Bung Santun memang tak salah. Acara dialog itu akan lebih enak bila 
membincangkan saja tentang peranan Yusril dalam kasus pencairan duit Tommy di 
BNP Paribas. Ketimbang mendebatkan masalah reshuffle. Sedari awal saya 
menonton, si presenter selalu "menjual" akan wawancara dengan Yusril. Dia tak 
menyebutkan adanya Denny Indrayana disitu. 

Tepat ketika wawancara, ternyata baru nongol wajahnya Denny. Ini sudah aneh. 
isu reshuffle kenapa harus Denny yang jadi pembicara. Dia itu kan cuma tahu 
hukum tata negara. sementara masalah resuffle itu urusan politik. Dari sudut 
hukum tata negara tidak ada masalah. Karena merupakan prerogatif presiden. 
Tapi, karena sudah dihadirkan, Denny pun mencoba memberi suguhan. Dia mencoba 
menyerang Yusril. Sayangnya, serangan itu malah melencengkan tema sebelumnya. 
Ini mungkin langsung di cut orang2 SCTV jg. Tapi kesalahan awal ya terletak 
pada pihak SCTV. Karena memilih pembicara yang tidak proporsional. Ini bukti 
bahwa SCTV mulai kehilangan "ahli" untuk bisa membaca situasi. Tidak seperti 
dulu. Harusnya SCTV tahu latar belakang si pembicara yang dihadirkan. Benar 
Bung Santun bilang, Denny itu cuma lahir karena media banyak memberitakan dia 
sewaktu merebaknya kasus suap menyuap Probosutedjo di MA. waktu kasus itu 
mencuat, banyak media yang melibatkan Bagir Manan. Denny-lah
 satu-satunya akademisi yang getol menyerang MA dan Bagir Manan. Padahal banyak 
akademisi lain, pakar hukum tata negara lain, guru besar hukum tata negara, 
yang justru tidak menyudutkan Bagir Manan. Karena memang dari situasi dan 
faktanya, beliau belum terbukti terlibat (dalam suap menyuap itu). Tapi denny 
tetap berbicara lantang. Nah, ternyata, waktu itu semangat media/pers memang 
sama. Hampir seluruhnya menyerang Bagir Manan. Jadi Denny diuntungkan karena 
hanya dia yang, semangatnya sama dengan pers saat itu. Tapi dari segi keilmuan, 
dia belum teruji. 

Inilah yang, mungkin, membuat pihak SCTV terjebak. Karena Denny juga acapkali 
berbicara tentang"apa saja" di media. Bila wartawan bertanya tentang apa saja, 
Denny selalu menjawab. Padahal dia sudah meng-ikon-kan dirinya sebagai pakar 
hukum tata negara. Jadi, jelas pihak SCTV tak melihat hal ini. Denny dianggap 
kapabel menandingi Yusril untuk berbicara tentang reshuffle. Hasilnya? Lihat 
saja, perbincangan yang tak seimbang dan tak menarik. seandainya imbangnya 
Yusril bukan Denny, mungkin akan lebih menarik. 

Bagaimana Bung Denny?


santun sinaga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:            Lucu sekali melihat acara 
TOPIK Minggu ini di SCTV rabu malam lalu. Banyak yang salah. Mulai dari topic 
yang dipilih hingga pembicaranya. Lihat saja topiknya, “reshuffle jilid II : 
siapa terpental”. Lihat pembicaranya : Yusril Ihza Mahendra (Guru Besar Tata 
Negara UI/Mensesneg) dan Denny Indrayana (staf pengajar tata Negara UGM). 
Ketika dialog dimulai, Denny coba menyebrang habis Yusril. Lewat kasus BNP 
Paribas sewaktu dia menjadi Menkeh. Yusril menjawab gampang saja. Serangan 
denny terlihat tak ada apa-apanya bagi Yusril. Tapi denny terus nyerocos nggak 
menentu. Dia memberikan data-data tentang keterlibatan law firm Yusril dalam 
sejumlah perkara. Eh, data itu dibantah dengan gampang oleh Yusril, denny Cuma 
diam saja. Dialog itu jelas tak imbang. Karena denny bukan imbangnya Yusril. 
Denny itu orang kemaren sore yang menjadi “ahli hokum tata Negara”. 
Sedangkan Yusril itu setara dengan Jimly ashidiqie, Ismail
 suny, prof. harun al rasyid dll. Denny Cuma terkenal gara-gara dia 
“berhasil” menyerang habis Bagir Manan sewaktu Mahkamah agung (MA) diserang 
habis lewat isu kasus suap menyuap probosutedjo. Sebelumnya dia hanya tukang 
tulis artikel di Koran-koran. Itupun Cuma Koran local. Kok tiba-tiba dipilih 
menjadi pembicara mengimbangi Yusril? Ini yang aneh. 
  
  Sialnya lagi, melihat presenter SCTV yang ternyata bloon juga. Dia sama 
sekali tak mengerti apa yang dibincangkan. Cuma manut-manut saja. Tidak mampu 
mengendalikan Denny yang nyerocos nggak jelas. Tidak mampu menepis tangkisan 
Yusril dengan argumentasi khas presenter Liputan 6. Ini jelas kemunduran bagi 
SCTV. Isu yang dipilih sebenarnya menarik. Tapi pembicara yang dipilih sama 
sekali tidak berbobot. Bagi yang ngerti hokum, pasti akan menertawakan gaya 
denny yang mencoba popular dengan terus berusaha menyerang Yusril. Jadi, SCTV 
mesti lebih selektif dalam memilih nara sumber. Masa seorang menteri diimbangi 
pakar hokum kemaren sore yang lahir karena memang sebuah sensasi. Gimana tuh 
SCTV? 
    
---------------------------------
  Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!  

         

       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

Kirim email ke