--- In mediacare@yahoogroups.com, diah Rofika <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
---------------- dibusek ---------
>    
>   Buat Malaysia yang merupakan tetangga terdekat kita, begitulah 
bung, benar apa kata pepatah dekat itu bau tahi tapi kalau jauh bau 
wangi. Kita kalau hidup berdekatan dengan saudara seringkali jadi 
tidak rukun tapi kalau kita hidup berjauhan kita saling merindukan. 
begitulah kita dengan malaysia
>    
>   salam
>    
>   diah
> 

Mbak, sejak kapan kita, kalau berjauhan, merindukan Malaysia? Jauh 
dekat saya tak pernah merindukan malaysia mbak ha ha ha. Tapi kalau 
tempe bacem, rujak cingur atau pecel Madiun (Mediunan).. nah itu 
saya rindukan jauh dekat..

Memang mas Dewanto benar, si Malaysia itu malu laluin. Pake sok 
claim lagu bersama, lagu rumpun Malayu. Jangan lupa mereka juga 
anggap Hang Tuah, hang Jebat, hang Kesturi itu pahlawan mereka, 
padahal ini pahlawan dari dongeng Malayu.

Lucunya, disana, baik di KL, atau kota kota lain, seperti Malakka, 
Ipoh, Penang, Cameron Highland, Kota Kinibalu, Kuching, Bintulu, 
Miri. dsb, banyak yang tak faham bahasa malayu. Mahathir pun pidato 
kenegaraan dalam bahasa mantan penjajah, Inggres...

Salam

Danardono



> Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           
> rasa sayange mungkin benar lagu rakyat kepulauan nusantara.
> 
> dalam acara di forum internasional, peserta dari indonesia, 
> singapura dan malesia biasa menyanyikan lagu itu bersama-sama.
> 
> cuma kurang elok kalau malesia sekarang sendirian menjadikan 
> lagu itu untuk promosi pariwisatanya. mestinya mereka malu.
> 
> 
> 
> At 02:04 PM 10/4/2007 +0700, you wrote:
> 
>    
> Sembari mencerca Malaysia, mari kita tengok ulah birokrat di 
negeri. Kita ulas keberadaan Departemen atau Direktorat Jendral yang 
mengurusi paten, hak cipta, merk dan lainnya. Apakah Anda pernah 
mengalami kesulitan saat mengurus paten dan sebagainya karena 
birokrasinya berbelit-belit? Apakah perlu keluar uang? Berapa 
jumlahnya? Kalau musti bayar, apakah biayanya lebih mahal dari pada 
yang sudah ditentukan? Kalau memang begitu keadaannya, tak heran 
urusan paten mematen produk/jasa di negeri ini akan terus menjadi 
masalah.
>  
> Jalan keluarnya: Pemerintah harus berani merombak tuntas birokrat 
di departemen/dirjen tersebut. Janganlah persoalan yang sebenarnya 
mudah, tapi malah dipersusah.
>  
>    
> 
>                          
> 
>        
> ---------------------------------
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di 
Yahoo! Answers
>


Kirim email ke