Kasihan para pengangguran dan mereka yang sedang mencari kerja untuk anak dan istri , mungkin juga biaya adik-adiknya untuk kuliah. Ketulusan hati mereka yang melamar dan berharap bekerja telah dieksploitasi oleh pimpinan televisi yang 'lagi ngetop'. Demi mengeruk keuntungan dan bisnis, dan imeg serta kebesaran, para pucuk pimpinan itu tega memperalat calon tenaga kerja.' Memperalat, karena tujuan recrutmen itu bukan hanya mencari tenaga-tenaga profesional di bidangnya masing-masing, tetapi juga untuk mengeruk popularitas dan keuntungan pribadi atau perusahaan. Apakah ini yang disebut sebagai kapitalis yang tidak pernah menempatkan rakyat kecil alias rakyat tertindas--secara ekonomi dan sosial--. Memang dunia kapitalisme televisi kejam.... Bayangkan, diantara ratusan ribu tersebut dengan sejuta mimpi ketika bisa diterima di Trans7 maupun Tran tv. Tapi mimpi-mimpi penganguran itu malah menjadi keuntungan kaum kapitalis. Memang edan Trans corp....menjual kemiskinan, pengangguran dan mimpi.. untuk keuntungan kapitalis.....
Muhamad Husen Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Komentar Anda dan usul Anda, lagi-lagi saya CC-kan ke milis internal Trans TV, agar dibaca orang Trans TV... he..he... Maaf, saya lagi sibuk, hari ini harus jaga "ujian tes masuk" karyawan di Gelora Bung Karno, Senayan (bukan cuma untuk News, reporter, presenter, cameraperson, tapi juga untuk bagian lain: keuangan, produksi, sales, marketing, etc....) Satrio Arismunandar Producer - News Division, Trans TV, Floor 3 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026, Fax: 79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.com