Wa'alikum salam wr.wb

alhamdulillah,,,,

terima kasih atas perhatian antum, semoga menjadi amal
sholeh dan sayapun dapat memperbaiki kekurangan-2
saya, saya sadar kalau saya hanya manusia biasa yang
penuh dengan kekurangan dan apa yang antum utarakan
menjadi sebuah nasihat yang insya Alloh saya ikuti.

sebenarnya saya tidak menafikan apa yang mereka
dakwahkan, saya ikut dalam beberapa hal seperti adab-2
peribadahan dan sunnah-2 personal maupun amalan sunnah
yang lain, seperti sunnah jenggot atau isbal dan yang
lainnya, karena setau saya hadist-2 yang mereka
bawakan shohih dan dapat dipertanggung jawabkan.akan
tetapi yang ingin saya luruskan ( dalam pandangan saya
adalah masalah pernyataan mereka tentang tidak ada
jihad tanpa kholifah, ini point penting karena tiang
dari agama adalah sholat dan puncaknya adalah jihad,
dan Alloh telah berfirman agar Rosululloh berjihad
walaupun hanya dirinya sendiri yang berangkat. 

Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu
dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri[324].
Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang).
Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang
kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras
siksaan(Nya). ( An Nisa 84 )
 
[324]. Perintah berperang itu harus dilakukan oleh
Nabi Muhammad s.a.w karena yang dibebani adalah diri
beliau sendiri. Ayat ini berhubungan dengan keengganan
sebagian besar orang Madinah untuk ikut berperang
bersama Nabi ke Badar Shughra. Maka turunlah ayat ini
yang memerintahkan supaya Nabi Muhammad s.a.w. pergi
berperang walaupun sendirian saja. 

dalam hal ini, dengan alasan tidak ada jihad tanpa
kholifah otomatis akan melumpuhkan semangat para
mukmin untuk tidak memerangi kafir harbi yang telah
menyengsarakan umat islam di palestina, chechnya, dan
beberapa belahan bumi yang lain. dan dari pada ini
pula mereka menishbahkan nama-2 yang kurang terhadap
para syaikh yang insya Alloh ikhlas berperang dijalan
Alloh sebagai mujahidin, ini adalah point penting
karena kemuliaan islam ada karena jihad. 

sebagaimana para kholifah terdahulu apabila ada
seorang muslim/muslimah yang di ganggu kehormatannya
atau di bunuh dikarenakan mereka berkata bahwa tuhan
kami adalah Alloh maka mereka ( kholifah ) akan
langsung mengirimkan pasukan untuk menjaga kehormatan
seorang muslim yang dinodai. trus bagaiamana
pertanggung jawaban kita saat Alloh bertanya " apa
yang telah engkau lakukan untuk saudaramu yang
terdzalimi di palestina dan negara yang lain ?
bukankah mereka saudaramu ? ataukah mereka bukan
saudaramu sehingga engkau tidak menolong mereka walau
hanya dengan do'a ? mengapa engkau malah menurunkan
semangat para mukmin untuk membela mereka dengan
berjihad? "

trus yang kedua adalah pernyataan mereka tentang taat
dan tunduk dibawah penguasa yang dzalim selama mereka
masih sholat. akan tetapi sependek yang ana tahu
adalah bahwa kita itu wajib tunduk, taat dan patuh
kepada pemimpin apabila pemimpin / penguasa tersebut
mewajibkan untuk sholat bukan dirinya sendiri yang
sholat dan penguasa tersebut juga melaksankan syariat
sehingga kita tidak tunduk dibawah penguasa
dikarenakan kepemimpinannya akan tetapi kita tunduk
kepada syariat yang di jalankannya walaupun mereka
dzalim. 

mengenai pembuktian penolakan penerapan syariah secara
kaffah dapat antum tanyakan kepada mereka tentang
kewajiban berhukum dengan hukum Alloh, atau pandangan
mereka terhadap undang-2 buatan manusia yang dalam
zamannya syaikhul islam Ibnu Taimiyah ini disebut "
illyasik " bagaimana sikap ibnu taimiyah terhadap
tar-2 ? trus apa bedanya undang-2 sekarang dengan
illyasik ? silahkan antum tanyakan kepada mereka
tentang masalah hukum atau penerapan hukum-2 Alloh
dalam konteks kenegaraan.

Wallohu A'alm bishowab

bambang

 

----- Original Message ----- 
From: Simkuring 
To: Simkuring 
Sent: Wednesday, April 25, 2007 1:26 AM
Subject: [media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan
Dusta


Assalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh,

Saya kira antum terlalu berlebihan dalam penafikkan
eksistensi salafiyyin
dalam pelaksanaannya sehari-hari. Antum seakan menutup
mata dari pergerakan
dakwah Islamiyyah mereka para salafiyyin hanya karena
memandang sebuah
perbedaan dari "kebiasaan" antum yang antum nukil dari
"manhaj salaf" yang
antum ikuti.

Di kali waktu antum mengutarakan pengertian salafy,
namun dikali lain antum
menolak cara dakwah mereka seperti pemberedelan point
demi point yang antum
tuliskan dibawah itu. Ya akhiy, sependek pemahaman
sayapun. Komentar per
komentar yang antum sebutkan. Jika antum konsisten
dengan dakwah yang antum
dengungkan, kemudian antum mengajak beramar ma'ruf dan
nahyi munkar
berdasarkan tuntunan alQur'an dan asSunnah yang
'benar', maka antum pun
adalah bagian dari ahlusSalaf sebagaimana mereka para
sahabat radiyalLaahu
anhum berdakwah, penisbahan kata salaf jangan menjadi
bumerang bagi siapapun
hanya karena melihat secara sepihak orang per orang
yang mendakwahkan dengan
cara dan kebiasaannya masing-masing, berfikirlah
secara objektif karena
kebenaran takkan pernah bersilih dengan kebathilan.

Point-point yang antum tuliskan terlihat sekali betapa
kesalnya antum kepada
dakwah "pemurnian" ini, kenapa antum 'menyerang'
mereka yang tidak mau ikut
campur dalam tatanan kenegaraan dan hanya mementingkan
diri sendiri?
Tidakkah kita menyadari kekurangan diri sendiri,
lupakah kita kepada
keluarga kita sendiri, bahwa kita menuntut ilmu yang
lebih sementara
keluarga dan kerabat kita terjerumus dalam
kejahilan-kejahilan sehingga
fardhu 'ain lah yang menjadi tuntutan utama diatas
fardhu kifayah dalam
membela bangsa dan negaranya, jangan lupa yang itu
akhiy, siapa yang tak
ingin Negara yang didiaminya damai sentaosa, tapi
siapa pula yang
menghendaki keluarga sendiri menjadi makanan empuk
syaithan laknatullaah?

Andai kita merasa menjadi bagian dari manhaj salaf
(yang antum akui juga),
artinya mengikuti perintah Allah Azza wa Jalla baik
secara langsung maupun
melalui perantara rasulNya sallallahu 'alayhi wa
sallam, kenapa dalil yang
qath'I dijadikan ajang dialog seperti yang antum
kehendaki? Tidakkah kita
lebih memahami tentang ushul dan furu' dalam
beragama..

Kemudian mengenai identitas "khusus" yang antum
sematkan kepada salafiyyin,
mengenai isbalkah, mengenai janggutkah, mengenai hijab
kah? Kenapa kita
gerah dengan identitas seperti itu ya akhiy? Itu semua
semata ketaatan
mereka (kita) kepada sunnah dan bukan membedakan dan
memisahkan diri dari
ummat keseluruhan, ingat itu ya akhiy..

Salafiyyin (seperti yang antum sebutkan atas
"kesalahannya" -semoga Allah
mengampuni perkataan saya ini--) membenci penegakkan
syariah secara kaffah,
tolong buktikan kalo perkataan antum itu benar adanya,
yang antum maksud
dengan kaffah disini seperti apa? Dengan menerima dan
mengembangkan seluruh
macam pengajaran asalkan Islam-kah?

Sekali lagi, berfikirlah objektif ya akhunaa fielLaah.
Nila setitik
janganlah sampai merusak susu sebelanga.

BarakalLaahu fiekum ajma'ien.

Wassalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh.

From: bambang guridno
Sent: Monday, April 23, 2007 11:51 AM
Subject: Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

Wa'alaikum salam wr.wb.

ana seorang muslim dan setiap muslim itu bermanhaj
salaf / mengikuti orang-2
terdahulu sebagaimana dalam
ayat : 

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) dari
golongan muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah
ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah
dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya.
Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang
besar. ( At taubah 100 )

apa yang ana kirim adalah pengertian salafy dalam
konteks bahasa dan
pemahaman ulama terdahulu terlepas
dari kelompok yang menamakan dirinya salafy. ana tidak
pernah menyebutkan
bahwa ana setuju dengan dakwah yang
dilakukan oleh kelompok yang menamakan dirinya salafy
( dalam tanda kutip ).

sependek apa yang ana tahu adalah bahwa hampir belum
pernah ana temui yang
menyebutkan bahwa ulama
terdahulu, dari kalangan sahabat maupun setelahnya
sampai pada asy syahid
syaikh hasan Al banna atau asy
syahid syaikh Abdulloh Azzam secara tertulis dalam
kitab mereka mengaku
bahwa mereka adalah kelompok
salafy. 

beberapa hal yang kurang ( dalam pandangan ana ) dalam
dakwah yang dilakukan
kelompok yang menamakan dirinya
salafy adalah :

1. Mendukung kekuasaan rezim yang zhalim secara
apriori, selama penguasa
tersebut masih melakukan
shalat. padahal sependek yang ana tahu adalah apabila
penguasa tersebut
mewajibkan sholat bukan hanya ia
sendiri yang sholat, sebagaimana Alloh mewajibkan
sholat maka pemimpin kaum
muslimin fardu A'in hukumnya
untuk mewajibkan kaum muslimin untuk sholat.

2. mengabaikan masalah kenegaraan dan jihad. Tapi
mengutamakan hal-hal yang
bersifat personal dan
keluarga.

3. Mengajak umat untuk menjauhi politik, dan
memfokuskan diri dalam aqidah
dan ibadah dalam
pengertian sempit.

4. Mempersempit sumber-sumber pemahaman agama, dan
hanya menerima dari ulama
panutannya atau pemahaman
dari kelompoknya sendiri secara terbatas, dengan
menganggap pemahaman jalur
lain sebagai bid'ah.

5. Menampilkan identitas tertentu untuk membedakan
diri dengan kelompok lain
secara fanatik.

6. Mengklaim pahamnya paling benar tanpa mau diajak
dialog dan dengan mudah
mengklaim seseorang sebagai
ahlu bid'ah.

7. Sangat membenci, bahkan memusuhi gerakan Islam yang
menuntut pemberlakuan
Syari'ah Islam secara kaffah,
terutama ajaran amar makruf nahyu mungkar dan jihad.

Wallhu A'lam bishowab.

bambang

----- Original Message ----- 
From: handri yanto 
Sent: Monday, April 23, 2007 1:40 PM
Subject: Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu,

Mudah- mudahan antum ikhlas sebagaimana ucapan antum
bahwa sebenarnya antum ridlo dengan pemahaman Salafy
sebagaimana artikel antum :

" Alasan bahwa kita tidak menggunakan istilah salafi
dan mengatributkan diri kita karena Allah SWT melarang
kita untuk memuji diri kita dan selanjutnya dilarang
menggunakannya kecuali kita menginformasikan kepada
orang lain tentang aqidah kita dengan tujuan agar
mereka mengerti."

Dan ini juga tentunya harus diikuti dengan amalan yang
sesuai dengan pemahaman Salaf yang telah antum
tunjukan dibawah. 
Dengan antum menyebarkan berita Fitnah dan Majhul yang
lalu, apa yang antum harapkan dengan penisbahan antum
kepada manhaj Salaf ( biarpun antum tidak secara
dhohir tidak mau memakai nisbah Salaf atau Salafy ),
apakah ini tidak secara langsung meragukan perkataan
antum tentang Salafy ?, atau antum masih belum
mengerti tentang Manhaj Salaf ".Tetapi ya akhi mudah-
mudahan ini sekedar kekhilafan kita sebagaimana
manusia yang mana manusia adalah tempat salah dan
khilaf.

Sekali lagi mudah-mudahan Allah Tabaroka wa Ta'ala
senantiasa memberikan MaghfirohNya kepada kita semua,
dan diselaraskan antara hati dengan amalan perbuatan
kita.
Wahai Dzat yang membolak balikkan hati teguhkanlah
hati kami kepada Agamamu yang lurus. Amiin.

Mohon ma'af bila ada kata yang menyinggung, bila
memang ada kebenaran maka tentunya itu datang tidak
lain dari Allah Tabaraka wata'ala dan bila ada
kekurangan dan keburukan maka tidak lain itu memang
timbul dari ana.

Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu.

bambang guridno <[EMAIL PROTECTED]
<mailto:bambang_guridno%40yahoo.com> > wrote: 

wallahu a'lam bis showab..

[Non-text portions of this message have been removed]



 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke