Selamat ya Pak TINS ngamuk :-)
Angelo Ferdinand <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Tambahan Bisnis Indonesia 21 April 2008 (pagi ini ) : Harga Tin LME pertengahan tahun 2008 diperkirakan 25rebu/ton.... http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/bursa/1id54987.html 2008/4/21 Angelo Ferdinand <[EMAIL PROTECTED]>: Thanks atas ulasannya Pak Dick. Ulasan beginian akan memberi masukan yang lengkap pada anggota OB terhadap saham TINS dari sisi optimistis dan juga sisi pesimistis. Mengenai komparasi dengan INCO, saya juga sependapat, bahwa management INCO sulit untuk dibandingkan dengan manajemen TINS. Namun, ada satu hal yang sulit terbantahkan dan sulit untuk dibelokkan dan dirumorkan, yakni parameter harga metal LME pak yang terang benderang dan gak bisa dibohongin. Segimana excellent nya management, kalau harga metalnya terus2 an menurun atau gak naik2 sementara COGS nya naik sehubungan dengan BBM dan inflasi, repot juga menaikkan EPS nya. Kita lihat 4 bulan terakhir penurunan saham INCO yang dibuang asing kayak sampah, dari 11ribuan ke 5800-6000 tgl 10 April. Dan pasca deviden, kembali dirontokin ke 7100. Sangat ironis bila dibandingkan dengan EPS 2007 dan management nya yang world class. Dan sekali lagi, yang melepas saham INCO belakangan ini adalah broker asing pak. Saya salah satu korban kejatuhan INCO yang cukup dalam (walau saya bersikeras tidak menjualnya, namun tidak lagi membelinya). Mari kita lihat TINS : suatu fenomena yang unik, antrian bid-offer nya sangatlah tipis dan sangat tidak likuid untuk kaliber bluechip. Apakah karena saham ini sudah masuk gudang para institusi dan korporasi sehingga yang beredar di retail sangat terbatas sehingga tidak lagi semarak? Ada satu broker asing (negara tetangga?) yang saya perhatikan sejak 9 bulan terakhir, kerjanya net BUY aja, jualan hanya sedikit dan (mungkin) perorangan nya yang jualan. Silahkan lihat di iq plus. Berikutnya, kita lihat penurunan terdalam TINS terbatas di 25,500 tgl 3 April dari tertingginya 35,800. Terus ngebalik dan sekarang sisa -10% dari record tertingginya. Ini juga barangkali komparasi yang cukup menarik. Penutupan jumat lme, kembali naik +250usd/ton sementara nikel lagi2 rontok ke di bawah 29ribu. So? Yang terbaik adalah mari kita rame2 tanyakan keraguan kita soal TINS dari sisi produksi dan optimisme perusahaan pada hari Jumat ini di Grand Hyatt dan marilah kita memutuskan jual/beli TINS dengan lebih mantap. BREAKING NEWS Senin pagi dari analis saya : "TINS: 30,300-32,200. First quarter net profit surged 51% to IDR478 billion due to an increase in sales. It is still trading below its fair value of IDR40,000. BUY on weakness." Disclaimer On. 2008/4/20 Dick Q <[EMAIL PROTECTED]>: Deposit Timah gak bertambah lagi sudah pasti itu. Karena memang sudah gak ada lagi lokasi baru yang potensial. Tapi dengan meningkatnya harga timah maka Mine Planning akan berubah. Reserves yang tadinya non-ekonomis akan naik valuasinya menjadi ekonomis. Area dgn grade rendah juga akan menjadi ekonomis. Dulu predeksi cadangan PT. Timah sekitar 3-5 thn kedepan dengan asumsi harga Timah sekitar USD 7k-10k/tons. Bila harga di atas USD15k, paling tidak jumlah reserves ekonomis mereka bisa mencapai 10-12 thn kedepan. belum termasuk dari pengolahan kembali timah slag (sisa peleburan yg tadinya tidak ekonomis) Sebagian besar cadangan on-shore di kepulauan riau bukan Bangka. yang perlu di diperhatikan adalah : 1. Apakah laba 2008 akan meningkat sesuai peningkatan harga timah ? management BUMN ini dari dulu terkenal boros dan tdk efisien. Sekarang saja tingkat pembelian inventory mereka meningkat tajam. Biasalah kejar komisi supplier mumpung perusahaan untung gede. 2. Sebagian besar kapal keruk PT. Timah tdk dalam kondisi prima karena buruknya sistem maintenance selama ini. 3. Pembelian tin ore dari penambang tradisional akan semakin sulit karena persaingan harga sesama smelter di bangka akan semakin ketat. Harga beli tin ore yg tinggi tentunya mengurangi keuntungan. 4. Kewajiban melakukan reklamasi lahan2 eks penambangan di Bangka/Belitung cost nya semakin meningkat karena penambang tradisional. 5. China sebagai negara dgn cadangan timah terbesar di dunia saat ini apakah akan tetap mempertahankan regulasi pembatasan penambangan bila harga timah semakin tinggi. 6. Program diversifikasi usaha dari BUMN ini terkesan tidak serius dan hanya menghabiskan anggaran saja. Tidak jelas konsepnya mau kemana. Pada masa Dirut Erry R, masih kelihatan visinya mau kemana. kalau sekarang bingung ;) Menurut saya, saham ini bagus untuk trading. Tapi belum cukup meyakinkan untuk di simpan lama. Apalagi membandingkannya dgn INCO dengan management yg sudah teruji dan masuk world class company. Penutupan minggu kemarin, chart saham ini membentuk shooting star..silahkan tunggu pull back bagi yg belum kebagian. dan let's the profit run dan jangan lupa pasang trailing stop. Segitu aja pendapat saya, monggo di share kalo ada pendapat yg berbeda...kita sama2 belajar. Salam, DQ -nubie trader- ----- Original Message ----- From: Angelo Ferdinand To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Sunday, April 20, 2008 09:11 Subject: Re: [obrolan-bandar] TINS fans Thanks Pak Andi, Emang ada satu issue yang selalu mengganggu pergerakan harga saham TINS selama ini : Deposit timah yang tersisa dan belum signifikannya hasil temuan cadangan baru. Langkah TINS untuk mengakuisisi dan melakukan diversifikasi usaha ke value added aspal buton dan tambang batubara (yang sudah berkontribusi +/- 10% terhadap pendapatan TINS tahun 2007), sering digunakan sebagai alasan untuk menahan laju harga sahamnya. Sementara kalau UNTR membeli KP batubara di Kalsel, sahamnya naik melaju kencang. KARK baru saja keluarkan CA mau main di batubara, langsung sahamnya naik dari penny stock menjadi 200an sekarang (bahkan pernah di 600an), ITTG yang baru mau main nikel di Sulawesi dari core bisnisnya yang IT, langsung sahamnya auto reject. Tapi TINS? Diversifikasi sejenis dipakai kelompok tertentu buat negative campaign, hahaha. Kita disodori sebuah opini bahwa cadangan TINS abis dalam 3-5 tahun lagi sehingga saham TINS akan merosot tajam. Emangnya TINS dengan arus kas dan asset yang begitu strong dan potensi perolehan kredit yang begitu besar, up to 5 Tril rupiah, akan diam saja dan menjadikan dirinya sansak tinju, hehehe. Sedikit lo, emiten yang gak punya hutang kayak INCO dan TINS (TINS tahun lalu sudah melunasi seluruh hutang jangka pendeknya). Tahun ini TINS sibuk mengalihkan sumber produknya dari on-shore ke off-shore. Makin langka timah di darat, dominasi TINS makin menggila seharusnya, karena investasi kapal keruk dan kapal sedot tidaklah murah dan pasti tidak lagi dapat dilakukan oleh penambang amatiran dengan biaya pas-pasan, apalagi illegal mining. Kontribusi hasil dari off-shore juga sudah ditarget akan berkisar 35% seperti ucapan Dirut TINS di pertemuan tahunan ITRI di HK. Tapi, apakah saham TINS tahan gempuran? Wah, ini soal lain lagi, pak. Saham apa sih yang gak bisa digempur di bursa? Apalagi awal tahun 2007, TINS hanya 5rebuan. Artinya? Banyak corporate/institusi yang menyimpan harga sangat murah, di rata2 8000-9000an (lihat rti/iqplus), dan bagi mereka (kalau niat) buang di 27rebu-30rebu toh tidak rugi, tapi mampu mengguncang market dan nanti mereka tampung lagi di 25rebu. hehehe, sebuah skenario sederhana bukan? Makanya untuk pemain long seperti saya yang pro deviden (investor value ala WB?), mau dibanting ke 15rebu kek, monggo lah. Asal tiap tahun selama 5 tahun ke depan TINS ngasih laba bersih (bukan deviden lho) 3500++, bagi saya udah lebih hebat dari return ruko saya yang memble.(ruko saya harganya 1,4bio, harga sewanya cuma 75juta setahun, sedih banget, mana tiap abis masa kontrak, saya harus cat ulang dan dandani lagi biar disewa orang lagi, cape deh). Udah ah, pengen baca email/opini yang lain lagi.... Safe Investing Angelo Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com