Lucu sekali melihat acara TOPIK Minggu ini di SCTV rabu malam lalu. Banyak yang salah. Mulai dari topic yang dipilih hingga pembicaranya. Lihat saja topiknya, "reshuffle jilid II : siapa terpental". Lihat pembicaranya : Yusril Ihza Mahendra (Guru Besar Tata Negara UI/Mensesneg) dan Denny Indrayana (staf pengajar tata Negara UGM). Ketika dialog dimulai, Denny coba menyebrang habis Yusril. Lewat kasus BNP Paribas sewaktu dia menjadi Menkeh. Yusril menjawab gampang saja. Serangan denny terlihat tak ada apa-apanya bagi Yusril. Tapi denny terus nyerocos nggak menentu. Dia memberikan data-data tentang keterlibatan law firm Yusril dalam sejumlah perkara. Eh, data itu dibantah dengan gampang oleh Yusril, denny Cuma diam saja. Dialog itu jelas tak imbang. Karena denny bukan imbangnya Yusril. Denny itu orang kemaren sore yang menjadi "ahli hokum tata Negara". Sedangkan Yusril itu setara dengan Jimly ashidiqie, Ismail suny, prof. harun al rasyid dll. Denny Cuma terkenal gara-gara dia "berhasil" menyerang habis Bagir Manan sewaktu Mahkamah agung (MA) diserang habis lewat isu kasus suap menyuap probosutedjo. Sebelumnya dia hanya tukang tulis artikel di Koran-koran. Itupun Cuma Koran local. Kok tiba-tiba dipilih menjadi pembicara mengimbangi Yusril? Ini yang aneh.
Sialnya lagi, melihat presenter SCTV yang ternyata bloon juga. Dia sama sekali tak mengerti apa yang dibincangkan. Cuma manut-manut saja. Tidak mampu mengendalikan Denny yang nyerocos nggak jelas. Tidak mampu menepis tangkisan Yusril dengan argumentasi khas presenter Liputan 6. Ini jelas kemunduran bagi SCTV. Isu yang dipilih sebenarnya menarik. Tapi pembicara yang dipilih sama sekali tidak berbobot. Bagi yang ngerti hokum, pasti akan menertawakan gaya denny yang mencoba popular dengan terus berusaha menyerang Yusril. Jadi, SCTV mesti lebih selektif dalam memilih nara sumber. Masa seorang menteri diimbangi pakar hokum kemaren sore yang lahir karena memang sebuah sensasi. Gimana tuh SCTV?