Asslamu'alaikum wr wb

 

Mereka memang pandai memutar balikkan ayat-ayat suci Al Qur'an dengan
penafsiran mereka bagi yang masih awam akan menemukan goncangan pemikiran
dah pasti mudah sekali untuk bergabung dengan NII KWIX, setelah bergabung
akan di bai'at menjadi mas'ul dari mas'ul mereka punya kewajiban untuk
membayar biaya hijrah, penentuan banyaknya infak yang harus dikeluarkan
setiap bulan serta rincian biaya jika melanggar dosa yang diperbuat (dosa
disini berarti melanggar aturan yang telah dibuat NII) selain perincian
biaya juga punya targetan untuk mencari anggota baru untuk menjadi anggota
NII baik dari extern ataupun intern . Saat mereka mencari anggota yang
extern mereka akan melontarkan pertanyaan2 tentang lingkungan di sekitar
kita (indonesia) dan  pemahaman Al  Qur'an menurut versi mereka tak jarang
juga terjadi perdebatan dari mas'ul tadi sama calon anggota jika mereka
tidak bisa menjawab pertanyan yang kita lontarkan dari orang sasaran
tersebut  mereka akan jawab dihari berikutnya dan dan mengajak sampai
tingkat lurah, jika masih belum bisa sampai tingkat camat (kadang sampai
lewat waktu sholat). Saya heran waktu awal 2001 target untuk futuh  tahun
2004 di pelita ke-4 karena menurut mereka tidak ada pelita ke-5 di pelita
ke-4 tersebut segala system sudah selesai sekarang sudah 2007. 

Mungkin dari rekan milis yang bisa menjelaskan lebih detail

 

Salam

Edi

 

 

  _____  

From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 21, 2007 1:28 PM
To: Tampubolon, Mohammad-Riyadi
Cc: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: Re: FW: [media-dakwah] Eks Anggota NII Datangi Polda Jabar -----
Dari PR hari ini

 

Saya masih ingat di TV ( Trans 7 ) kira-kira tiga minggu yang lalu, 
pernah dibahas 

tentang sedikit sepak terjang N11 (saya menyebutnya "en sebelas' ) KW 1X 
ini. 

Setelah ditelusuri dari anak-anak muda yang sudah terjebak menjadi 
anggota......

yakhh...ujung-ujungnya bersumber dari markas besarnya di Indramayu yang 

megah tersebut dan terkenal sampai Malaysia, Brunai, Singapore, dll.

Cuma sayang, kenapa aparat lambat / atau takut bertidak.......?????

Buku yang saya beli sampai "lecek" dipinjam ama teman yang anaknya masih 
kuliah 

yang sudah mulai didekati oleh anggota N11 yang menyebarkan umumnya di 
kampus

terkenal di kota-kota besar.

Salam,

"Tampubolon, Mohammad-Riyadi" <Mohammad-Riyadi.
<mailto:Mohammad-Riyadi.Tampubolon%40unilever.com> [EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: media-dakwah@ <mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
03/21/2007 09:27 AM

To
<media-dakwah@ <mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com>
cc

Subject
FW: [media-dakwah] Eks Anggota NII Datangi Polda Jabar ----- Dari PR 
hari ini

alaykumussalam

kalau tidak salah, di UI depok sedang gencar.. miliser MD ada yang mau
menambahkan..?

waLlahu 'alam bish showab

________________________________

From: hernaningsih [mailto:hernaningsih@
<mailto:hernaningsih%40indovision.tv> indovision.tv] 
Sent: Wednesday, March 21, 2007 9:23 AM
To: Tampubolon, Mohammad-Riyadi
Subject: Re: [media-dakwah] Eks Anggota NII Datangi Polda Jabar -----
Dari PR hari ini

Assalamualaikum,

Mohon maaf, mau tanya NII itu singkatan dari apa ya.... dan dimana aja
adanya..... 

Terima kasih,

herna,--

----- Original Message ----- 
From: Tampubolon, Mohammad-Riyadi
<mailto:Mohammad-Riyadi. <mailto:Mohammad-Riyadi.Tampubolon%40unilever.com>
[EMAIL PROTECTED]> 
To: media-dakwah@ <mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, March 21, 2007 8:38 AM
Subject: [media-dakwah] Eks Anggota NII Datangi Polda Jabar
----- Dari PR hari ini

Eks Anggota NII Datangi Polda Jabar
http://www.pikiran-
<http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/032007/21/0209.htm>
rakyat.co.id/cetak/2007/032007/21/0209.htm
<http://www.pikiran-
<http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/032007/21/0209.htm>
rakyat.co.id/cetak/2007/032007/21/0209.htm> 
<http://www.pikiran-
<http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/032007/21/0209.htm>
rakyat.co.id/cetak/2007/032007/21/0209.htm
<http://www.pikiran-
<http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/032007/21/0209.htm>
rakyat.co.id/cetak/2007/032007/21/0209.htm> > 

TELITI sebelum Anda menyumbang. Pasalnya, ada kemungkinan dana
yang Anda
sumbangkan itu diselewengkan. Atau tidak disalurkan kepada
pihak-pihak
yang membutuhkan, salah satunya untuk gerakan NII KW-9.

"Soalnya, itulah salah satu modus anggota NII KW-9 untuk
memperoleh dana
bagi NII. Semua dana itu disetor ke Al-Zaytun," kata Dede Achmad
(28),
mantan anggota NII kepada wartawan di Mapolda Jabar, Selasa
(20/3).

Modus sumbangan yang dilakukan ialah dengan mengedarkan amplop
sumbangan
untuk masjid, yayasan, atau pesantren. "Seperti yang diedarkan
di
bus-bus, di jalan, di rumah, hingga di mal. Soal alamat kan
gampang
dipalsukan," tutur Dede yang aktif di gerakan NII KW-9 pada
tahun
1997-2000 itu.

Selain bermodus sumbangan, cara lainnya ialah mencuri. Ada
berbagai cara
yang dilakukan, yaitu mencuri barang di rumah saudara sendiri,
rumah
tetangga, atau rumah teman. Cara lainnya, pura-pura menjadi
pembantu
rumah tangga.

"Biasanya, kita masukin orang ke sebuah keluarga yang memerlukan
pembantu. Nah, setelah beberapa bulan bertugas sebagai PRT, dia
pergi
dengan membawa barang berharga milik majikannya," kata Dede yang
mengaku
pernah memiliki 50 anggota di Kota Bandung.

Cara yang terbilang haram itu, bagi anggota NII KW-9 tergolong
halal.
"Mengambil harta dari orang yang bukan anggota NII adalah halal
hukumnya. Itu yang diatur dalam NII," tutur Dede. Itulah yang
membuat
Dede bersama istrinya, akhirnya keluar dari NII pada tahun 2000.

Perkenalan Dede dengan NII dimulai tahun 1997, saat ia bekerja
di sebuah
percetakan di Bandung. Setelah menjadi anggota NII, Dede
diwajibkan
membayar sedekah untuk gerakan itu. "Pertama Rp 100.000,00 per
bulan.
Makin lama makin besar," tuturnya.

Kewajiban membayar "iuran" itu, diakui Dede, sangat membebani.
"Bahkan,
kita rela tidak makan berhari-hari hanya demi mengumpulkan uang
itu,"
ucapnya.

Jabatan terakhir Dede di struktural NII saat masih aktif ialah
Kepala
Desa Pulogadung di Jatinegara Jakarta. "Saat menjadi kades itu,
saya
harus menyetor Rp 15 juta per bulan. Kalau pada bulan itu tidak
bisa
bayar, diakumulatifkan untuk bulan berikutnya. Begitu
seterusnya,"
tuturnya.

Beban setoran itulah yang akhirnya membuat ia dan anggotanya
memakai
segala cara yang halal menurut NII, untuk mengumpulkan uang.
"Semua uang
itu dipakai untuk keperluan gerakan NII. Kalau semuanya lancar,
target
NII agar Indonesia memakai syariat Islam, bisa dimulai tahun
2010
nanti," katanya.

Atas dasar itulah, Dede beserta enam eks anggota NII lainnya,
Selasa
(20/3), mendatangi Polda Jabar. "Kami hanya mendorong polda agar
serius
menangani ini. Soalnya, tahun 2000 lalu kami sudah melaporkan
hal ini
tapi sampai sekarang tidak ada perkembangannya. Apalagi, menurut
informasi yang saya dapatkan, gerakan ini mulai aktif lagi
merekrut
anggota-anggota baru di perguruan tinggi, pabrik-pabrik, hingga
sekolah-sekolah," ujarnya. (Satrya/"PR")***

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to