Hello Hari,

SETUJU! Semuanya terserah si calon murid.. seberapa banyak waktu yang ia 
miliki, seniat apa dia belajarnya, apakah lingkungan & keadaan memungkinkan 
(faktor orangtua, sekolah, karir, kesehatan, finansial dsbnya), berapa banyak 
dia mau berkorban di dalamnya (termasuk dananya) :D, dengan metode belajar spt 
apa yang dia inginkan dan sebagainya.... dan tidak hanya dgn modal percaya 
bahwa dia sangat berbakat!!! :D

Intinya guru tetap hanya seorang pemandu atau memberi petunjuk/jalan. Metode 
yang diberikan oleh seorang guru juga belum pasti ampuh untuk semua murid, 
semua genre musik dan sebagainya. Makanya ada baiknya sekolah juga menawarkan 
musik yang ingin digali sang murid.. misalnya privat gitar rock, blues, pop, 
jazz dan sebagainya.... memang untuk beberapa sekolah yang sudah terorganisir, 
pasti sudah melakukan hal ini :)

Terima kasih... lanjuttttttttt ;)

P.S: Hari, gua purely bukan shredder.. Firman Al-Hakeem itu baru shedder haha ;)

Mayzan


On Wed, 7 Sep 2005 02:04:27 -0700 (PDT), shredder guitar wrote:
> Terima kasih Mayszan atas "THE GREAT ADVICE " nya. Saya sangat
> salut kepada Anda yang begitu open minded terhadap musik . Sangat
> jarang pemain musik (terutama shredder) yang saya temui bisa
> mempunyai pemikiran seperti Anda.
> Ok... kalau boleh saya melanjutkan topik ini....
> 1). Menurut saya, Guru itu sebaiknya dalam mengajar murid itu
> dengan menggunakan sebuah kurikulum yang terstruktur , karena kalau
> kita belajar dengan menggunakan kurikulum yang terstruktur dapat
> memberikan beberapa manfaat antara lain :
> - effektivitas waktu
>   Suatu contoh kita membuat dengan sistem grade. Misalkan dalam
> grade I yang harus dikuasai oleh murid adalah  :(Fingering,
> Pengetahuan tentang Scale,  Pengetahuan tentang Chord,  Improvisasi
> pada family chord Progression dengan Diatonic Scale, Latihan Scale
> dengan menggunakan metronome) yang harus dikuasai antara 4 - 6
> bulan. Hal ini akan sangat jelas  waktu yang dibutuhkan untuk
> menguasai materi ini dan murid akan merasa mempunyai target
> tertentu sehingga (diharapkan) murid akan terpacu semangatnya untuk
> berlatih setiap hari dengan baik.
> 
> - Kemungkinan besar semua theory & teknik akan tercover .
> Setidaknya jika kita telah mencatat dalam sebuah kurikulum
> 
> - Belajar secara runtut
> Jika kita menggunakan materi yang terorganisir dengan baik, kita
> bisa mempertimbangkan mana yang harus diberikan kepada murid lebih
> dahulu , mana yang diberikan belakangan.
> 
> 2}. Mengenai masalah not balok
> Ibarat kita mengendarai sebuah kendaraan dijalan dan jalan itu
> berbeda-beda kondisinya tentu kita akan mengatur laju kendaraan,
> memperhatikan rambu-rambu supaya kita tidak jatuh dan tetap nyaman
> dalam berkendaraan .
> Sama seperti dengan not balok. Not balok ibarat tools (atau rambu-
> rambu lalu lintas ) untuk memudahkan kita berintraksi dengan orang
> lain yang melihat not balok yang tertulis pada partiture itu pasti
> akan mempunyai persepsi sama antara satu orang dengan orang lainnya
> bahwa musik ini harus dimainkan seperti ini... misalnya.
> Jadi sama seperti dalam berkendaraan , dalam not balok atau
> tepatnya dalam sebuah partiture atau tablature kita harus
> memperhatikan rambu-rambu seperti; tempo, panjang pendeknya not,
> cara memainkan, intonasi, phrasing.
> Jadi menurut saya kalau sudah ada alat yang bisa memudahkan kita
> untuk bergumul dengan musik alangkah baiknya jika kita manfaatkan
> alat tersebut (not balok) untuk menjadikan diri kita bermain musik
> yang lebih pintar.
> Memang sih... dengan bisa membaca not balok tidak menjamin untuk
> bisa menjadi musisi yang baik dan sukses , ini kan tergantung pada
> kreatifitas kita, usaha, nasib serta kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
> Kalau pendapatnya Pak Purwacaraka yang pernah saya dengar waktu
> briefing dulu adalah begini "Dengan bisa membaca not balok, kita
> akan merasa enjoy dan mudah untuk membaca dan mempelajari literatur-
> litertur yang asalnya dari luar negeri (karena nggak semua buku
> disertai dengan cd petunjuk serta tablaturenya, contohnya buku-buku
> terbitan Berkeley & Mel Bays)." kemudian kata Beliau lagi "Saya
> punya band dan dalam satu bulan saya ada jadwal show sebanyak 15
> kali. Dan tiap kita main lagunya bermacam-macam dan iramanya
> variatif serta tidak semua musisi kenal lagunya tersebut karena
> seringkali lagu yang dimainkan tanpa ada latihan terlebih dahulu
> jadi begitu on stage langsung main, berhubung ada partiture kita
> tidak mengalami kesulitan sama sekali dalam berkontak batin antara
> satu musisi dengan yang lainnya."
> 
> 3). Mengenai Teknik, Komposisi & Harmonisasi
> Menurut saya teknik itu tidak identik dengan speed. Kalau ada orang
> yang bisa main speed tapi  akurasi dan artikulasinya nggak jelas,
> tentu nggak enak kan kalau kita dengar. Teknik yang saya maksud
> disini adalah , kalau seorang guru dapat memberikan contoh teknik,
> misalkan teknik strumming/ rhythm yang baik serta variasinya
> (variasi rhytm dapat dibentuk dengan menggunakan phrasing yang
> berbeda-beda) (kalau seandainya guru itu memang mengajar POP),
> tentu si murid akan akan berusaha bermain sebaik yang dimainkan
> oleh gurunya.
> 
> 4). Mengenai iklan yang kedua
> Gimana kalau ada “Guru” seperti Wolf Marshal, Fred Sokolow, Troy
> Stetina, John Tapella.  Mereka saya anggap guru karena seperti Wolf
> Marshal pernah menerbitkan buku tentang pelajaran musik (yang
> secara tidak langsung memberikan pelajaran bagi yang membacanya)
> yang membahas musik secara general tanpa membedakan apakah aliran
> rock, blues, jazz, pop. reggea dsb. Dia juga pernah Menerbitkan
> buku 101 licks must know, jazz, rock, blues. Kemudian John Tapella
> pernah membikin buku yang berjudul Dictionary of Guitar Style yang
> isinya 25 aliran contoh komposisi pendek seperti aliran, pop, rock,
> grunge, punk, funk, rock, shred dsb. Berdasarkan uraian diatas saya
> berpikir apakah guru sejati itu guru yang menguasai berbagai aliran
> musik seperti John Tapella.  
> 
> 
> Saya tidak menganggap shred sebagai aliran baru dan apabila kaum
> Urban atau American Heavy Metal menyebut Shred sebagai aliran lama
> wajarlah mereka menyebut begitu.
> Saya sangat setuju kepada Mayzan kalau kita itu harus lebih open
> minded terhadap musik. Kalau shred sebagai hidup kita, suatu saat
> kita kita pasti jenuh juga kan... dan kita pasti ingin sesuatu yang
> baru misalkan mempelajari jazz standart, jazz rock, r&b, hip hop
> dan suatu saat kita tentu akan rindu kembali pada shred dan
> begitulah seterusnya seperti lingkaran yang terus berputar sehingga
> dalam interval waktu tertentu tanpa sadar kita telah menguasai
> berbagai aliran musik seperti John Tapella
> 
> Mayzan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Hello Hari!
> 
>> Salam kenal! :)
>> 
>> Berikut adalah komentar dan masukan dari saya (jika teman-teman
>> tidak setuju, mohon maklum.. ini hanya pendapat saya sendiri) :)
>> 
>> 1. Utk iklan pertama
>> =============
>> - Wajar-wajar saja koq... dari iklannya sudah ketahuan itu buat
>> beginner: "tidak bisa uang kembali"... bisa berarti menjamin Anda
>> untuk "bisa main" (dari "tidak bisa" main gitar, menjadi "bisa"
>> main)... tetapi bukan untuk menjadi "mahir dalam bermain"... itu
>> adalah pengertian yang sangat berbeda. :)
>> 
>> - Banyak koq guru yang belajarnya otodidak sehingga ngajarnya pun
>> tidak berdasarkan kurikulum... dari sini kita bisa tarik
>> kesimpulan, bukan hanya guru yang berlatarbelakang pendidikan
>> musik format baru boleh ngajar. Sah-sah saja.... justru itu
>> menjadi pilihan utk calon murid: murid itu mau belajar yang
>> formal atau tidak. :)
>> 
>> - Bener sekali...... "Hebat Itu Relatif"... "hebat", "jago",
>> "handal", "genius", "dewa gitar", semua itu sangat relatif....
>> seseorang pemain jazz yang legendaris, belum tentu legendaris
>> menurut pedengar musik rock. Justru pertanyaan Anda akan
>> membingungkan si calon guru.... karena tidak mungkin seorang akan
>> menjawab: "Ya betul, saya adalah seorang guru yang hebat" (saya
>> yakin Eet sekalipun belum berani memberani memberi jawaban spt
>> itu). Jika ada yang berani menjawab seperti itu pun, nantinya
>> pasti akan susah dipertanggungjawabkan.
>> 
>> Misalnya Anda sebut "teknik, harmony, komposisi" adalah sebuah
>> requirement utk menjadi guru yang baik... itu juga relatif..
>> kecuali di iklan itu ditulis "Privat gitar! Tidak bisa main speed
>> uang kembali". Semua itu relatif karena si guru "tidak
>> menyebutkan secara specific style musik seperti apa yang akan
>> diajarkan"... jadi bisa ditarik kesimpulan guru tsb akan
>> mengajarkan musik yang paling general.. kemungkinan besar adalah
>> musik POP. Di mana musik POP, teknik bukanlah merupakan sesuatu
>> yang mutlak. :)
>> 
>> 2. Iklan kedua
>> =========
>> - Sama spt iklan nomor satu, Anda tidak bisa force dia utk
>> mengajarkan Anda cara bermain cepat.. karena bisa jadi dia memang
>> tidak hidup di bidang musik shred/speed. Guru blues, guru jazz,
>> guru pop tetap bisa menjadi seorang guru yang sejati. :)
>> 
>> - Not balok tidak selamanya mutlak untuk menjadi musisi yang baik
>> dan sukses. Banyak koq musisi yang ngga bisa not balok spt Marty
>> Friedman, Yanni, dbsnya.... bahkan seorang gitaris jazz yang
>> terkenal sekalipun! :) Buktinya mayoritas gitaris top yang Anda
>> kenal itu bukan tamatan Berkeley atau GIT kan? ;)
>> 
>> Dan sekali lagi... kita tidak boleh memandang segala sesuatu dan
>> membandingkan segala sesuatu dengan shred. Di musik rock masih
>> banyak style musik yang lain-lain. Bukan berarti jika sesuatu
>> tidak shred, maka itu tidak hebat :) Kita hidup di dunia musik
>> ini tidak sendirian... ada musik blues, metal, jazz, funk, dll.
>> Tidak selamanya sesuatu yang "kelihatan mudah" akan mudah
>> dimainkan.... tidak selamanya yang namanya shred itu "baru susah
>> untuk dimainkan". Justru pengalaman bermain itu lebih berarti
>> daripada sebuah kemampuan bermain. Di beberapa kasus, malah
>> banyak yang "mampu bermain" namun "kurang mampu dalam berkarya" :)
>> 
>> Kalo masalah produk lama.... sorry, saya kurang ngerti yang Anda
>> maksud "produk lama" di sini. Mungkin maksud Anda dia tidak
>> ngikutin "trend shred"? Bisa jadi!
>> 
>> Bahkan musik shred sekarang ini sudah menjadi trend lama di amrik
>> sana (jika "produk lama" adalah yang Anda maksud sebagai "trend"
>> di sini).... trend musik shred sudah lama mati sejak era Nirvana
>> (musik Alternative Rock)... sekarang ini yang lagi trend kan
>> musik Urban/Rap di Amrik sana...? :) Jika masih ada trend musik
>> rock pun... itu kan musik American Heavy Metal atau Metal
>> Hardcore gitu (pengganti era nu Metal). Saya yakin teman-teman
>> yang masih hidup di musik shred juga tidak mau dipanggil sebagai
>> "Produk Lama" oleh kaum Urban atau American Heavy Metal kan? :)
>> 
>> Itu saja komentar saya tanpa menyalahkan pihak manapun... tanpa
>> ada keinginan untuk berdebat dengan siapapun! Cara pemikiran saya
>> juga bisa salah koq... saya hanya belajar dari pengalaman dan
>> saya hanya ingin agar teman-teman lebih open-minded terhadap
>> musik, sehingga kita dapat beradaptasi di lingkungan musik
>> seperti apapun. :)
>> 
>> Silakan dibahas terus... topik yang cukup menarik :)
>> 
>> Thanks for reading....
>> 
>> 
>> Mayzan
>> 
>> 
>> On Mon, 5 Sep 2005 20:17:06 -0700 (PDT), shredder guitar wrote:
>> 
>>> Hai... teman-teman milis gitaris.com. Saya ada sedikit cerita
>>> nih  tolong kasih komentar ya....
>>> Saya kemarin baca iklan di harian Jawa Pos (Soalnya domisili
>>> saya  di Surabaya jadi koran yang populer JAWA POS) edisi Sabtu
>>> 3  September 2005 di kolom KURSUS.    Iklan pertama :
>>> "Privat Keyboard/ Gitar! tidak bisa uang kembali Hub: 8412475/  
>>> 70997302" Kemudian saya telpon ke nomor diatas kemudian saya  
>>> bertanya "Materi yang diajarkan apa Bu? (Soalnya yang ngankat  
>>> telpon suara perempuan) " Jawabannya " Lha masnya minta diajari
>>>  apa?" Saya jadi bingung kok jawabnya gitu dalam hati saya  
>>> menyimpulkan "Ternyata orang ini nggak punya materi dan
>>> kurikulum  yang jelas atau si Ibu ini memang nggak paham
>>> tentang gitar karena  mungkin yang ngasih les gitar itu suami
>>> atau saudaranya dan Ibu ini  hanya kebagian mengangkat telpon
>>> doang." Kemudian saya bertanya  lagi "Yang ngajar itu siapa
>>> namanya Bu, terus permainannya gimana  hebat apa nggak?" Terus
>>> jawabnya si Ibu itu " Yang ngajar namanay  pak D... Wah...
>>> kalau masalah hebat nggak itu kan relatif ,  penilaian orang
>>> yang satu dengan yang lain kan nggak sama,yang  jelas pak D ini
>>> sudah pengalaman main band selama 30 tahun, tapi  biasanya
>>> justru guru itu malah nggak bisa main tapi bisa mengajar ,  
>>> sedangkan yang hebat nanti itu pasti muridnya", kemudian dia  
>>> mencontohkan pemain tenis siapa gitu.... yang hebat tapi
>>> gurunya  nggak hebat".   Gimana menurut rekan-rekan... milis
>>> gitaris.com  Kalau menurut saya bagaimana kalau gini "GURU YANG
>>> IDEAL ITU ADALAH  GURU YANG MAINNYA HEBAT (kalau bisa dari segi
>>> teknik,harmony,  komposisi), BERWAWASAN MUSIK LUAS DAN CARA
>>> PENYAMPAIAN MATERI ITU  BISA DITERIMA DENGAN MUDAH OLEH MURID-
>>> MURIDNYA" kayak bang Owen  gitu lho yang ngajar di Chic Music,
>>> dia kan mainnya hebat dan cara  menerangkan materipun tidak
>>> kalah hebatnya dengan permainannya.  (Saya dengar permainan
>>> bang Owen dari sampelnya dan baca columnya  di Majalah
>>> GitarPlus).   Iklan Kedua :
>>> "Gitar-Keyboard 10 jam System dalam 10 jam Anda bisa bermain
>>> dengan  Baik Telp. 8707349"  
>>> Kemudian saya telepon , dan kemudian bertanya ,  "Maksudnya 10
>>> jam bisa bermain dengan baik itu gimana, biayanya  gimana? "
>>> kemudian dari seberang telepon menjawab, "Maksudnya, Anda  les
>>> pada saya , satu kali pertemuan boleh 2 jam setengah atau satu  
>>> jam terserah Anda pokoknya total waktunya nanti 10 jam, dan
>>> setelah  10 jam nanti Anda bisa bermain gitar dengan baik?
>>> biayanya totalnya  adalah 600.000 rupiah dan bisa dibayar dua
>>> kali" kemudian saya  tanya lagi, "Materi yang diajarkan apa?"
>>> Kemudian secara panjang  lebar dia menjelaskan, "Materi yang
>>> diajarkan adalah dasar sekali ,  mulai menyetem  terus kemudian
>>> diajari kord F, G , terus not itu  apa. Terus diajari juga not
>>> angka, nggak diajari not balok  alasannya untuk belajar not
>>> balok itu butuh waktu yang lama sekali  (kayaknya dia nggak
>>> bisa not balok dan kayaknya juga dia adalah  produk lama dan
>>> nggak berkembang, soalnya waktu saya tanya tentang  Scale dia
>>> malah nggak ngerti. Saya iseng2 tanya gimana caranya bisa  main
>>> cepat , kata dia harus latihan tiap hari tapi dia nggak bisa  
>>> ngasih contoh karena bukan kebiasaanya, terus kalau sudah bisa  
>>> nyetem sama main chord kemudian 10 jam kedua kita diajari
>>> mengenal  karakteristik country, pop. Country yang model kaya
>>> apa kira-kira,  mungkin country tahun 50-an,... yang jelas
>>> bukan countrynya Albert  Lee atau SHREDDING COUNTRY, betul
>>> nggak?".   Jadi kesimpulan saya  tetang guru ini adalah: 1. Dia
>>> adalah produk lama  2. Kayaknya untuk jaman kita-kita sudah
>>> nggak match lagi 3. Bukan  standart Internsional karena tidak
>>> bisa baca not balok      Gimana teman-teman nih.... tolong
>>> dikomentari ya...    Salam    Hari Setyo Budi  Staf Pengajar
>>> Purwacaraka Music Studio  Cabang Mega Galaxy  Surabaya    
>>> Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
>> 
>> 
>> BARU! CHATROOM GITARIS.COM: http://gitaris.com/chat.p
>> _______________________________________________
>> Ingin berhenti diskusi? e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>> Lihat ARSIP MILIS ini via web di: http://milis.gitaris.com
>> Brought to you by #1 DotCom Company: www.TechScape.co.id
>> 
> 
> Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.




BARU! CHATROOM GITARIS.COM: http://gitaris.com/chat.p
_______________________________________________
Ingin berhenti diskusi? e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Lihat ARSIP MILIS ini via web di: http://milis.gitaris.com
Brought to you by #1 DotCom Company: www.TechScape.co.id

Kirim email ke