Amen pak.. Saya juga benci sama artikel sampah begini.. But hey, next/delete 
button just one click away, rite? :)

Tetap semangat, orang" pandai! Stay in school! Dan jangan lupa bergaul buat 
networkingnya! :)



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: mikey <lionb...@gmail.com>
Date: Mon, 1 Feb 2010 07:15:13 
To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
Subject: Re: [ob] Orang bodoh vs orang pintar by Mario Teguh

Ini artikelnya sepertinya tidak ada background checknya
BIll Gates itu bukan orang bodoh, dia itu anak orang kaya, kakeknya punya
bank di seattle & maminya punya banyak koneksi.
Dia bisa sukses dengan microsoft lantaran maminya kenalin Bill dengan CEO
IBM, dan hoki aja programnya mau dipakai di personal computer.
Kalau maminya orang biasa2 & kakeknya bukan konglomerat yang punya bank, ga
mungkin lah yah bisa sukses
Dan Bill sendiri terbukti orang pintar karena masuknya pun ke Harvard (kalau
tidak salah)

Goggle bisa sukses dengan 2 orang baru lulus, coba cek dulu backingnya
siapa.
CEO Pepsi, CEO Kodak, dan satu CEO lagi (saya lupa) sebagai backing
financialnya, dan ada 1 orang ex CEO lagi umur 60an yang masuk ke google
pertama kali untuk mempromosikan karya 2 orang undergrads ini.

Artikel2 seperti ini menghasut. Kakak ipar saya sampe drop out dari kuliah
karena terlalu banyak membaca artikel seperti ini tanpa membaca lebih detail
lagi cerita yang sebenarnya.

Kalau semua orang berpikir mau jadi orang bodoh, apa jadinya dunia ini? Mana
ada lagi orang pintar?

Jaman sekarang, orang pintar juga tidak bodo, dia liat bossnya bodo, tinggal
bikin usaha serupa dengan si boss bodo, customernya ditarikin semua, si boss
bodo udah ga bisa apa2 (namanya juga bodo). Customernya juga tau siapa yang
pintar dan siapa yang bodo.

Satu lagi, orang bodo itu biasanya meniru, tidak bisa menciptakan inovasi.
Inovasi diciptakan sama orang pintar.

Sukses tidaknya anda, bukan karena pintar atau bodoh.
Semua ditentukan dengan "networking". Rumus sukses 20% kerja keras, 80%
network

Masih ga percaya, tanya aja sama Om Liem / Eka Cipta
Kalau bukan karena network, bagaimana mereka bisa sukses?

Kirim email ke