Selama jumlah manusia bertambah, kebutuhan pokok akan tetap ada, kalau tidak
naik.

Kebutuhan pokok: sandang pangan papan.

Dan yang  tidak mungkin turun adalah kebutuhan energy, yang ada cuma
peralihan: dari oil ke coal, dari coal ke biodiesel atau nuclear, dari
nuclear ke solar/wind, dari wind ke hydrogen.. tapi yang jelas demand gak
akan turun. Tinggal dicari mana yang supplynya banyak dan murah, pasti orang
akan pindah kesitu, someday.

Energy tidak cuma buat transportasi, tapi juga buat listrik. Kalau demand
seperti barang elektronik, kendaraan, foya-foya, luxury, dll mestinya sih
turun ya..

Regards,
DE

2008/1/24 gambler <[EMAIL PROTECTED]>:

>   Lho faktor ekonomi global tidak diperhitungkan? ekonomi negara2 didunia
> tidak independen loh tapi interdependen - saling memiliki keterkaitan.
> Ekonomi di US lesu tentu impor barang dari RI berkurang yg mana penjualan
> perusahaan di RI juga menurun yg akhirnya keuntungan usaha juga turun.
>
> Belum lagi efek tidak langsungnya, ekspor barang dari RI ke negara lain
> juga
> akan mengalami penurunan kalau negara tujuan juga mengalami kelesuan
> karena
> imbas dari US (seperti yg dialami oleh RI).
>
> Bisa2 dividen tidak ada atau malah perusahaan mengalami kerugian, kan kita
>
> membeli saham emiten bukan hanya memandang keuntungan usaha di masa lalu
> tapi juga prediksi kondisi perusahaan di masa yg akan datang.
>
> ...
>
> ----- Original Message -----
> From: "john ramos butarbutar" <[EMAIL 
> PROTECTED]<johnramosbutarbutar%40yahoo.com>
> >
> To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com>>
> Sent: Wednesday, January 23, 2008 5:43 PM
> Subject: [obrolan-bandar] Re: Analisis Goe Siauw Hong
>
> > Saya jadi ingin komentar nih.....
> > Begini..ya...kita kembali kepada teori dasar saham bahwa seseorang
> > ingin membeli saham karena ingin mendapatkan keuntungan dari
> > perusahaan tersebut, dimana dianggap perusahaan tersebut pada masa
> > yang akan datang akan memberikan imbal hasil yang lebih besar dari
> > tabungan / deposito. Keuntungan utama yg diperhitungkan oleh si
> > pembeli saham adalah Deviden yg akan dibagikan oleh si perusahaan
> > sedangkan keuntungan TAMBAHANNYA adalah dari kenaikan harga Saham
> > itu sendiri atau Capital Gain. nah...kalau dari devidennya itu
> > sendiri sudah melebihi dari tingkat suku bunga deposito maka orang
> > pasti akan banyak membeli saham perusahaan tersebut.
> >
> > Kalau kita tarik hal itu kepada kondisi kita sekarang....banyak
> > perusahaan2 di Indonesia yang berkembang sangat pesat dan memilki
> > keuntungan yg tinggi, otomatis banyak investor yg akan membeli saham
> > perusahaan tersebut, dan apa yang terjadi di Amerika merupakan latah-
> > latahan pada bursa kita. Padahal disana banyak perusahaan yg merugi
> > khususnya Bank sedangkan di kita banyak perusahaan yg untung (
> > perbankan di Indonesia juga termasuk untung ) jadi hanya efek latah-
> > latahan dan FM asing merealisasikan keuntungannya utk menutupi
> > kerugian protfolionya di negara Paman Sam ( hal ini hanya sedikit )
> > Toh....nanti mereka juga akan balik lagi...karena itu tadi..Banyak
> > perusahaan di kita yang untung dan mempunyai prospek yang bagus.
> >
> > Apalagi dgn penurunan suku bunga yg drastis di USA walaupun cuma
> > overnight tapi pasti akan disusul dg penurunan suku bunga banknya (
> > Riil ) membuat orang mencari tampat investasi yg lebih menguntungkan
> > dan hal ini pasti akan dibarengi penurunan suku bunga di dalam
> > negeri kita. ( coba pilih mana uang di deposito dg bunga 5 % atau
> > dibelikan saham yg akan memberikan deviden 6 % )
> >
> > Jadi apa yang dikatakan Goei Siauw hanyalah sebuah hasutan untuk
> > menakuti investor di kita.
> >
> > LOGIKA DIPAKAI DONG......
> >
> >
> >
> > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com>,
> "Coba Coba" <[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> >>
> >> Bagi yang enggak langganan KONTAN, ini ada analisis menarik dari
> > Goei Siauw
> >> Hong, mantan analis saham kampiun era sebelum krisis 1997. Para
> > investor
> >> lama mungkin masih ingat dia.
> >> --------
> >>
> >> Ini Awal Kelesuan Bursa Saham
> >>
> >> Goei Siauw Hong ,
> >> Pengamat Pasar Modal
> >>
> >> Keputusan The Fed menurunkan bunga 75 basis poin mungkin akan
> > berdampak baik
> >> terhadap bursa. Cuma, dampak baik itu bakal berumur satu dua hari
> > saja.
> >> Sebab, di sisi lain ini menandakan bahwa krisis subprime mortgage
> > di Amerika
> >> sangat serius.
> >> Cuma, pelaku pasar menganggap enteng. Padahal, kerugian dari sini
> > bisa
> >> mencapai US$ 400 miliar. Orang lupa, yang muncul ke permukaan baru
> > US$ 100
> >> miliar. Jadi, masih ada tiga kali lipat lagi yang belum keluar.
> >> Saya yakin, belum semua bank mengumumkan kerugiannya karena
> > menghindari
> >> rush. Makanya, mereka mengantisipasi dengan mengumumkan kerugian
> > kalau sudah
> >> mendapatkan suntikan dana. Prediksi saya bakal ada kejutan lain.
> >> Saran saya, untuk investor jangka pendek (tiga hingga enam bulan)
> > kurangi
> >> investasi saham. Cari investasi yang defensif, seperti deposito.
> > Sebab,
> >> masalah ini tak akan selesai dalam satu tahun. Investor ritel atau
> > institusi
> >> harus tahu sejarah dunia saham. Ingat, ini bukan pertama kalinya
> > bearish
> >> terjadi di Bursa Efek Indonesia. Dan bukan tak mungkin bursa akan
> > jatuh
> >> hingga sepertiganya.
> >> Investor yang sudah telanjur masuk, tanyalah pada diri Anda? How
> > long will
> >> you hold on? Ini bukan koreksi teknikal. Ini adalah awal periode
> > kelesuan
> >> pasar atau bearish. Jika Anda tak sanggup membiarkan uang itu
> > menganggur
> >> dalam dua atau tiga tahun, lebih baik cut loss.
> >>
> >
> >
> >
> >
> > + +
> > + + + + +
> > Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
> > kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
> > + + + + +
> > + +
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
>
>  
>

Kirim email ke