Sharing yg bagus pak..yg expert aja masih terus belajar n cut loss bukan akhir segalanya..:) kecuali abis cut loss trus loncat dr lantai gedung bertingkat nah itu baru akhir dr segalanya krn ga bs di buy back..hehehehehe
Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: stock.bree...@yahoo.com Date: Sun, 17 Jan 2010 02:54:45 To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com> Subject: [ob] ON LETTING GO (mohon ijin share) Such an interesting topic!!!........ Ijinkan saya untuk share sedikit.. Kebetulan saja saya kenal dengan seorang teman dengan title TRADER yg setiap hari kerjanya CUT LOSS paling gak 1x.. Pertanyaannya.. BODOH kah orang tersebut sampai setiap hari harus CUT LOSS???.. Kalo kita lihat tanpa menggunakan kaca mata "3 dimensi" then YES ABSOLUTELY STUPID!!!.. Tetapi saat saya mendapatkan jawaban dari sang empunya.. Mulut saya hanya bisa menganga saat beliau bilang bahwa itu TRADING STYLE saya!!!.. Beliau berkata.. "Kalo saya tidak CUTLOSS artinya market SUPER BULLISH!!!.. Artinya hampir semua orang pun tidak perlu CUT LOSS.. Bahkan BD2 KECIL PENAKUT seperti para GL di OB pun tidak KHAWATIR dengan adanya MUSUH sehingga TIDAK perlu LARI TERKENCING2 seperti yang kita liat selama ini!!!".. Alasan lain lagi yang tidak kalah membuat saya terperangah adalah bahwa CUT LOSS itu juga merupakan REMINDER bagi dirinya sendiri untuk membuat dia SADAR bahwa dia HANYA MANUSIA BIASA bukan yang tahu segalanya ataupun punya kuasa atas segalanya.. Sebab yg paling berkuasa itu hanyalah TUHAN YMK!!!".. Mottonya tradingnya sederhana tapi sulit untuk diikuti --> DISIPLIN AKAN TRADING PLAN YG TELAH DIBUAT!!!.. Baginya tekan tombol BUY itu SAMA PENTING nya dgn tombol SELL!!!.. "Banyak orang lupa bahwa mereka trading/investing untuk mencari cuan.. Akan tetapi sebelum tombol SELL ditekan cuan mark 2 marked itu hanyalah CUAN SEMU!!!.. Bisa saja besok begitu market open ada berita CA ataupun berita2 negatif lainnya yg membuat harga TURUN DALAM melewati harga open position kita!!!" (Mungkin ini tidak berlaku untuk P Rei yg modal PTBAnya juawuhhh dibawah ^^.. But what my friend is trying to say is "TETAP BERKURANG KAN CUAN NYA???!!!^^" Oh yah saya lupa ceritakan 2 bagian terpenting.. 1. Beliau ini telah menyelesaikan edukasi MASTERnya dibidang INVESTMENT.. Jadi basically beliau ini BUKAN NEWBIE dan sudah memiliki KNOWLEDGE diatas basic level dalam seluk beluk dunia persahaman maupun instrumen investasi lainnya.. Jadi strategy CUT LOSS ini bukan merupakan pilihan ngasal tanpa perhitungan yg matang!!!.. 2. Walaupun CUT LOSS rutin setiap harinya.. Beliau ini setiap harinya JUGA rutin score MINIMAL 5 rit disana-sini.. Bagi beliau yg terpenting BOTTOM LINE scored GAIN>LOSS!!!.. U name it lah.. Dia punya segudang strategy.. Mau BUY lalu SELL.. Ataupun SELL-BUY (SHORT BARANG SENDIRI untuk meminimalkan dampak yg terjadi saat harga saham yg kita pegang turun seperti yg diceritakan Prof JT diemail sebelumnya).. And he's keep practising and eager getting better day-to-day!!!.. Sehari 20 rit BUY-SELL???.. PERNAH KATANYA ^^ Ada 1 hal quote yg PALING MENARIK untuk saya pribadi terutama bagi kita yg berkecimpung didunia investasi.. "Kalau anda sudah sampai titik dimana anda merasa hebat dan tidak mau/perlu untuk belajar lagi.. Sebenarnya itu adalah AKHIR dari perjalanan hidup anda!!!" Have a blessed sunday all^^ -----Original Message----- From: "A9" <artomo...@yahoo.co.id> Date: Sun, 17 Jan 2010 01:49:32 To: Ob group<obrolan-bandar@yahoogroups.com> Subject: Re: [ob] ON LETTING GO Ane Cutloss sih biasa. Kalo cuan baru ruaar biasa. Namanya juga bursa, mana tau harga mau kemana. Yg penting disiplin. Disiplin cutloss and disiplin cuan. Artomoro9 -----Original Message----- From: "JT" <jsxtra...@yahoo.com> Date: Sun, 17 Jan 2010 08:44:46 To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>; 'Nindya G'<nind...@yahoo.com> Cc: <jsxtra...@yahoogroups.com> Subject: RE: [ob] ON LETTING GO Ini ane setuju banget !…, CL mah emang udah kerjaan kite (trader), biasa aja itu…, kalo orang betawi bilang, no big deal !..., jadi kurang tepatlah lah kalo dianalogikan dgn kehilangan suami….., after all, WE DO NOT married a stock, Never ! JT From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com] On Behalf Of HepisahaM Sent: 17 Januari 2010 8:13 To: Nindya G; Obrolan bandar Subject: Re: [ob] ON LETTING GO Jadi menurut sy cut loss itu seperti rutinitas yang membiasa, bukan traumatic mendalam seperti illustrasi kehilangan suami. Apakah padanan cut loss itu bisa disetarakan dengan suami impoten atau dinas ke luar kota, Nin yg lebih ahli. Note : mohon jangan diartikan bila suami/istri kita lower low (letoy), dan closing below previous high (climaks nya tdk senikmat sebelumnya) harus cari pacar lagi/selingkuh ...kha.... with kind regards hepisaham Buy only Stock when HEPI RISK LEVEL is LOW Powered by Risk Based Trading System (RBTS) Facebook : hepisaham _____ From: Nindya G <nind...@yahoo.com> Date: Sat, 16 Jan 2010 15:42:08 -0800 (PST) To: Obrolan Bandar<obrolan-bandar@yahoogroups.com> Subject: [ob] ON LETTING GO ON LETTING GO (OB translation: Rela CUT LOSS) By Nindya G Seorang ibu dibawa kerabatnya ke dokter ahli jiwa. Si ibu nampak murung, pandangannya sering kosong. Dari wawancara dengan si ibu dan tambahan informasi dari si kerabat didapatkan informasi bahwa suami si ibu meninggal lebih setahun yang lewat. Sejak kepergian sang suami, si ibu ini menjadi sangat pemurung, suka mengurung diri di kamar, tidak mau lagi melakukan aktifitas yang sebelumnya sangat disukai. Dalam sesi-sesi psychotherapy berikutnya si ibu mulai bisa bercerita tentang bagaimana dia sangat kehilangan suaminya. Dia masih sering membayangkan dan mengharapkan kepulangan suami saat-saat jam kepulangan suami dulu. Dia akan menangis tersedu-sedu saat menyadari bahwa sang suami benar-benar sudah tidak mungkin kembali. Selama lebih dari setahun si ibu ini benar-benar terpenjara dalam pengharapan yang sia-sia dan terperangkap dalam attachment (kemelekatan) yang tidak sehat. Ketidak-mampuannya untuk let go telah merampas waktu, tenaga, pikiran dan terlebih lagi, kedamaian dan kebahagiaan yang mestinya tetap bisa dia nikmati. Bagaimana dengan kita para trader? Pernahkah kita mengalami masa-masa sulit seperti ini di dunia trading? Saat-saat di mana kita masih berpegang pada kenangan dan pengharapan ketika BUMI seharga 8750? Ketika Bumi meluncur ke 7000-an kita masih mengatakan, “Ah, paling sebentar lagi juga balik lagi.” Kita kemudian beli lagi, average down dengan perhitungan, “Kan harga rata-ratanya jadi lebih murah?” Dan kita terus melakukan average down sampai seluruh uang kita habis; hingga mimpi buruk menyentakkan kita ketika Bumi benar-benar dibuat sebagai barang murahan di harga 385. Ketika harga saham mulai naik, kita cuma tinggal sebagai penonton karena modal sudah habis. Tiap hari, ketika trader-trader lain bersorak dan tertawa karena bisa cuan, kita hanya gigit jari dan berkata, “Ugh, I wish.....”. Dalam kasus si Ibu, satu-satunya hal yang bisa membuatnya meraih kembali kebahagiaanya adalah to let go (merelakan yang terjadi, menerimanya dengan ikhlas dan move on dengan hidupnya). Mengenang suami yang telah pergi sah-sah saja, sering menengok ke pusaranya ya fine-fine saja, berkabung ya monggo saja. Yang tidak seharusnya dilakukan adalah memenjarakan hati, pikiran, dan fisik dalam pengharapan yang tidak rasional. (Mestinya sang suami di alam sana ya tidak rela melihat sang istri menjadi sedemikian menderita, toh ya?) Setelah cukup masa berkabung dan melakukan adaptasi mestinya si Ibu bisa melanjutkan kembali hidupnya dengan ringan dan meraih kembali kebahagiaannya. Mengutip kata teman dekat saya, ”Ketika kau siap untuk menikah, maka kau harus siap untuk menjadi janda.” Hal yang sama berlaku pada kita para trader. Ketika saham sudah memasuki masa downtrend, masa istirahat, kita harus merelakannya pergi untuk sementara. Ketika batas angka support itu tertembus ke bawah dengan volume yang besar, itulah saatnya kita katakan sayonara kepada saham kita. ”Waduh, kita rugi sekian banyak, dong?” Hati kita pasti akan mengatakan demikian. Well, lebih rugi lagi kalau kita tidak berani let go, CUT LOSS. Namanya saja cut loss (memangkas kerugian), itu pastilah lebih sehat daripada FOREVER LOSS. Hehehe. Sakit, ya? Pasti. Sama seperti ketika si ibu harus mengatakan, ”Sampai berjumpa lagi di alam baka nanti, Kekasih,” kepada almarhum suaminya. Ada kehilangan yang dalam, menyesakkan, dan terasa tak tergantikan. Namun proses itu harus dilalui dan dilakukan agar dia bisa mendapatkan kelepasan dari kepedihannya, dapat melanjutkan hidupnya dengan hati ringan dan tidak terpaku ke belakang. So, Obers, siapkah kita untuk LET GO? Beranikah kita untuk CUT LOSS dan bersyukur karenanya? Mengutip kata-kata Suheng terkasih saya, “Ketika kau memutuskan untuk membeli suatu saham, kau harus langsung menentukan pintu keluarnya.” Tentunya yang dimaksud salah satunya adalah pintu CUT LOSS. Have a blessed week-end! <http://mail.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/tsmileys2/40.gif> Nin <http://club9saham.blogspot.com/> http://club9saham.blogspot..com/ facebook: Nindya Gracia == only with the heart one can see clearly ==