOSS adalah salah satu alternatif pilihan. Artinya ada yang lain, bukan satu-satunya. Kalau AWALI mungkin memang lebih spesifik. Akan tetapi, AWARI selaku organisasi punya amanat untuk mendorong semua anggota memanfaatkan Linux / FOSS semaksimal mungkin. Kenapa? Karena, para pebisnis warnet yang ada di AWARI percaya bahwa Linux / FOSS adalah solusi dan masa depan bagi bisnis mereka. Kalau sekarang, ada sebagian anggota yang masih tetap menggunakan proprietary, itu bukan karena mereka tidak punya visi terhadap Linux / FOSS, melainkan karena tuntutan bisnis yang tidak bisa dihindari. Misalnya, game online yang hampir semuanya masih menggunakan platform Windows. Itu sumber pendapatan mereka. Kalau memaksa migrasi ke Linux / FOSS namanya bunuh diri. Tetapi bila kemudian game online berbasis Linux / FOSS makin banyak dan akhirnya dominan, tentu mereka dengan senang hati akan meninggalkan Windows. Karena harapan itulah, maka mereka ini sangat antusias menitipkan amanah agar Pengurus hadir di ILC2008 menyampaikan aspirasinya. Siapa tahu, komunitas dan dunia Linux / FOSS kemudian mendengar kebutuhan mereka dan mulai mengupayakan solusinya.
Jadi, tentu saja kalau dari perspektif AWARI, amanah di dalam AD itu bukan hanya sekedar agar supaya turut serta mempromosikan Linux / FOSS, tetapi lebih dari itu adalah untuk mencari solusi bagi kebutuhan bisnis warnetnya. Dalam hal lain, AWARI berkontribusi terhadap aktivitas komunitas, sosialisasi, menyebarkan pengalaman para anggota pengguna Linux / FOSS bahkan juga ikut memberi masukan dalam pengembangan distro. Juga kegiatan lain yang seperti dilakukan oleh KPLi juga. Tidak ada bedanya. Tetapi, fokus utamanya tetaplah mencari solusi dan pengembangan untuk warnet berbasis Linux / FOSS.
Apalagi sesama orang Jaman dulu meski sering kongkow sama awari tapi kita kan ga bisa dan ga mau liat2 AD orang itu urusan tumah tangga tetangga, kecuali berminat jadi aggota awari, dalam OOP AD itu sifatnya PROTECTED. Jelas pasal itu tidak tersosialisasi diluar pengurus dan anggota awari. maka usulan agar awari membuat interface untuk dapat mengimplement sifat-sifat KPLi sehingga dapat diakui sebagi keluarga besar dan hadir di KPLI Meeting menurut saya penting.
Anggaran dasar itu tidak sepenuhnya tertutup. Tetapi lebih tepatnya, kalau diperlukan dapat ditunjukkan kepada pihak yang memang berkepentingan. Misalnya partner. Kalau KPLi secara formal bisa dianggap sebagai partner ya AD itu bisa terbuka. Pada prinsipnya, AD adalah bagian dari pengesahan lembaran negara. Tujuan dari pengumuman di lembaran negara ya tentu saja untuk diketahui oleh publik. Jadi sebenarnya tidak tertutup, tapi juga dengan alasan kepatutan tidak bisa juga disebarluaskan terlalu terbuka. Sama halnya dengan Surat Nikah-lah. Itu dokumen publik, tapi juga tidak perlu diumbar kemana- mana.
Bagaimana denga Ubuntu-ID, SUSE, dll. Buat saya mungkin juga beberapa orang disini mereka adalah KPLI karena pengertian KPLI adalah sekelompok orang yang menggunakan kernel Linux. Karena ubuntu, SuSe menggunakan Linux sebagai kernel sehingga otomatis mereka adalah sekelompok orang yang menggunakan kernel Linux. organisasi Ubuntu-Id, Suse dan lain2 adalah turunan langsung KPLi dan mereka adalah keluarga jadi tidak perlu di buatkan interface lagi.
PT Telkom adalah perusahaan pengguna Linux / FOSS terbesar saat ini di tanah air. Apakah kalau mereka ingin nimbrung di KPLi meeting harus bikin interface bernama KPLi? Padahal, sebenarnya KPLi sepatutnya membutuhkan PT Telkom untuk belajar, bukan sebaliknya. Masih banyak lagi entitas / komunitas lain yang seperti ini. Apakah setiap orang / entitas / komunitas / organisasi yang punya concern terhadap Linux / FOSS kemudian harus punya suatu interface khusus hanya agar bisa berkomunikasi, bekerjasama bahkan melebur di dalam komunitas Linux atau tepatnya KPLi?
Menurut saya, justru itu akan melemahkan dan mengkerdilkan perkembangan KPLi. Sangat eksklusif sementara dasarnya apa, kenapa harus seperti itu, tidak jelas.
Sip masalah selesai, tinggal dilaksanakan dengan interface ini rasanya lebih nyaman kalau awari hadir di KPLI Meeting. IMHO Saya tidak setuju bila tahun-tahun depan KPLI diganti jadi ILAM atau sesuatu yang sifatnya perorangan karena ini mendorong para pemakai Linux untuk tidak berkelompok dan ini melemahkan pergerakan.
Nama pertemuan tahunannya saja yang diubah, supaya bisa mengakomodasi lebih banyak lagi unsur / kelompok pendukung gerakan ini dan menyatukan potensi untuk berkontribusi. Organisasi KPLi sendiri tetap ada, tidak ada yang bisa memaksa supaya itu dihapus. Kecuali komunitas itu sendiri yang menginginkannya. Berkelompok dengan cara yang baik dan tepat memang bisa meningkatkan daya pencapaian tujuan. Tapi kalau dilakukan secara tak bijaksana bisa justru menimbulkan perpecahan dan luka yang saling melemahkan. Kadangkala, tak berkelompok justru bisa lebih efektif. Jadi, kesimpulannya, sesuai kebutuhan saja. Ketika dibutuhkan individu ya tentu tidak usah memaksa bikin kelompok dst.
_______ Regards, Pataka -- Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED] Arsip dan info: http://linux.or.id/milis