Assalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh,

 

Saya kira antum terlalu berlebihan dalam penafikkan eksistensi salafiyyin
dalam pelaksanaannya sehari-hari. Antum seakan menutup mata dari pergerakan
dakwah Islamiyyah mereka para salafiyyin hanya karena memandang sebuah
perbedaan dari "kebiasaan" antum yang antum nukil dari "manhaj salaf" yang
antum ikuti.

Di kali waktu antum mengutarakan pengertian salafy, namun dikali lain antum
menolak cara dakwah mereka seperti pemberedelan point demi point yang antum
tuliskan dibawah itu. Ya akhiy, sependek pemahaman sayapun. Komentar per
komentar yang antum sebutkan. Jika antum konsisten dengan dakwah yang antum
dengungkan, kemudian antum mengajak  beramar ma'ruf dan nahyi munkar
berdasarkan tuntunan alQur'an dan asSunnah yang 'benar', maka antum pun
adalah bagian dari ahlusSalaf sebagaimana mereka para sahabat radiyalLaahu
anhum berdakwah, penisbahan kata salaf jangan menjadi bumerang bagi siapapun
hanya karena melihat secara sepihak orang per orang yang mendakwahkan dengan
cara dan kebiasaannya masing-masing, berfikirlah secara objektif karena
kebenaran takkan pernah bersilih dengan kebathilan.

 

Point-point yang antum tuliskan terlihat sekali betapa kesalnya antum kepada
dakwah "pemurnian" ini, kenapa antum 'menyerang' mereka yang tidak mau ikut
campur dalam tatanan kenegaraan dan hanya mementingkan diri sendiri?
Tidakkah kita menyadari kekurangan diri sendiri, lupakah kita kepada
keluarga kita sendiri, bahwa kita menuntut ilmu yang lebih sementara
keluarga dan kerabat kita terjerumus dalam kejahilan-kejahilan sehingga
fardhu 'ain lah yang menjadi tuntutan utama diatas fardhu kifayah dalam
membela bangsa dan negaranya, jangan lupa yang itu akhiy, siapa yang tak
ingin Negara yang didiaminya damai sentaosa, tapi siapa pula yang
menghendaki keluarga sendiri menjadi makanan empuk syaithan laknatullaah?

Andai kita merasa menjadi bagian dari manhaj salaf (yang antum akui juga),
artinya mengikuti perintah Allah Azza wa Jalla baik secara langsung maupun
melalui perantara rasulNya sallallahu 'alayhi wa sallam, kenapa dalil yang
qath'I dijadikan ajang dialog seperti yang antum kehendaki? Tidakkah kita
lebih memahami tentang ushul dan furu' dalam beragama..

Kemudian mengenai identitas "khusus" yang antum sematkan kepada salafiyyin,
mengenai isbalkah, mengenai janggutkah, mengenai hijab kah? Kenapa kita
gerah dengan identitas seperti itu ya akhiy? Itu semua semata ketaatan
mereka (kita) kepada sunnah dan bukan membedakan dan memisahkan diri dari
ummat keseluruhan, ingat itu ya akhiy..

Salafiyyin (seperti yang antum sebutkan atas "kesalahannya" -semoga Allah
mengampuni perkataan saya ini--) membenci penegakkan syariah secara kaffah,
tolong buktikan kalo perkataan antum itu benar adanya, yang antum maksud
dengan kaffah disini seperti apa? Dengan menerima dan mengembangkan seluruh
macam pengajaran asalkan Islam-kah?

 

Sekali lagi, berfikirlah objektif ya akhunaa fielLaah. Nila setitik
janganlah sampai merusak susu sebelanga.

BarakalLaahu fiekum ajma'ien.

 

Wassalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh.

 

 

From: bambang guridno
Sent: Monday, April 23, 2007 11:51 AM
Subject: Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

 

Wa'alaikum salam wr.wb.

ana seorang muslim dan setiap muslim itu bermanhaj salaf / mengikuti orang-2
terdahulu sebagaimana dalam
ayat : 

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah
dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya.
Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. ( At taubah 100 )

apa yang ana kirim adalah pengertian salafy dalam konteks bahasa dan
pemahaman ulama terdahulu terlepas
dari kelompok yang menamakan dirinya salafy. ana tidak pernah menyebutkan
bahwa ana setuju dengan dakwah yang
dilakukan oleh kelompok yang menamakan dirinya salafy ( dalam tanda kutip ).


sependek apa yang ana tahu adalah bahwa hampir belum pernah ana temui yang
menyebutkan bahwa ulama
terdahulu, dari kalangan sahabat maupun setelahnya sampai pada asy syahid
syaikh hasan Al banna atau asy
syahid syaikh Abdulloh Azzam secara tertulis dalam kitab mereka mengaku
bahwa mereka adalah kelompok
salafy. 

beberapa hal yang kurang ( dalam pandangan ana ) dalam dakwah yang dilakukan
kelompok yang menamakan dirinya
salafy adalah :

1. Mendukung kekuasaan rezim yang zhalim secara apriori, selama penguasa
tersebut masih melakukan
shalat. padahal sependek yang ana tahu adalah apabila penguasa tersebut
mewajibkan sholat bukan hanya ia
sendiri yang sholat, sebagaimana Alloh mewajibkan sholat maka pemimpin kaum
muslimin fardu A'in hukumnya
untuk mewajibkan kaum muslimin untuk sholat.

2. mengabaikan masalah kenegaraan dan jihad. Tapi mengutamakan hal-hal yang
bersifat personal dan
keluarga.

3. Mengajak umat untuk menjauhi politik, dan memfokuskan diri dalam aqidah
dan ibadah dalam
pengertian sempit.

4. Mempersempit sumber-sumber pemahaman agama, dan hanya menerima dari ulama
panutannya atau pemahaman
dari kelompoknya sendiri secara terbatas, dengan menganggap pemahaman jalur
lain sebagai bid'ah.

5. Menampilkan identitas tertentu untuk membedakan diri dengan kelompok lain
secara fanatik.

6. Mengklaim pahamnya paling benar tanpa mau diajak dialog dan dengan mudah
mengklaim seseorang sebagai
ahlu bid'ah.

7. Sangat membenci, bahkan memusuhi gerakan Islam yang menuntut pemberlakuan
Syari'ah Islam secara kaffah,
terutama ajaran amar makruf nahyu mungkar dan jihad.

Wallhu A'lam bishowab.

bambang

----- Original Message ----- 
From: handri yanto 
Sent: Monday, April 23, 2007 1:40 PM
Subject: Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu,

Mudah- mudahan antum ikhlas sebagaimana ucapan antum
bahwa sebenarnya antum ridlo dengan pemahaman Salafy
sebagaimana artikel antum :

" Alasan bahwa kita tidak menggunakan istilah salafi
dan mengatributkan diri kita karena Allah SWT melarang
kita untuk memuji diri kita dan selanjutnya dilarang
menggunakannya kecuali kita menginformasikan kepada
orang lain tentang aqidah kita dengan tujuan agar
mereka mengerti."

Dan ini juga tentunya harus diikuti dengan amalan yang
sesuai dengan pemahaman Salaf yang telah antum
tunjukan dibawah. 
Dengan antum menyebarkan berita Fitnah dan Majhul yang
lalu, apa yang antum harapkan dengan penisbahan antum
kepada manhaj Salaf ( biarpun antum tidak secara
dhohir tidak mau memakai nisbah Salaf atau Salafy ),
apakah ini tidak secara langsung meragukan perkataan
antum tentang Salafy ?, atau antum masih belum
mengerti tentang Manhaj Salaf ".Tetapi ya akhi mudah-
mudahan ini sekedar kekhilafan kita sebagaimana
manusia yang mana manusia adalah tempat salah dan
khilaf.

Sekali lagi mudah-mudahan Allah Tabaroka wa Ta'ala
senantiasa memberikan MaghfirohNya kepada kita semua,
dan diselaraskan antara hati dengan amalan perbuatan
kita.
Wahai Dzat yang membolak balikkan hati teguhkanlah
hati kami kepada Agamamu yang lurus. Amiin.

Mohon ma'af bila ada kata yang menyinggung, bila
memang ada kebenaran maka tentunya itu datang tidak
lain dari Allah Tabaraka wata'ala dan bila ada
kekurangan dan keburukan maka tidak lain itu memang
timbul dari ana.

Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu.

bambang guridno <[EMAIL PROTECTED]
<mailto:bambang_guridno%40yahoo.com> > wrote: 

wallahu a'lam bis showab..





[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to