Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuhu,
  Segala puji bagi Allah, semoga sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada 
junjungan kita Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, dan para 
sahabatnya, serta orang orang yang mendapat petunjuk dari Allah
   
  Afwan, Tidak ada kaum muslimin di muka bumi ini yang tidak sakit melihat 
kekejaman yang dilakukan laknatulloh Zionis , tetapi hendaknya respon yang 
dilakukan adalah respon yang mengandung ibadah ikhlas karena Alloh dan ittiba' 
sesuai petunjuk Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
   
  Hendaknya ungkapan ungkapan yang disampaikan tidak berdasar hawa nafsu dan 
ungkapan yang berlebih-lebihan.
  Karena semua perbuatan kita, ucapan kita, baik yang disampaikan natinya akan 
dimintai pertanggung jawaban oleh Alloh Azza wa Jalla. Jadi bila menyampaikan 
hendaknya dilandasi dengan Al Qur'an , As Sunnah, atsar sahabat , ijma ulama.
   
  Semoga Alloh melihat niat baik saudara- saudaraku yang dengan ikhlas berupaya 
 memberikan bantuan semaksimal mungkin kepada saudara-saudara kita di 
Palestina. Dan Janganlah amalan yang baik ini  menjadi amalan yang sia- sia 
dikarenakan ada sedikit dihati kita untuk menunjukan keorang lain.
   
  Berikut ini saya lampirkan beberapa pendapat ulama mengenai masalah yang kita 
bicarakan saat ini.
  
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  Fatwa Para Ulama dalam menyikapi krisis Libanon 
  Kamis, 10 Agustus 2006 - 01:51 PM, Penulis: Al-'Allamah Soleh bin Fauzan 
Al-Fauzan hafidzahullah  
   
  ÈÓã Çááå ÇáÑÍãä ÇáÑÍíã
   
  Fatwa Al-'Allamah Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafidzahullah terkait krisis 
Libanon: 
  “Pada masa ini telah banyak berbagai kejadian yang mengerikan yang menimpa 
kaum muslimin, disebabkan karena serangan dari musuh-musuh Allah dari segala 
arah. Perang di Afghanistan, perang di Irak, perang di Palestina, perang di 
Libanon. Dan yang kita dengarkan dan yang kita baca dari para khatib dan para 
penulis berita, yakni semua hujatan ditumpahkan kepada musuh-musuh Allah 
tersebut. Yakni dengan menyatakan kekejian perbuatan mereka dan mengecam apa 
yang mereka perbuat. 
   
  Hal ini adalah perkara ini tidaklah diragukan lagi. Namun apakah musuh yang 
kafir tersebut akan menahan diri dari perbuatannya dengan berbagai kecaman 
tersebut? Orang-orang kafir, sejak dulu kala selalu menghendaki agar Islam 
dihapuskan dari permukaan (bumi). Sebagaimana firman Allah:
  æóáÇó íóÒóÇáõæäó íõÞóÇÊöáõæäóßõãú ÍóÊøóìó íóÑõÏøõæßõãú Úóä Ïöíäößõãú Åöäö 
ÇÓúÊóØóÇÚõæÇú 
   
  (Yang artinya ) : “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka 
(dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka 
sanggup. (QS Al-Baqarah:217)
   
  Akan tetapi permasalahannya adalah apa yang telah disiapkan oleh kaum 
muslimin untuk menghadapi mereka dan mencegah sikap melampaui batas dari 
mereka? Sesungguhnya yang wajib atas mereka (diantaranya) :
  - Pertama: melihat kenyataan kaum muslimin dalam pengamalan, lantas berpegang 
teguh terhadap agamanya. Sebab sesungguhnya apa yang menimpa mereka hanyalah 
disebabkan karena mereka melalaikan agamanya. Dalam sebuah atsar: “Jika orang 
yang mengenal-Ku berbuat maksiat kepada-Ku, maka Aku akan menjadikan orang yang 
tidak mengenal-Ku untuk menguasainya.” Apa yang telah menimpa Bani Israil 
disaat mereka meninggalkan agama mereka dan membuat kerusakan di muka bumi ? 
Maka Allah menjadikan orang-orang kafir Majusi menguasai mereka sehingga 
merekapun memporak-porandakan isi kampung-kampung mereka - sebagaimana yang 
Allah sebutkan di awal surat Al-Isra’. Dan Allah mengancam mereka apabila 
mereka kembali tetap dalam keadaan demikian, maka Allah akan mengembalikan 
kesengsaraan tersebut kepada mereka. Maka kita harus mengoreksi kondisi kita, 
lantas mengkoreksi apakah ada kekeliruan dalam menjalankan agama kita. Sebab 
ketetapan dari Allah (Sunnatullah) tidaklah berubah. Sungguh Allah
 Ta’ala berfirman:
  Åöäøó Çááøåó áÇó íõÛóíøöÑõ ãóÇ ÈöÞóæúãò ÍóÊøóì íõÛóíøöÑõæÇú ãóÇ 
ÈöÃóäúÝõÓöåöãú æóÅöÐóÇ ÃóÑóÇÏó Çááøåõ ÈöÞóæúãò ÓõæÁðÇ ÝóáÇó ãóÑóÏøó áóåõ æóãóÇ 
áóåõã ãøöä Ïõæäöåö ãöä æóÇáò
  (Yang artinya ) : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum 
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila 
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat 
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QA 
Ar-Ra’d: 11)
  - Kedua: hendaklah kita melakukan persiapan untuk menghadapi musuh kita, 
sebagaimana firman Allah Ta’ala:
  æóÃóÚöÏøõæÇú áóåõã ãøóÇ ÇÓúÊóØóÚúÊõã ãøöä ÞõæøóÉò æóãöä ÑøöÈóÇØö ÇáúÎóíúáö 
ÊõÑúåöÈõæäó Èöåö ÚóÏúæøó Çááøåö æóÚóÏõæøóßõãú æóÂÎóÑöíäó ãöä Ïõæäöåöãú áÇó 
ÊóÚúáóãõæäóåõãõ Çááøåõ íóÚúáóãõåõãú 
  (Yang artinya ) : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja 
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang 
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang 
orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. 
(QS Al-Anfal:60)
  Yaitu dengan cara pembentukan pasukan dan persenjataan yang layak dan 
kekuatan yang dapat menaklukkan.
  - Ketiga: menyatukan kalimat kaum muslimin diatas aqidah tauhid dan 
menegakkan hukum syari’at, serta komitmen dengan Islam dalam setiap perkara 
kita, baik dalam perkara mu’amalah, akhlaq, berhukum dengan Kitabullah, 
melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar disertai mengajak kepada jalan Allah 
dengan ilmu dan penjelasan serta ikhlas.Allah Ta’ala berfirman:
   
  æóÇÚúÊóÕöãõæÇú ÈöÍóÈúáö Çááøåö ÌóãöíÚðÇ æóáÇó ÊóÝóÑøóÞõæÇú 
   
  (Yang artinya ) : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah 
dan janganlah kamu bercerai berai.”
  (Ali Imran: 103)
   
  Dan firman-Nya:
   
  æóáÇó ÊóäóÇÒóÚõæÇú ÝóÊóÝúÔóáõæÇú æóÊóÐúåóÈó ÑöíÍõßõãú æóÇÕúÈöÑõæÇú Åöäøó 
Çááøåó ãóÚó ÇáÕøóÇÈöÑöíäó
   
  (Yang artinya ) : “Janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi 
gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta 
orang-orang yang sabar. (QS Al-Anfal :46)
   
  Dan tidaklah mungkin terjadi persatuan bila berbeda dalam hal aqidah dan 
berbeda pula dalam maksud dan tujuan. Sampai aqidahnya benar dan tujuan 
disatukan yaitu untuk menolong kebenaran dan untuk meninggikan kalimat Allah. 
Alangkah baiknya jika para khotib, para pemberi nasehat mengkonsentrasikan 
khutbah dan nasehat mereka dalam perkara-perkara ini. Disamping mengecam 
perbuatan musuh yang melampaui batas, menjelaskan tujuan-tujuan busuknya. 
Sesungguhnya musuh Allah tersebut tidaklah memaksudkan untuk melemahkan kaum 
muslimin dan mencabut kekuatan mereka (muslimin) saja. Namun maksud utama 
mereka adalah merusak aqidah kaum muslimin dan memalingkannya dari agama 
mereka, sampai mereka berhasil mengikis habis hingga ke akar-akarnya. Ini yang 
ingin aku peringatkan berkenaan tentang menyikapi krisis yang menimpa ini. 
Allah senantiasa mengatakan kebenaran dan membimbing ke jalan yang 
lurus.Shalawat serta salam Allah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan 
para shahabatnya.”
   
  Fatwa Al-‘Allamah Rabi’ Bin Hadi Al-Madkhali 
   
  Beliau ditanya: “Apa pendapat engkau wahai Syekh yang mulia tentang berbagai 
keadaan genting (krisis) di Libanon, Irak, Palestina? Jazakumullah khairan 
   
  Jawaban:
  “Demi Allah, kami berpandangan bahwa jihad tetap tegak sampai hari kiamat dan 
merupakan perkara yang wajib dilakukan oleh umat ini. Namun umat (Islam) ini 
telah melalaikan banyak perkara agama, diantaranya adalah jihad itu sendiri, 
sehingga Allah memberikan kekuatan kepada musuh-musuh untuk menguasai mereka.
   
  ÅÐÇ ÊÈÇíÚÊã ÈÇáÚíäÉ æÃÎÐÊã ÃÐäÇÈ ÇáÈÞÑ æÑÖíÊã ÈÇáÒÑÚ æÊÑßÊã ÇáÌåÇÏ Ýí ÓÈíá 
Çááå- áíÓ Ýí ÓÈíá ÇáÑÝÖ æÇáÈÏÚ æÇáÎÑÇÝÇÊ!- ÓáØ Çááå Úáíßã ÐáÇð áÇ íäÒÚå ÍÊì 
ÊÑÌÚæÇ Åáì Ïíäßã 
  “Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah dan kalian mengambil ekor-ekor 
sapi (beternak) serta kalian senang dengan bercocok tanam dan kalian 
meninggalkan jihad di jalan Allah Azza Wajalla –bukan di atas jalannya kaum 
Rafidhah, bid’ah dan khurafat- maka Allah akan mencampakkan kehinaan pada diri 
kalian. Dan Dia (Allah) tidak akan mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali 
kepada agama kalian.”
   
  Maka langkah yang paling pertama untuk menuju kemuliaan dan keluar dari 
kehinaan dan kerendahan adalah kembali kepada agama Allah. Ini langkah pertama 
dan bukan kembali kepada agamanya kaum Rofidhah yang ekstrim, yang mengkafirkan 
para shahabat lalu mengangkat bendera jihad! 
   
  Mereka tidak kembali kepada agama, namun justru memerangi agama dan 
orang-orang yang komitmen dengannya! 
  Bagaimana mungkin ini akan mendapatkan pertolongan!? Bagaimana mungkin ini 
dikatakan sebagai jihad di jalan Allah ?!
  Jihad haruslah dilakukan untuk menegakkan kalimat Allah.Terkadang seseorang 
terbunuh dalam berjihad, namun dia masuk nereka disebabkan karena dia tidak 
melakukannya dengan niat untuk menegakkan kalimat Allah Tabaraka wa Ta’ala.
  ãä ÞÇÊá áÊßæä ßáãÉ Çááå åí ÇáÚáíÇ Ýåæ Ýí ÓÈíá Çááå 
  “Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka itulah fi 
sabilillah”.
   
  ÇáÑÌá íÞÇÊá ÔÌÇÚÉ æíÞÇÊá ÍãíÉ æíÞÇÊá ÑíÇÁ ÝÃí Ðáß Ýí ÓÈíá Çááå ÞÇá ãä ÞÇÊá 
áÊßæä ßáãÉ Çááå åí ÇáÚáíÇ Ýåæ Ýí ÓÈíá Çááå 
  “Seseorang ada yang berperang karena modal keberanian semata, ada orang yang 
berperang karena semangat saja, ada yang berperang karena untuk mendapatkan 
pujian di mata manusia, yang manakah di jalan Allah? Maka beliau menjawab:
  “Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka itulah fi 
sabilillah (di jalan Allah) Ta’ala”.
   
  Maka sebelum melakukan segala sesuatu, wajib bagi kaum muslimin untuk 
membenarkan berbagai keadaan mereka dan kembali kepada agama yang telah dibawa 
oleh Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Serta kembali di atas petunjuk 
orang-orang yang telah bersungguh-sungguh dalam menyebarkan agama ini, yaitu 
para shahabat yang mulia, yang menyebarkan agama, berupa amalan-amalan yang 
shalih dan syi’ar-syi’ar Islam yang benar .Inilah yang dilakukan Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam berjihad yaitu untuk meninggikan kalimat-Nya.
   
  Sekarang saya bertanya kepada kalian : “Bendera yang ada di Libanon,yaitu 
bendera yang diangkat oleh Hizbullah, apakah bendera yang berhak dikatakan 
bahwa itu merupakan bendera di jalan Allah?! Apakah dikatakan bahwa itu jihad 
di jalan Allah ?! Sementara mereka (Hizbullah yang termasuk beragama Syi’ah 
Rafidlah, red) mengkafirkan para shahabat Muhammad - Shallallahu ‘alaihi 
wassalam - dan mempermainkan al-Qur’an dan merubahnya - dengan perubahan yang 
tidak pernah dilakukan oleh orang-orang Yahudi - !?
  Kalian belum pernah membaca tentang kaum Rafidhah, bagi siapa yang membaca 
tentangnya, dia akan mendapati bahwa mereka lebih parah dalam melakukan 
perubahan terhadap agama Allah dibanding kaum Yahudi dan Nashara.
  Demi Allah, kami ingin berjihad namun dengan jihad yang benar. Maka wajib 
bagi umat ini untuk kembali kepada agamanya, kemudian setelah itu melakukan 
persiapan:
   
  æóÃóÚöÏøõæÇú áóåõã ãøóÇ ÇÓúÊóØóÚúÊõã ãøöä ÞõæøóÉò æóãöä ÑøöÈóÇØö ÇáúÎóíúáö 
ÊõÑúåöÈõæäó Èöåö ÚóÏúæøó Çááøåö æóÚóÏõæøóßõãú 
  “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi 
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) 
kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu “ (QS Al Anfal:60).
   
  Sekarang ini, kelompok Hizbullah berperang semenjak tiga pekan yang lalu, 
tidak ada yang terbunuh dari mereka melainkan hanya delapan orang. Sementara 
yang terbunuh dari rakyat Libanon hampir mencapai seribu! Dan yang terusir dari 
mereka berjumlah ribuan, yayasan-yayasan mereka dihancurkan! Apakah ini yang 
dikatakan jihad yang dikehendaki Allah?!
   
  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam berjihad di Badar, di Uhud, di 
Khandaq dan ditempat lainnya, tidak satupun anak kecil yang terbunuh! Dan tidak 
satupun wanita yang terbunuh! Namun mereka ini (Hizbullah, red) menyusup dalam 
barisan para wanita dan anak-anak kecil, lalu datanglah berbagai serangan yang 
diarahkan (oleh Yahudi kafir, red) kepada mereka yang patut dikasihani. Apakah 
ini jihad?!
   
  Sekarang ini Yahudi telah menguasai darak yang luas dan besar, ada dua puluh 
kampung di Libanon. Apakah ini jihad? Apakah ini yang dimaksudkan?
  Apakah kita berjihad agar wanita dan anak-anak kaum muslimin dibunuh, 
yayasan-yayasan mereka dihancurkan! Lalu ini yang dikatakan hasil dari jihad 
itu!
  Ini jihad…?! Inilah adalah jihad model Rafidhah! Wajib bagi kaum muslimin 
untuk berfikir dan kembali kepada agama mereka sebelum melakukan segala 
sesuatu.Lalu setelah itu mereka berjihad dengan tujuan meninggikan kalimat 
Allah.
   
  Sesungguhnya kami lebih mengimani tentang syari’at jihad dibanding mereka ini 
yang merupakan para pendusta yang hanya mengaku saja! Kami mengimaninya akan 
tetapi kami mengatakan kepada kaum muslimin : “Kembalilah kepada agama ini, 
bekali diri kalian untuk persiapan jihad dan mendapat pertolongan dari Allah 
Ta’ala. Sebab kalian tidak mungkin mendapatkan pertolongan dari Allah Ta’ala 
kecuali jika kalian berperang dengan tujuan untuk meninggikan kalimat Allah,dan 
kalian berada diatas agama yang benar.
   
  Lalu apa yang terjadi di Irak, berapa banyak kaum muslimin yang telah dibunuh 
oleh kaum Rafidhah!? Lebih dari seratus ribu yang mereka sembelih dari kalangan 
para wanita, anak-anak, mereka usir, mereka merusak rumah-rumah, masjid-masjid 
dan menginjak-injak mushaf-mushaf! Dan berbagai kelakuan lainnya yang –demi 
Allah- tidak dilakukan oleh orang-orang Yahudi! Dan tatkala mereka melakukan 
berbagai tindakan kekejian ini semua, lalu mereka pun membuka front (di 
Libanon), mereka menertawai Ahlus Sunnah dan bergembira atas apa yang menimpa 
mereka.
   
  Apakah kalian menangisi Ahlus Sunnah dari penduduk Irak - dalam keadaan 
mereka disembelih, diusir, ratusan masjid-masjid mereka dirusak ?! Mungkin 
mencapai seratus ribu atau lebih jiwa yang terbunuh dari mereka!
  Apakah mereka (kaum Rafidhah) menangisi kematian kalian?! Apakah mereka 
mengangkat suara buat kalian?! Sama sekali tidak, sama sekali tidak!
   
  Maka tatkala si Rafidhi, beraliran kebatinan ini datang, banyak yang 
berpandangan bahwa dia mengangkat brndera jihad dan yang akan memimpin umat 
menuju kemuliaan dan pertolongan. Ini merupakan keberuntungan besar diantara 
keberuntungan kaum Rafidhah! Sekarang ini umat Islam bersorak dan bertepuk 
tangan untuk mereka!!! Dan inilah yang diinginkan oleh kaum Rafidhah. Dimana 
dia (pimpinan Hizbullah) ini sekarang? Sekarang dimana panglima ini berada?!
  (Ketauhilah) Dia ada di tempat persembunyian, dia dan kelompoknya ada di 
tempat persembunyiannya! Sementara kehancuran dan kebinasaan menimpa rakyat 
jelata Libanon ! Penyembelihan (terhadap kaum muslimin Ahlus Sunnah) masih saja 
berlanjut di Irak! Darah kaum muslimin di Irak sangatlah murah, tidak 
sepantasnya disebut-sebut (dianggap berharga) menurut mereka! 
   
  Bahkan darah seluruh kaum muslimin dan harta-harta mereka adalah halal 
menurut kaum Rafidhah, sebab mereka menganggapnya kafir! Inilah hukum yang 
mereka terapkan!.
  Lalu dimana kita meletakkan akal kita? Sekarang ini kebanyakan yang 
membimbing kaum muslimin adalah orang-orang yang jahil dan bodoh! Tokoh-tokoh 
yang jahil sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah ! Orang jahil (bodoh) 
yang berpenampilan sebagai ‘alim (pandai) dan tidak mengetahui hakekat Islam! 
Tidak mengetahui kekufuran, penyimpangan dan perbuatan zindiq yang dimiliki 
kaum Rafidhah.
   
  Telitilah kitab tafsir - dari kitab-kitab tafsir yang dimiliki Rafidhah- , 
mulai dari surah Al-Fatihah, perhatikan perubahan yang mereka lakukan, dimana 
orang Yahudi pun merasa malu darinya!
  ((ÇáÕÑÇØ ÇáãÓÊÞíã)) “Jalan yang lurus”, maknanya Ali radhiallahu anhu!
  ((ÛíÑ ÇáãÛÖæÈ)) “Bukan jalan orang-orang yang dimurkai”, maknanya adalah 
jalan Abu Bakar, Umar dan Utsman –radhiallahu anhum-!
  ((Ãáã. Ðáß ÇáßÊÇÈ áÇ ÑíÈ Ýíå åÏì ááãÊÞíä)) “Alif Laam Mim.Itulah kitab yang 
tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”, 
makna orang-orang yang bertaqwa dalah pengikut Ali radhiallahu anhu (maksudnya 
kaum Rafidhah)!
   
  Dunia, Akhirat, Surga, semuanya milik Ali radhiallahu anhu dan para 
pengikutnya (maksudnya Rafidhah)!.
  (( Åä Çááå áÇ íÓÊÍíí áÃä íÖÑÈ ãËáÇ ãÇ ÈÚæÖÉ ÝãÇ ÝæÞåÇ)) “Sesungguhnya Allah 
tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu”, 
mereka mengatakan: yang dimaksud nyamuk adalah Ali radhiallahu anhu, sedangkan 
yang lebih rendah adalah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Yaitu Ali 
radhiallahu anhu kadang-kadang dianggap seperti nyamuk oleh mereka. Ini 
termasuk perbuatan zindiq dan cercaan mereka terhadap Rasulullah Shallallahu 
‘alaihi wassalam.
   
  Kadang-kadang mereka menganggap Ali radhiallahu anhu sebagai binatang melata, 
yang melata di muka bumi. Dan dia sebagai bintang, dia sebagai matahari, dia 
adalah langit sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai buah 
Tin dan Ali radhiallahu anhu sebagai buah Zaitun, para Imam (mereka) sebagai 
bukit Sinai. Ayat-ayat Al-Qur’an dan tanda-tanda kekuasaan alam seluruhnya yang 
dimaksud adalah para Imam mereka! Sedangkan tanda-tanda kemunafikan, kekufuran, 
siksaan, ayat-ayat celaan dan ancaman semuanya diterapkan kepada para shahabat 
.Abu Bakar –radhiallahu anhu- disiksa dengan siksaan yang paling keras, seperti 
Iblis. Dan Umar adalah setan di tempat manapun disebutkan dalam Al-Qur’an. 
   
  Ayat-ayat tentang hari Kebangkitan dan hari Pembalasan, menurut mereka yang 
dimaksud adalah keluarnya sang penegak hukum (Imam Mahdi, pen)! Berbagai macam 
perubahan yang tak terhitung banyaknya dalam kitab Allah dan berbagai kedustaan 
terhadap Ali radhiallahu anhu dan Ahlul Bait yang tak terhitung banyaknya!
   
  Semua yang menjelaskan tanda kekuasaan maksudnya adalah Ahlul Bait, engkau 
tidak membaca satu ayat pun dalam Al-Qur’an, baik ayat Kauniyyah maupun ayat 
Syar’iyyah melainkan mereka merubahnya. Ayat-ayat tentang Tauhid mereka rubah 
menuju kepada kesesatan mereka!.
  (( æÞÇá Çááå áÇ ÊÊÎÐæÇ Åáåíä ÇËäíä)) “öAllah berfirman: Janganlah kalian 
menjadikan dua sesembahan.” ayat ini mengajak kepada Tauhid dan memberi 
peringatan dari kesyirikan. Mereka mengatakan: “Janganlah kalian mengangkat dua 
Imam!”
  Ayat-ayat Tauhid mereka tidak jelaskan, bahkan menghindar darinya! Kalaupun 
jika mereka menjelaskannya, maka mereka merubahnya. Mereka tidak menyisakan 
sesuatu dari ayat tersebut melainkan mereka merubahnya!
   
  Mereka adalah musuh-musuh Islam, cukuplah bagi mereka sejarah hitam mereka 
yang selalu bersama Yahudi dan Nashara. Merekalah yang membawa pasukan Tartar 
dan menyembelih puluhan ribu, bahkan mungkin sejuta atau bahkan lebih!
  Merekalah yang meruntuhkan khilafah Abbasiyyah! Dalam perang di Afghanistan, 
sebagai negara tetangga mereka, mereka (kaum Syiah Rafidlah Iran) tidak ikut 
serta bersama kaum muslimin sedikitpun!!! Tidak di dalam Afghanistan dan tidak 
pula di luarnya.
   
  Tatkala Amerika datang ke Afghanistan untuk menjatuhkan kekuasaan Taliban, 
maka mereka menjadi tameng terkuat bersama Amerika dalam memerangi kaum 
muslimin. Merekalah yang turut mendatangkan Amerika dan sekutunya ke Irak. 
Mereka menambah kekuatan bersamanya untuk menyembelih kaum muslimin. Apakah ini 
Islam yang kita berjihad untuknya?
   
  Kaum Rafidhah ini lebih berbahaya dari Yahudi dan Nashara, dan apa yang 
menimpa kaum muslimin melalui tangan Rofidhah lebih berbahaya dari apa yang 
menimpa kaum muslimin melalui tangan Yahudi dan Nashara. Fahamilah perkara ini, 
adapun mereka yang (tertipu). Apakah mereka disesatkan ataukah mereka 
orang-orang yang bodoh?!.
   
  Apakah ini pertolongan Allah? Apa yang telah dilakukan terhadap Ahlus Sunnah 
di Irak?! Apakah pernah engkau membimbing dengan satu ucapan untuk menasehati 
keluarga dan kaummu tentang kaum Rafidhah Bathiniyyah untuk menyeru agar mereka 
menahan diri (dari menyiksa) kaum muslimin?!
   
  Demi Allah, saya yakin bahwa mereka tidaklah melakukan ini melainkan untuk 
mempermainkan kaum muslimin dan menertawai mereka. Allah Maha mengetahui apa 
tujuan mereka di belakang semua ini!
   
  Jangan kalian membenarkan perselisihan mereka dengan Amerika! Ini semua 
dusta. Berapa banyak pembicaraan seputar pembuatan sel (instalasi) nuklir yang 
ada di Iran? Apakah tujuan mereka dengan menyimpan bahan atom tersebut, apakah 
untuk memerangi kaum Yahudi? Mereka pendusta!
   
  Iran selalu mengumumkan hal ini semenjak 70 tahun yang lalu, sementara kaum 
muslimin memerangi Yahudi dalam berbagai peperangan. Sudah berapa banyak mereka 
(kaum muslimin) mengikuti peperangan, menyumbangkan harta, turut berperan 
serta. Sementara Iran menghilang (tidak turun serta) ! Sekarang mereka bersorak 
dan menghendaki kaum muslimin memasuki pertempuran sedangkan mereka menghilang. 
Belum berhenti satu peperangan hingga dibuka kembali peperangan yang baru.
   
  Perencanaan pembuatan sel (instalasi) nuklir tersebut tidaklah dipersiapkan 
melainkan untuk negara-negara Teluk! Kaum muslimin harus memahami hal ini. 
Perhatikanlah perkara-perkara ini. Apakah dengan seperti ini lalu aku 
menganggapnya sebagai jihad di jalan Allah? Sama sekali tidak! (dengan sebab):
  Pertama: Aqidah mereka jelas, sebagaimana yang telah kami sebutkan 
sebagiannya.
  Kedua: Jihad merekapun jelas, dimana mereka bersembunyi di gua-gua, menyusup 
di rumah-rumah dan gedung-gedung! Allah Ta’ala lebih mengetahui, mungkin saja 
mereka mengutus Yahudi untuk menyerang tempat tersebut! Saya tidak menganggap 
mustahil hal tersebut! Sadarlah kalian terhadap makar dan tipu daya kaum 
Rafidhah.
   
  Demi Allah mereka menertawai Ahlus Sunnah, mereka memiliki orang-orang, di 
negeri Arab dan negeri-negeri Islam yang bekerja untuk mereka, guna 
menjembatani tersebarnya keyakinan Rafidhah di seluruh dunia Islam. 
   
  Sekarang dakwah mereka tersebar di dunia Islam,di bagian Asia Timur mereka 
memiliki Ma’had, sekolah, para da’i di negara-negara Afrika. Telah berlalu 
waktu-waktu keadaan dimana mereka tidak pernah bermimpi untuk mendapatkan ini. 
Hingga datangnya sebagian kelompok yang berkhianat, lalu membukakan jalan bagi 
mereka dan memberi kesempatan kepada mereka untuk menyebarkannya di dunia Islam.
   
  Sekarang merekapun menertawakan kaum muslimin. Darah mereka ditumpahkan, 
darah penduduk Irak. Lalu bersamaan dengan mereka ingin kita membantu mereka?!
  Sementara musibahnya menimpa rakyat Libanon dan rakyat Palestina. Lalu apa 
kerugian yang dialami kaum Rafidhah dalam semua peperangan itu?!
   
  Baik di Palestina, di Afghanistan dan selainnya dari semenjak 70 tahun yang 
lalu hingga sekarang? Apa yang telah diperbuat oleh para pendusta ini?!”
   
  
----------------------------------------------------------------------------------
  HAKIKAT AN-NUSHROH (MENOLONG ISLAM) DAN JIHAD DI DALAM ISLAM
  Oleh : Muram binti Shalih al-Athiyyah
   
  Muroja’ah : Fuad Abdul karim al Abdul Karim 
   
  Kebanyakan orang meyakini bahwa menolong islam, terbatas pada berjihad 
melawan orang-orang kafir atau memanggul senjata. Apakah pemahaman seperti ini 
dibenarkan? Apakah arti dari jihad sesungguhnya? Dan apa saja 
tingkatan-tingkatan jihad itu?
   
  Jihad menurut bahasa adalah, 
   
  ÈóÐúáõ ÇáØøóÇÞóÉö æóÇáúæõÓúÜÜÚö
   
  "Mengeluarkan kekuatan dan apa saja yang dimampui." 
   
  Sedangkan menurut syara`, 
   
  ÌöåÇóÏõ ÇáúßõÝÇøóÑö æóÏóÚúæóÊõåõãú Åöáóì ÇáÏøöíúäö ÇáúÍóÞøö¡ æóÞöÊÇóáõåõãú 
Åöäú áóãú íóÞúÈóáõæúÇ¡ æóåóÐóÇ ÇáúÛóÇáöÈõ Ýöíú ÇáÚõÑúÝö
   
  "Yaitu melawan orang-orang kafir, mengajak mereka masuk ke dalam agama yang 
haq, dan memerangi mereka jika menentang untuk masuk Islam. Inilah pengertian 
jihad menurut `Urf.”[1]
   
  Sedangkan jihad itu sendiri memiliki empat tingkatan, sebagaimana disebutkan 
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah dibawah ini,
   
  1-        Jihad melawan hawa nafsu.
   
  2-        Jihad melawan syetan.
   
  3-        Jihad melawan orang-orang kafir dan munafik
   
  4-        Jihad melawan kemungkaran dan orang-orang dzalim.[2]
   
   
  Pertama: Jihad melawan hawa nafsu.
  Jihad melawan hawa nafsu ini juga memiliki empat tingkatan. Yaitu,
   
  1-Berjihad untuk mempelajari ajaran islam yang benar.
   
  Setiap muslimah memiliki tanggung jawab sebagaimana kaum lelaki. Seperti 
dalam pepatah, “Wanita adalah saudara kandung lelaki”. Jadi, wanita itu diberi 
khitab (tanggung jawab) seperti kaum lelaki mendapatkannya. Rasulullah r 
bersabda,
   
  ((ØóáóÈõ ÇáúÚöáúãö ÝóÑöíúÖóÉñ Úóáóì ßõáøö ãõÓúáöãò))[3]
   
  “Mencari ilmu adalah kewajiban atas setiap Muslim.”
   
  Sehingga, setiap hal yang kewajiban tidak akan sempurna kecuali dengan hal 
itu, maka hal itu adalah wajib pula.[4] Jadi! Mempelajari ilmu aqidah, hukum 
seputar shalat, puasa, zakat dan lainnya adalah wajib.
   
  Sebab, banyak wanita yang terjerumus dalam hal-hal bid`ah dan syirik karena 
ketidakmengertian mereka akan hal itu. Padahal kita tahu, bahwa ummahatul 
mukminin (ibu kaum mukminin) dan wanita salaf, mereka dikenal dengan 
kepandaiannya dalam berbagai macam ilmu. Seperti yang diriwayatkan oleh Urwah 
bin Zubair dari ayahnya, ia berkata,
   
  "ãóÇ ÑóÃóíúÊõ ÃóÍóÜÜÏðÇ ãöäó ÇáäÇøóÓö ÃóÚúáóãõ ÈöÇáúÞõÑúÂäö¡ æóáÇó 
ÈöÝóÜÑöíúÖóÉò¡ æóáÇó ÈöÍóáÇóáò¡ æóáÇó ÈöÍóÑóÇãò¡ æóáÇó ÈöÔöÚúÑò¡ æóáÇó 
ÈöÍóÏöíúËö ÇáúÚóÑóÈö¡ æóáÇó ÈöäóÓóÈò¡ ãöäú ÚóÇÆöÔóÉó ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåÇó"[5]
   
  “Saya tak mendapati seorangpun yang lebih pandai dengan al-qur`an, faridhah, 
halal dan haram, syair, perkataan arab dan nasab, daripada Aisyah t.”
   
  Juga merupakan sebuah kewajiban bagi setiap mahasiswi yang menuntut ilmu, 
untuk memperhatikan aulawiyat[6] dan menekuni ushul.[7] Karena ushul adalah 
ilmu yang sebenarnya, sedangkan al-masail[8] ia hanya cabang-cabang dari ushul 
tersebut. Seperti batang kayu dengan dahan-dahannya. Jika dahan-dahan itu tidak 
tumbuh diatas batang yang kuat, maka lambat laun dahan-dahan itu akan layu dan 
rusak.[9]
   
  2-Berjihad untuk mengamalkan ilmu yang dimiliki setelah mempelajarinya.
   
  Inilah yang maksud dari menzakati ilmu dan membela agama. Sebab mengamalkan 
atau mempraktekkan ilmu, merupakan dakwah (mengajak orang lain) kepada ilmu 
tersebut, ini suatu hal yang tidak lagi diragukan. Karena kebanyakan manusia 
lebih banyak mengikuti ulama lewat amal perbuatannya, ketimbang mengikuti 
mereka lewat ucapan-ucapannya.[10]
   
  3-Berjihad dengan mendakwahkan ilmu tersebut.
   
  Ini juga termasuk menzakati ilmu dan membela agama. Sedangkan cara 
mendakwahkan ilmu, adalah dengan amar makruf, nahi mungkar, dan mengajarkannya 
kepada manusia. Rasulullah r bersabda,
   
  ((Åöäøó Çááøóåó æóãóáóÇÆößóÊóåõ æóÃóåúáó ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑóÖöíäó ÍóÊøóì 
ÇáäøóãúáóÉö Ýöí ÌõÍúÑöåóÇ æóÍóÊøóì ÇáúÍõæÊö áóíõÕóáøõæäó Úóáóì ãõÚóáøöãö 
ÇáäøóÇÓö ÇáúÎóíúÑó))[11]
   
  “Sesungguhnya Allah, para malaikat, para penduduk langit dan bumi, sampai 
semut-semut dalam lobangnya, juga ikan-ikan di lautan, semuanya mendoakan 
seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.”
   
  4-Berjihad dengan selalu sabar atas segala kepenatan ketika berdakwah.
   
  Sabar inilah harta sejati yang dimiliki orang-orang shiddiqin, dan syi`ar 
orang-orang shalih. Hakekat sabar adalah, jika seorang Muslim disakiti karena 
Allah, lalu ia bersabar dan berusaha bertahan tanpa mengeluh sedikitpun. Ia 
tidak membalas keburukan dengan selain kebaikan, dan tak pernah berusaha untuk 
membalas dendam.[12] Karena itu, hanya Allah I yang langsung membalas kesabaran 
tersebut.
   
  ÅöäøóãóÇ íõæóÝøóì ÇáÕøóÇÈöÑõæäó ÃóÌúÑóåõãú ÈöÛóíúÑö ÍöÓóÇÈò (ÇáÒãÑ: 10)
   
  “Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka 
tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
   
   
   
  Kedua: Jihad melawan syetan
  Jihad melawan syetan ini ada dua macam,
   
  1-Berjihad dengan menolak segala syubhat (hal-hal meragukan) yang dilancarkan 
syetan kepada hamba. Yaitu menolaknya dengan sesuatu yang yakin.
   
  2-Berjihad dengan menolak segala nafsu syahwat yang dilancarkan syetan kepada 
hamba. Caranya adalah dengan bersabar.[13]
   
  Allah I Berfirman,
   
  æóÌóÚóáúäóÇ ãöäúåõãú ÃóÆöãøóÉð íóåúÏõæäó ÈöÃóãúÑöäóÇ áóãøóÇ ÕóÈóÑõæÇ 
æóßóÇäõæÇ ÈöÂíóÇÊöäóÇ íõæÞöäõæäó (ÇáÓÌÏÉ: 24)
   
  “Kami jadikan di antara mereka, pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk 
dengan perintah Kami ketika mereka bersabar. Dan adalah mereka meyakini 
ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah: 24)
   
  Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa`di rahimahullah berkata dalam tafsiran ayat ini; 
maksud dari “Pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami”, 
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dalam diri mereka, kemudian 
menunjukkan orang lain dengan petunjuk tersebut. Merekalah orang-orang yang 
paling tinggi derajatnya setelah para nabi dan rasul. Inilah derajat 
ash-shiddiqin itu. 
   
  Mereka mendapat derajat tinggi ini, ketika selalu bersabar 
  (áóãÜøóÇ ÕóÜÈóÜÑõæúÇ) dalam menuntut ilmu. Bersabar dalam mengajarkan ilmu. 
Bersabar dalam berdakwah di jalan Allah, dan bersabar atas segala gangguan yang 
menimpa mereka pada jalan tersebut. Juga selalu mengendalikan jiwanya, sehingga 
tidak masuk ke jurang maksiat dan tidak terperosok dalam lembah syahwat.
   
  (æóßóÇäõæúÇ ÈöÂíÇóÊöäÇó íõÜæúÞöäõæúäó) “Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat 
kami”. Maksudnya; dalam beriman kepada ayat-ayat Allah I, mereka sudah mencapai 
derajat al-yaqin. Mereka mendapat derajat al-yaqin ini, karena mereka belajar 
ilmu tersebut dengan cara yang benar, mereka langsung mengambil masalah-masalah 
dari dalil-dalilnya yang mufid, kemudian senantiasa mempelajari masalah-masalah 
tersebut, dan menggunakannya sebagai dalil dalam segala aspek kehidupan. 
Akhirnya merekapun sampai pada derajat al-yaqin itu.[14]
   
  Perlu diketahui, bahwa kedua macam jihad ini, yaitu jihad melawan hawa nafsu 
dan jihad melawan syetan, hukumnya adalah fardhu ain. Allah I Berfirman,
   
  Åöäøó ÇáäøóÝúÓó áóÃóãøóÇÑóÉñ ÈöÇáÓøõæÁö (íæÓÝ: 53)
   
  “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.” (QS. Yusuf: 53)
   
  Juga berfirman, 
   
  Åöäøó ÇáÔøóíúØóÇäó áóßõãú ÚóÏõæøñ ÝóÇÊøóÎöÐõæåõ ÚóÏõæøðÇ (ÝÇØÑ: 6)
   
  “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah sebagai musuh.” 
(QS. Fathir: 6)
   
   
   
  Ketiga: Jihad melawan orang-orang kafir dan munafik
  Berjihad melawan mereka adalah dengan cara-cara dibawah ini,
   
  1-Berjihad dengan hati. Berjihad dengan hati ini, jika seorang muslim atau 
muslimah meninggalkannya, maka ia tidak diberi udzur (ampun) sedikitpun.
   
  2-Berjihad dengan lisan. Jihad lewat lisan ini, dengan menggunakan salah satu 
dari tiga cara yang terdapat dalam firman Allah I dibawah ini,
   
  ÇÏúÚõ Åöáóì ÓóÈöíáö ÑóÈøößó ÈöÇáúÍößúãóÉö æóÇáúãóæúÚöÙóÉö ÇáúÍóÓóäóÉö 
æóÌóÇÏöáúåõãú ÈöÇáøóÊöí åöíó ÃóÍúÓóäõ (ÇáäÍá: 125)
   
  “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang 
baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
   
  Berdakwah bilhikmah (dengan hikmah), yaitu berdakwah kepada siapapun dengan 
bijak; sesuai keadaan, pemahaman, dan penerimaan dari masing-masing pribadi.
   
  Diantara contoh berdakwah dengan hikmah, adalah mendakwahkan ilmu memulai 
dengan yang paling penting, kemudian yang penting, dan paling mudah dipahami. 
Juga dengan cara yang bisa diterima secara lebih sempurna, dengan lemah lembut, 
dan penuh kasih sayang. Jika seseorang dengan dakwah bilhikmah ini tidak mau 
menurut, maka seorang dai mengganti caranya dengan memberi mau`idzah (nasehat) 
yang baik, yaitu menyuruh atau melarang seseorang dibarengi dengan targhib 
(memikat) dan tarhib (menakut-nakuti).[15]
   
  Jika sang mad`u menganggap bahwa perbuatan buruknya adalah suatu kebenaran, 
atau malah mengajak orang-orang untuk mengerjakan kebatilan tersebut, maka ia 
dibantah dengan cara yang lebih baik. Tetapi jidal (membantah) ini, sebaiknya 
tidak dilakukan kecuali oleh seseorang yang memiliki banyak ilmu, yang 
dengannya sang dai mampu menolak segala syubhat yang dilancarkan mad`u tersebut.
   
  3-Berjihad dengan harta.
   
  Asy-Syaikh Ibnu Qasim An-Najdi berkata tentang firman Allah I dibawah ini,
   
  ÇäúÝöÑõæÇ ÎöÝóÇÝðÇ æóËöÞóÇáðÇ æóÌóÇåöÏõæÇ ÈöÃóãúæóÇáößõãú æóÃóäúÝõÓößõãú Ýöí 
ÓóÈöíáö Çááøóåö (ÇáÊæÈÉ: 41)
   
  “Berangkatlah kalian baik dalam keadaan ringan atau berat, dan berjihadlah 
dengan harta dan dirimu di jalan Allah.” (QS. At-Taubah: 41)
   
  Asy-Syaikh Ibnu  Qasem berkata, “Adalah sebuah kewajiban bagi orang-orang 
kaya untuk mengeluarkan nafkah di jalan Allah. Atas hal ini pula, maka 
diwajibkan kepada para wanita untuk berjihad dengan harta jika mereka memiliki 
kelebihan harta. Hal ini adalah wajib, seperti wajibnya zakat atas mereka.”[16]
   
  4-Berjihad dengan jiwa.
   
  Jihad dengan jiwa tidak diwajibkan atas kaum wanita, hal ini merupakan 
kesepakatan para ulama. Tetapi jihad mereka adalah mengobati dan memberi minum 
orang-orang terluka, seperti yang terjadi pada perang Uhud, sebagaimana 
dikatakan Anas bin Malik t,
   
  "æóáóÞóÏú ÑóÃóíúÊõ ÚóÇÆöÔóÉó ÈöäúÊó ÃóÈöí ÈóßúÑò æóÃõãøó Óõáóíúãò 
æóÅöäøóåõãóÇ áóãõÔóãøöÑóÊóÇäö ÃóÑóì ÎóÏóãó ÓõæÞöåöãóÇ ÊõäúÞöÒóÇäö ÇáúÞöÑóÈó 
Úóáóì ãõÊõæäöåöãóÇ ÊõÝúÑöÛóÇäöåö Ýöí ÃóÝúæóÇåö ÇáúÞóæúãö Ëõãøó ÊóÑúÌöÚóÇäö 
ÝóÊóãúáóÂóäöåóÇ Ëõãøó ÊóÌöíÆóÇäö ÝóÊõÝúÑöÛóÇäöåö Ýöí ÃóÝúæóÇåö ÇáúÞóæúãö"[17]
   
  “Sungguh saya melihat Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Sulaim (di medan perang 
Badar), keduanya mengangkat tsaubnya[18] dari telapak kaki, sampai saya melihat 
kedua betis mereka. Keduanya memasukkan air ke dalam geriba[19], lalu 
meminumkan air itu ke mulut kaum (orang-orang yang terluka), kemudian keduanya 
kembali untuk memenuhi geriba-geriba tersebut dan datang lagi untuk meminumkan 
air di mulut kaum.”
   
   
   
  Keempat: Jihad melawan kemungkaran, kedzaliman dan perbuatan bid`ah
  Úóäú ÃóÈöíú ÓóÚöíúÏò ÇóáúÎõÏúÑöíøö ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ ÞÇóáó: ÓóãöÚúÊõ 
ÑóÓõæúáó Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó íóÞõæúáõ: ((ãóäú ÑóÃóì ãöäúßõãú 
ãõäúßóÑðÇ ÝóáúíõÛóíøöÑúåõ ÈöíóÏöåö ÝóÅöäú áóãú íóÓúÊóØöÚú ÝóÈöáöÓóÇäöåö ÝóÅöäú 
áóãú íóÓúÊóØöÚú ÝóÈöÞóáúÈöåö æóÐóáößó ÃóÖúÚóÝõ ÇáúÅöíãóÇäö))[20]
   
  Dari Abu Said Al-Khudri t ia berkata, saya mendengar rasulullah r bersabda, 
“Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya dengan 
tangan. Jika tidak mampu maka dengan lisan. Jika tidak mampu maka dengan hati, 
dan itu adalah selemah-lemah iman.”
   
  Yang pertama adalah dengan tangan. Hal ini jika seseorang mampu melakukannya, 
atau ini dikhususkan bagi orang-orang yang memiliki kekuasaan. Jika tidak 
mampu, atau meyakini seandainya ia merubah kemungkaran dengan tangan bakal 
mendatangkan kemungkaran yang lebih besar, maka ia berpindah dengan lisan, dan 
tetap mengikut pada firman Allah yang berbunyi,
   
  ÇÏúÚõ Åöáóì ÓóÈöíáö ÑóÈøößó ÈöÇáúÍößúãóÉö æóÇáúãóæúÚöÙóÉö ÇáúÍóÓóäóÉö 
æóÌóÇÏöáúåõãú ÈöÇáøóÊöí åöíó ÃóÍúÓóäõ (ÇáäÍá: 125)
   
  “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang 
baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
   
  Ayat ini sudah saya jelaskan di depan.[21] Kemudian, jika dengan lisan tetap 
tidak mampu, maka seseorang berjihad dengan hatinya, setelah itu setiap Muslim 
dan muslimah tidak diberi udzur (ampun) jika meninggalkan tingkatan terakhir 
ini, apapun alasannya.
  
   
  $ $ $
   
  Dialihbahasakan dari ÏóæúÑõ ÇáúãóÑúÃóÉö Ýöíú äõÕúÑóÉö ÇáÏøöíúäö (Daur 
Al-Mar`ah Fi Nushrot Ad-Diin) karya Muram Binti Shalih Al-Athiyyah, Muroja’ah : 
 DR. Fuad Abdul Karim Al-Abdul Karim, Penerbit : Madar Al-Wathan, Riyadh.
   
   
   
   
   
   
   
   
  
--------------------------------------------------------------------------------
   
   
  [1] Haasyiah Ar-Raudh Al-Murbi`, Abdur Rahman bin Qasim An-Najdi, 4/253
   
  [2] Zaadul ma`ad, Ibnul Qayyim, 3/9 
   
  [3] HR. Ibnu Majah dan lainnya.
   
  [4] Misalnya: Shalat adalah wajib, sementara diantara syarat sah shalat 
adalah berwudhu, jika seorang hamba shalat tanpa berwudhu maka shalatnya tak 
akan sah. Sehingga berwudhu pada saat seperti ini hukumnya adalah wajib. 
   
  [5] Sifat Ash-Shafwah, ibnul Jauzi, 1/293
   
  [6] Aulawiyat adalah ilmu yang harus dicari pertama kali, seperti ilmu aqidah 
dan fiqh. Disini penulis menerangkan tentang ilmu yang harus dituntut pertama 
kali oleh setiap muslim. Jadi seorang muslim, ilmu yang harus dicarinya 
terlebih dahulu adalah ilmu tentang al-qur`an dan as-sunnah, bukan ilmu-ilmu 
umum. Sebab dengan ilmu-ilmu syar`I itulah seseorang bisa mempraktekkan ajaran 
agamanya dengan benar, sehingga ia tertuntun untuk menitih jalan hidup ini 
dengan benar, terang, lurus, yang akhirnya ia masuk surga karenanya. Jika ia 
sudah memahami ilmu agama dengan benar, barulah ia mempelajari ilmu-ilmu umum. 
Allahu a`lam (pent.)
   
  [7] Ushul adalah ilmu-ilmu dasar yang seseorang tak mungkin memahami ilmu 
lainnya kecuali dengan ilmu-ilmu tersebut.
   
  [8] Masail adalah permasalahan-permasalahan yang hadir setelah adanya ushul.
   
  [9] Lihat, Syarh hilyah thalib al-ilmi, Ibnu Utsaimin, hlm. 53
   
  [10] Idem, hlm. 53
   
  [11] HR. At-Tirmidzi, ia berkata: ini adalah hadits hasan.
   
  [12] Lihat, Ishbir wa ihtasib, Abdul Malik Al-Qasem.
   
  [13] Zaadul Ma`ad, Ibnul Qayyim, 3/10
   
  [14] Lihat, taisir al-karim ar-Rahman fi tafsir kalam al-mannan, Abdur Rahman 
As-Sa`di, hlm. 604
   
  [15] Lihat, taisir al-karim ar-Rahman fi tafsir kalam al-mannan, Abdur Rahman 
As-Sa`di, hlm. 404 
   
  [16] Haasyiah Ar-Raudh Al-Murbi`, Abdur Rahman bin  Qasem An-Najdi, 4/256
   
  [17] HR. Al-Bukhari, kitab al-maghazi no, 3757. lihat pula, Ar-Rahiq 
Al-Makhtum, hlm. 268
   
  [18] Tsaub adalah baju terusan yang biasa dipakai orang-orang arab, seperti 
jubah.
   
  [19] Tempat air terbuat dari kulit.
   
  [20] HR. Muslim, kitab al-iman.
   
  [21] Lihat halaman, 11
   
  Sumber: Maktabah Abu Salma\
  
-----------------------------------------------------------------------------------
  JIHAD-JIHAD YANG FARDHU 'AIN
   
   
  Oleh
  Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
   
   
   
   
   
   
  "Artinya : Dari 'Aisyah, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda :Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Mekkah, akan tetapi 
jihad dan niat, dan jika kalian diminta untuk pergi berjihad maka pergilah" 
[Dikeluarkan oleh al-Bukhari No. 2783 kitab al-Jihad wa as-siyar dan Muslim No. 
1864 kitab al-Imaarah]
   
  Maknanya : Tidak ada hijrah dari Mekkah karena dia telah menjadi negeri 
Islam. [Keterangan dari Imam Nawawiy penulis kitab Riyadhush Shalihin -pent]
   
  Permasalahan jihad yang hukumnya fardhu 'ain merupakan permasalahan besar 
yang belum banyak diketahui oleh kaum muslimin. Sehingga banyak para da'i 
berfatwa dan menyerukan jihad yang hukumnya (dianggap) fardhu 'ain terhadap 
setiap pribadi tanpa dasar kaidah yang jelas, dan terkadang dibuat dalam rangka 
mewujudkan keinginan-keinginan pribadi dan sekelompok orang tertentu saja. Oleh 
karena itu dalam kesempatan ini, kami merasa perlu memuat suatu penjelasan 
singkat tentang hal tersebut dari seorang alim ulama yang telah dikenal ilmu 
dan kesholehannya, agar kita semua dapat beramal diatas ilmu, dan mudah-mudahan 
Allah memberi taufiq-Nya kepada kita untuk berjalan di jalan yang lurus.
   
  Syarah Hadits.
  Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan tidak 
ada hijrah setelah penaklukan kota Mekkah dengan sabdanya : " Tidak ada hijrah".
   
  Peniadaan ini bukan untuk keumumannya, maknanya hijrah tersebut tidak batal 
dengan penaklukan kota Mekkah, karena hijrah tersebut tidak akan hilang sampai 
hari kiamat sebagaimana telah ada dalam hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa sallam.
   
  "Artinya : Hijrah tidak terputus sampai taubat terputus, dan taubat tidak 
terputus sampai matahari terbit dari sebelah barat" [Dikeluarkan oleh Abu Dawud 
No. 2479 kitab Al-Jihad dan Ahmad dalam Musnadnya 4/99 dan dia ada di Shahihil 
Jami' No. 7469]
   
  Akan tetapi yang dimaksud dengan tidak ada hijrah disini adalah tidak adanya 
hijrah dari Mekkah, sebagaimana dinyatakan oleh penulis (Imam Nawawi) diatas, 
karena setelah penaklukan kota Mekkah menjadi negeri Islam dan setelah itu 
tidak akan kembali menjadi negeri kafir, dengan dasar inilah Nabi Shallallahu 
'alaihi wa sallam meniadakan hijrah setelah penaklukan Mekkah.
   
  Mekkah dahulu di bawah kekuasaan kaum musyrikin, mereka telah mengusir 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam darinya, kemudian beliau Shallallahu 
'alaihi wa sallam berhijrah dengan izin Rabbnya ke Madinah. Setelah delapan 
tahun Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah, beliau kembali ke 
Mekkah dan menaklukannya sehingga kota Mekkah menjadi negeri iman dan Islam, 
dan dengan demikian tidak ada lagi hijrah dari sana.
   
  Dalam hadits ini ada dalil yang menunjukkan bahwa Mekkah tidak akan kembali 
menjadi negeri kafir, tetapi tetap menjadi negeri Islam sampai datang hari 
kiamat atau sampai waktu yang Allah Subhanahu wa Ta'ala kehendaki.
   
  Kemudian sabda beliau : "Akan tetapi jihad dan niat"
   
  Bermakna : perintah setelah ini adalah jihad, yaitu penduduk Makkah keluar 
dari Makkah untuk berjihad. Dan "waniyyatun" bermakna : Niat yang baik untuk 
berjihad di jalan Allah, yaitu dengan cara berniat adalah jihadnya untuk 
meningkatkan kalimat Allah.
   
  Kemudian beliau bersabda : "Dan jika kalian diminta untuk pergi berjihad maka 
pergilah".
   
  Bermakna : Jika waliyul amri (pemerintah) meminta kalian untuk pergi berjihad 
di jalan Allah, maka kalian wajib berangkat berjihad, dan hukum jihad pada saat 
itu adalah fardhu 'ain. Maka jangan seorangpun tidak memenuhinya, kecuali orang 
yang telah mendapat udzur Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan dalil firman-Nya.
   
  "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan 
kepada kamu : 'Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah' kamu merasa 
berat dan ingin tinggal di tempatmu. Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia 
sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia 
(dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak 
berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menyiksa dengan siksa yang pedih 
dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi 
kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" 
[At-Taubah : 38-39]
   
  Ini merupakan salah satu keadaan jihad yang diuhukumi fardhu a'in.
   
  Keadaan kedua : Jika musuh mengepung satu Negara, bermakna musuh datang 
menyerang Negara tersebut dan mengepungnya, maka jihad diwaktu itu menjadi 
fardhu 'ain. Dalam keadaan seperti ini setiap orang wajib berperang, termasuk 
para wanita dan orang tua yang mampu berjihad. Karena ini merupakan jihad 
membela diri (jihad difa') dan perang membela diri ini berbeda dengan perang 
menyerang mush (jihad tholab), sehingga dalam keadaan seperti ini seluruh orang 
berangkat untuk membela Negara mereka.
   
  Keadaan ketiga : Jika terjadi pertempuran, kedua belah pihak yang berperang 
saling berhadapan, barisan orang-orang kafir dengan barisan kaum muslimin, maka 
jihad pada waktu itu hukumnya fardhu 'ain dan tidak boleh seorangpun berpaling, 
sebagaimana firman Allah.
   
  "Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu orang-orang yang 
kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka 
(mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali 
berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan 
lain, maka sesungguhnya orang itu kembali membawa kemurkaan dari Allah, dan 
tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya" [Al-Anfaal 
: 15-16]
   
  Demikian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menggolongkan kabur dari medan 
pertempuran termasuk dosa besar yang tujuh.[1]
   
  Keadaan keempat : Jika seseorang dibutuhkan, contoh : tidak ada yang 
mengetahui penggunaan senjata kecuali hanya satu orang saja, dan orang-orang 
membutuhkan orang tersebut untuk menggunakan senjata baru, maka wajib atasnya 
untuk berjihad walaupun imam (waliyul amri) tidak memintanya berangkat dan 
kewajiban itu ada lantaran dia dibutuhkan.
   
  Maka dalam empat keadaan inilah jihad menjadi fardhu 'ain, dan yang selainnya 
adalah fardhu kifayah.
   
  Ahlul Ilmi menyatakan bahwa wajib atas kaum muslimin untuk menjadikan 
sebagian dari mereka berjihad setiap tahun sekali[2], berjihad memerangi 
musuh-musuh Allah dalam rangka meninggikan kalimat Allah, bukan karena sekedar 
membela Negara. Karena membela negara, semata-mata sebagai satu negara, itu 
bisa dilakukan orang mukmin dan kafir. Orang-orang kafir-pun membela negara 
mereka. Akan tetapi seorang muslim hanya membela agama Allah, sehingga dia 
membela negaranya bukan karena sekedar sebagai satu negara akan tetapi karena 
dia adalah negara Islam, lalu dia membelanya dalam rangka menjaga Islam. Oleh 
karena itu wajib atas kita pada keadaan yang kita hadapi sekarang ini, untuk 
mengingatkan seluruh orang bahwa seruan untuk memerdekakan negara dan yang 
serupa dengannya adalah seruan yang tidak pas, dan wajib bagi kita untuk 
mendidik manusia dengan pendidikan agama. Dan hendaklah dikatakan : Kita 
membela agama kita sebelum yang lainnya, karena Negara kita adalah negara agama 
dan
 negara Islam yang membutuhkan perlindungan dan pembelaan, maka kita harus 
membelanya dengan niat tersebut.
   
  Adapun membela dengan niat nasionalisme atau kesukuan maka ini terjadi pada 
orang mukmin dan kafir, dan perbuatan tersebut tidak bermanfaat bagi pelakunya 
pada hari kiamat, jika terbunuh dalam keadaan membela Negara dengan niat ini 
maka dia tidak mati syahid ; karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
ditanya tentang seseorang yang berperang karena kebanggaan (gengsi) dan 
berperang karena keberanian saja dan berperang karena ingin memperlihatkan 
kehebatannya, mana yang dikatakan dijalan Allah lalu beliau berkata.
   
  "Artinya : Siapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi maka dialah 
yang berada di jalan Allah" [Dikeluarkan oleh al-Bukhari No. 2810 kitab 
al-Jihad wa as-Siyar dan Muslim No. 1904 kitab al-Imarah]
   
  Perhatikan syarat ini !! Jika kamu berperang karena negara, maka kamu dan 
orang kafir sama, akan tetapi berperanglah karena ingin menegakkan kalimat 
Allah yang dilaksanakan di negara kamu, karena negara kamu adalah negara Islam, 
maka pada keadaan seperti ini mungkin perang tersebut dapat dikatakan perang di 
jalan Allah.
   
  Telah shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.
   
  "Artinya : Tidak ada luka yang terluka di jalan Allah dan Allah maha tahu 
siapa yang terluka di jalan Allah kecuali datang pada hari kiamat dalam keadaan 
lukanya mengeluarkan darah, warnanya warna darah tetapi wanginya wangi misk 
(minyak kasturi)" [Dikeluarkan oleh al-Bukhari No. 2803 kitab al-Jihad dan 
Muslim No. 1876 (105) kitab al-Imaarah]
   
  Perhatikan bagaiman Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mensyaratkan mati 
syahid dengan berperang hanya dijalan Allah, maka wajib atas para penuntut ilmu 
menjelaskan permasalahan ini kepada umat.
   
  Wallahul Muwaffiq
   
   
  [Diterjemahkan oleh Abu al-Abbas Kholid bin Syamhudi dari syarah beliau 
terhadap kitab Riyadush Shalihin 1/24-28, majalah As-Sunnah edisi 12/Tahun 
V/1422H/2002M, hal. 9-11]
  _________
  Foote Note
  [1]. Isyarat kepada hadits Abi Hurairah secara marfu' : "Artinya : Jauhilah 
tujuh dosa besar, mereka bertanya : Apakah itu wahai Rasulullaj ?. Beliau 
menjawab : Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah 
membunuhnya kecuali dengan kebenaran, memakan uang riba, memakan harta anak 
yatim dan kabur dari medan pertempuran serta menuduh kaum mukminat yang telah 
menikah yang lalai dengan zinah" [Dikeluarkan oleh al-Bukhari No. 2766 kitab 
al-Washoya dan Muslim No. 89 kitab al-Iman]
  [2]. Yakni suatu negara Islam wajib berjihad -paling sedikit sekali dalam 
satu tahun- memerangi musuh untuk meningkatkan kalimat Allah, -red
       
   
  

dodi indraswanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


          Wass.Wr.Wb.
Om Daromi dan Om Tampubolon,
Saya sependapat dengan Om Darumi, kalaupun ada
exploitasi dari media , so what ? Akankah kita tetap
berpangku tangan ?
Bukankah Islam itu kaffah ? Bukankah ibadah itu tidak
perlu dipilah ? Bukankah hidup ini selayaknya harus
selalu ibadah ?

Om Tampubolon, berita kematian salah seorang TKW kita,
sudah cukup menjadi acuan dalam amal kita terkait
Agresi Israel di Libanon, apalagi berita akhir-akhir
ini, sangat menyedihkan....
Mari, jika tidak bisa dengan Raga, Jiwa dan Harta,
kita cegah kemunkaran dengan harta, jika kurang bisa,
marilah kita berdoa selalu, jangan lupa , janji Alloh
adalah benar......
Semoga kita tidak masuk pada golongan pendusta Agama,
amiin.

wassalam,
dodi



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 



         

                                
---------------------------------
Want to be your own boss? Learn how on  Yahoo! Small Business. 

[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke