----- Original Message -----
From: "I Made Wiryana" <[EMAIL PROTECTED]>

> Cerita di atas adalah gambaran yg sering saya dapatkan di berbagai kelas
> (bukan cuma pengalaman saya, btw soal ngajar di depan kelas, atau kuliah
> umum sudah jadi "santapan rutin" bagi saya, bukan 100 orang lagi tapi bisa
> 400 orang 8-).  Di samping itu saya sering ngajar mata kuliah sama tetapi
> kelas berbeda (pernah pada 1 semester 10 klas paralel).

------------------------------
mohon mangap pak... eh maaf, saya memang tahu reputasi anda (sebelum masuk
GNR loh..), bahkan banyak kalangan yg mengatakan salah satu pakar IT selain
mas Onno,... cuman kebetulan saya bukan tipikal orang yg suka men"dewa"kan,
tapi saya suka diskusi memberikan pencerahan, dimana akan terjadi proses
belajar pada kedua belah pihak.


> berkesan memberi internal lecutre adalah di salah satu institusi
> "tentara".  Walaupun berpangkat "bintang" mereka adalah mahasiswa yg
> jempolan !!! salut saya.
------------------------------
pengalaman dosen yg mengajar ke instansi langsung memang sering lain dng yg
dialami oleh yg mengajar di kampus,
bisa ditanyakan pada dosen-dosen ITI (Institut Teknologi Industri) yg kelas
kakap yg mengajar di kantor kami (+/- 2 thn).

>
> Intinya gini mahasiswa masuk ke kelas, akan "baik dan mendengarkan" bila
> sesuai dg yg diharapkan (tentu saja betul).  Nah yg jadi permasalahan
> adalah apa yg diharapkan mahasiswa di kelas ini kadang tidak sesuai dg
> "apa yg seharusnya diharapkan oleh mahasiswa di kelas" (utk tingkat
> mahasiswa).  Sebagian besar mahasiswa di Indonesia masih berharap masuk ke
> ruang kuliah seperti halnya masuk ke ruang kelas di tingkat SMP/SMA.
----------------------------------------------------------------------------
--
ini tidak hanya melanda mahasiswa kang,... bijimane dng yg di DPR sono, yg
udech S3 spt kisanak,
cuman pada tidur tuch pas ngomongin "rakyat"...


> Biasanya mahasiswa akan "senang" dan anteng, kalau si dosen mengajar dg
> pola di atas apalagi bila materinya "langsung kepakai".  Nah untuk kondisi
> ini biasanya dia akan duduk tenang, mendengar (apalagi kalau yg di kelas
> akan keluar di ujian).  Jelas ini akan berat bagi dosen yg megnajar
> materi-materi teoritis (logika, numerik dsb) yg dalam benak mahasiswa
----------------------------------------------------------------
ngak juga,... dikampus yg lama, dosen pernah belajar elemen mesin, mekanika
teknik, dan hal-hal yg ngejelimet lainya,..
cuman bisa aja tuch "mengendalikan" kondisi kelas, ada Dosen yg bisa bikin
ngantuk, tapi ada juga yg bisa bikin penasaran utk diskusi... saya kira
bukan melulu karena kedewasaan mahasiswa yg abal-abal, tapi karena metode/
teknik pendekatan Dosen yg nggak mendukung..selain karena pola pengajaran
Doktrinisasi (pemaksaan "kehendak").

> Dibandingkan dg pengajar di Jerman, pengajar di Gunadarma masih mending
> deh.  Banyak Profesor yg kalo namanya "Vorlessung", datang, buka buku,
> baca buku.  Selesai.  Di Australia banyak juga dosen saya, masuk kelas,
> bagi.bagi tugas, minggu depan gantian presentasi, dia cukup duduk saja.
> Pas ditanya jawabnya "Ndak tahu, anda yg cari nanti presentasikan".
-----------------------------
itu khan kondisi skrg, bijimane prosesnya mhs negara tsb ke arah spt itu,
mungkin bisa disharkan, jadi tidak spt studi perbandingan spt yg dilakukan
oleh pemkot DKI, yg hanya melihat "hasil skrg". (spt yg diungkapkan oleh
bpk)


> BTW, bagaimana saya mengajar ? silahkan tanya kepada para mahasiswa yg
> rela merogoh kantong utk mendengarkan saya memberikan "seminar" atau
> kuliah umum 8-)

---------------------------
..hehehe, belum tahu sich, mungkin suatu saat, kalo materinya cocok

salam,
18100018
praktisi juga spt Samunanto




* Gunadarma Mailing List -----------------------------------------------
* Archives     : http://milis-archives.gunadarma.ac.id
* Langganan    : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Berhenti     : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Administrator: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke