tambahin yah
mungkin bukan cuma kurikulum yang terlalu berat,
mungkin juga bukan cuma team pengajar (yang selalu
mengajarkan tentang kecengengan) tapi juga mungkin
karena jaman kemarenkan Indonesia militeristik banget
tuh.

semuanya harus serba militer. siswa sd/smp/sma mesti
pake seragam (ala militer), setiap hari senin mesti
upacara (ala militer), sampe-sampe kegiatan ekstra
kulikuler pun ikut-ikutan pake system semi militer,
contohnya liat aja adik-adik pramuka kita atau
paskibraka kita. mangkanya mutu siswa/siswinya sama
seperti seorang prajurit. yang mau melakukan semua
kegiatannya asal ada yang nyuruh bukan berdasarkan
inisiatif sendiri, katakan disiplin mereka itu bukan
disiplin keilmuan tapi disiplin militer...he he he...

kalo sudah seperti itu muncul pemberontakan dari
mereka-mereka yang punya inisiatif. saking beratnya
pendidikan yang mereka dapet, akhirnya mereka nyari
yang ringan-ringan misalnya nge-band. walhasil
Indonesia banyak sekali seniman bukan teknokrat. coba
aja anda naek bis keliling jakarta pasti anda bertemu
dengan lulusan sma yang lagi ngamen, ada yang baca
puisi, ada yang nyanyi, yah begitulah..........

Indonesia kan seharusnya lebih bisa berdiskusi, karena
yang diwariskan leluhur kita kan gotong royong.  
  
--- I Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> On Fri, 15 Mar 2002, Dayan wrote:
> 
> > Kalau mau di'lebar'kan, justru belajar bagaimana
> caranya belajar, merupakan
> > tahapan yang amat panjang. Tapi kalau sudah
> menangkap filosofinya, segala
> > sesuatunya akan tampak sederhana. Ini pengalaman
> sendiri. Terima kasih untuk
> > Pak IMW, yang sudah mengingatkan indahnya kegiatan
> belajar, karena ia
> > merupakan suatu bentuk seni.
> 
> Justru ini mungkin yang membedakan tahapan TK/SD di
> negara "Schumacher"
> ini dengan tahapan TK/SD di negara kita tercinta. 
> Di sini anak TK/SD
> relatif diajari bagaimana mereka menyenangi proses
> belajar itu.  
> Bagaimana mereka tumbuh keinginan untuk belajar
> mandiri. Relatif kelas 1-3
> hal itu yang kental ditanamkan, ketimbang menghafal
> pelajaran yang
> berat-berat, yang malah membuat murid "benci" dengan
> proses belajar.
> 
> Justru itu saya sering "sedih" melihat anak TK/SD di
> Indonesia sering
> diberi beban di sekolah berlebihan.  Saya cuma
> kasihan, mereka sudah
> terampas haknya untuk menikmati masa-masa terindah
> untuk bermain.  Masa
> itu khan tak terulang lagi 8-)
> 
> BTW Universitas pun sering di"giring" ke arah yang
> menghasilkan mahasiswa
> yang "katanya" siap pakai, ketimbang "siap belajar".
>  Padahal di alam yg
> serba berubah dengan cepat ini, maka kemampuan "siap
> belajar" akan lebih
> mendukung ketimbang sekedar "siap pakai".
> 
> > >Nah tentu saja kondisi di atas (guru belajar juga
> dari murid..dll) hanya
> > >akan tercapai bila si murid juga aktif. 
> > 
> > Namun, keadaannya akan berbeda jika dalam ruangan
> kelas, yang dipenuhi oleh
> > sekian kepala, dengan tujuan yang tidak selalu
> sama. Sang pengajar mustilah
> > memahami satu titik yang menjadi perhatian semua
> murid. Dan ini mustahil
> > akan ia temukan, kalau sekadar mengajar saja,
> tanpa keinginan menumbuhkan
> > perhatian pada kalangan murid.
> 
> Hal itu makin dipersulit karena banyak murid datang
> ke kelas hanya karena
> merasa "harus datang" tanpa ada keinginan memperkaya
> pengetahuan sendiri.
> Sehingga di kelas akan lebih tertarik untuk
> mengobrol, atau melihat ke
> jendela luar dan bengong, atau kirim-kiriman surat
> dengan tetangga
> sebelah, atau mungkin sekarnag kirim-kiriman SMS.
> 
> Di dalam "alam" yang makin penuh dengan media ini
> (nota bene adalah
> penarik perhatian) tugas guru/dosen akan makin berat
> unutk menarik
> perhatian murid/mahasiswa. Sehingga kesadaran
> murid/mahasiswa lah yang
> sebenarnya akan berperan lebih besar. (Contoh :
> jaman saya kuliah, dosen
> tidak pernah menghadapi gangguan perhatian karena
> mahasiswa kirim-kiriman
> SMS)
> 
> > Membenahi sistem, memang bukan pekerjaan 10
> tahun-an. Paling tidak yang kita
> > lakukan dalam milis ini, atau memelihara milis
> sendiri, merupakan usaha ke
> > arah tersebut, yang mungkin tidak akan pernah kita
> saksikan hasilnya.
> > Selamat, untuk Anda semua yang meluangkan waktunya
> dalam milis -apa pun
> > namanya- dan ikut berbicara dan berusaha
> mempengaruhi seisinya, bukan
> > sekadar menyerap.
> 
> Memelihara suatu proses diskusi (apapun jawaban
> akhir diskusi itu)
> terkadang lebih berarti daripada jawaban akhir
> diskusi itu.  Kalau di
> Jerman ini ditempuh dalam mata pelajaran "Politik"
> (di anak kelas 4-5 SD).
> Mereka dikelompokkan dalam suatu grup, tiap grup
> terdiri dari anak yang
> beragam (guru menentukan grup nya). Lalu tiap
> kelompok diberikan
> permasalahan sehari-hari, dan diminta
> jawaban/pendapatnya.
> 
> > Sependapat. Berbahasa dengan baik -artinya
> didukung oleh kegiatan banyak
> > membaca, menulis dan tentunya berbicara dalam
> bahasa tersebut- artinya
> > menyampaikan dengan baik dan sederhana hal yang
> ada dalam kepala kita.
> 
> Bisa berbicara dengan baik, bila banyak mendengar. 
> Bisa menulis dengan
> baik bila banyak membaca 8-).
> 
> > Pak IMW pasti tahu nama milis itu...juga
> orang-orangnya...
> > :)
> 
> He.he.h.he. saya juga sering disebut orang yang
> membuat bangsa Indonesia
> makin bodoh koq,  Hanya gara-gara saya memimpin tim
> yang membuat
> penerjemahan berbagai program ke bahasa Indonesia. 
> Saya cuma ingat
> bagaimana nasib saudara-saudara kita yang kebetulan
> tidak sempat
> kursus/belajar bahasa Inggris.  Apa masih juga kita
> halangi kesempata
> mereka mencicipi teknologi informasi ??
> 
> Atau memang kita orang-orang yang mengaku "bisa TI"
> ini mencoba memberikan
> kesempatan kepada saudara-saudara kita, sehingga
> kita bisa "mengambil
> keuntungan" dari ke"kurangan" informasi mereka ?
> 
> > >Salam buat
> > >rekan-rekan Palembang 
> > 
> > Terima kasih Pak, akan saya saya sampaikan. Kapan
> Anda mampir di Palembang
> > lagi ?
> 
> Wah belum sempet lagi nih.  Nanti lah setelah
> selesai studi saya.
> 
> IMW
> 
> 
> * Gunadarma Mailing List
> -----------------------------------------------
> * Archives     :
> http://milis-archives.gunadarma.ac.id
> * Langganan    : Kirim Email kosong ke
> [EMAIL PROTECTED]
> * Berhenti     : Kirim Email kosong ke
> [EMAIL PROTECTED]
> * Administrator: [EMAIL PROTECTED]
> 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Sports - live college hoops coverage
http://sports.yahoo.com/

* Gunadarma Mailing List -----------------------------------------------
* Archives     : http://milis-archives.gunadarma.ac.id
* Langganan    : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Berhenti     : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Administrator: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke